Tak Ada Liga, Pesepak Bola Wanita Indonesia Terpaksa Alih Karier & Pensiun

22 Mei 2024 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Wanita Indonesia saat berlatih, Januari, 2022. Foto: Dok. PSSI
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Wanita Indonesia saat berlatih, Januari, 2022. Foto: Dok. PSSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liga 1 Putri, kompetisi yang ditunggu-tunggu oleh pesepak bola wanita Indonesia, baru akan bergulir pada 2026 mendatang. Pernyataan itu keluar dari mulut Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, saat ditemui di Bali setelah menonton laga terakhir Indonesia di Piala Asia Wanita U-17, Minggu (12/5).
ADVERTISEMENT
Pemain tentunya jadi pihak yang paling dirugikan dari keputusan tersebut. Setelah pertama kali digelar pada edisi 2019 lalu, Liga 1 Putri tak pernah kembali lagi. Federasi terus menjanjikan akan memutar kompetisi putri di tahun-tahun berikutnya, tapi nihil hasilnya.
Di tengah ketidakpastian hadirnya kompetisi, tak sedikit pesepak bola wanita di Indonesia mulai pasrah dengan kariernya di dunia si Kulit Bundar. Beberapa mulai terpikir untuk berpindah karier, tapi ada juga yang hendak gantung sepatu. Dan ini bukanlah kelas pemain kacangan, tapi pemain langganan atau yang pernah membela tim nasional Indonesia.
Atin Rizky, kiper Timnas Wanita Indonesia. Foto: Dok. Andi Fajar
Atin Rizky, misalnya, kiper yang kini memperkuat PON DKI Jakarta itu siap untuk pindah karier ke futsal jika ada tawaran yang masuk. Alasannya sederhana, menurut Atin futsal memiliki Liga Futsal Profesional Wanita Indonesia (WPFL) yang terus bergulir setiap musim.
ADVERTISEMENT
"Kemungkinan, sih, kalau misalkan ditawarin emang penginnya masuk ke Liga Profesional Futsal. Karena di sepak bola ini kan yang ditunggu-tunggu banget Liga 1. Sedangkan, sampai sekarang Liga 1 tuh nggak ada, kayak cuma dijanjiin," tutur Atin Rizky saat disambangi pada Kamis (16/5) di Kompleks Gelora Bung Karno.
Keinginan serupa juga dituturkan oleh Arisa Afriyani Ulfa. Winger yang sempat membela Timnas Wanita Indonesia pada 2023 lalu juga bilang kalau banting setir ke futsal adalah hal yang paling realistis.
"Kalau aku sama teman-teman sih bisa jadi, ya, kalau di sepak bola nggak ada kompetisinya apalagi kita kan di kategori usia senior. Bisa jadi (pindah) sih karena futsal kan kategori usia umum, bisa jadi kita ke futsal," kata Arisa.
Kapten Timnas Wanita Indonesia era 2018-2022, Ade Mustikiana, saat disambangi di tempat latihan PON DKI Jakarta, Tifosi Sport Center, Jakarta Timur, pada 17 Januari 2024. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pindah karier dari sepak bola ke futsal karena ketiadaan kompetisi sebenarnya bukan hanya wacana semata. Beberapa pemain langganan Timnas Wanita Indonesia kini sudah alih karier ke futsal.
ADVERTISEMENT
Ade Mustikiana, kapten Indonesia di Piala Asia Wanita 2022, kini memperkuat tim futsal PON DKI Jakarta. Terbaru, ada dua nama juga yang mengikuti jejak Ade, yakni Viny Silfianus dan Sheva Imut, keduanya saat ini membela tim MS Futsal Putri Bersatu di WPFL 2024.
Pemain PON Jawa Barat, Tia Darti. Foto: Antika Fahira/kumparan

Gantung Sepatu Lalu Jadi Pelatih

Bagi pemain yang masih dalam masa emas, ketiadaan kompetisi sepak bola putri masih bisa mereka akali dengan berpindah karier ke cabang olahraga yang hampir sama. Namun, bagaimana dengan pemain yang akan hilang masa emasnya dalam dua tahun mendatang?
Pensiun. Itulah jawaban Tia Darti sang pemegang 10 caps di Garuda Pertiwi saat ditanya soal kemungkinan pindah karier di tengah ketiadaan kompetisi. Pesepak bola wanita asal Sumedang itu saat ini menginjak kepala tiga, artinya pada 2026 nanti ia akan berumur 32.
ADVERTISEMENT
Tia Darti menuturkan bahwa gelaran PON 2024 di Aceh-Sumur pada September nanti akan menjadi event terakhirnya sebagai pesepak bola. Setelahnya, Tia akan gantung sepatu dan mengambil lisensi kepelatihan.
“Memang rencananya aku sendiri karena memang sudah umur lumayan jadinya mungkin ikut lisensi pelatih dan membina anak muda untuk ikut event selanjutnya,” kata Tia Darti saat dihubungi kumparanBOLANITA soal rencananya jadi pelatih setelah PON 2024.