Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Timnas Nigeria Ancam Boikot Laga Pembuka Piala Dunia Wanita 2023
10 Juli 2023 10:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, muncul sebuah klaim yang menyatakan bahwa NFF tidak memberikan uang kompensasi yang layak kepada para pemainnya. Tak hanya itu, Timnas Nigeria juga dikabarkan batal menggelar kamp pelatihan hanya beberapa minggu sebelum mereka bertolak ke Australia dan Selandia Baru. Dua alasan ini membuat para pemain mengancam melakukan boikot partai pertama mereka di Grup B Piala Dunia Wanita 2023.
Nigeria tergabung di Grup B bersama Australia, Kanada, dan Republik Irlandia. Nigeria akan menghadapi Kanada pada laga penyisihan grup 21 Juli mendatang. Namun, jika perselisihan antara kedua pihak belum juga terselesaikan, laga tersebut terancam diboikot oleh pemain Nigeria sendiri.
Menanggapi hal itu, Randy Waldrum -pelatih Timnas Wanita Nigeria- berdalih dengan mengatakan bahwa timnya hanya memiliki waktu sedikit menjelang Piala Dunia bergulir.
ADVERTISEMENT
“Saya bercanda tentang itu dengan orang-orang di sini, di AS, soal bagaimana kami hanya memiliki sedikit waktu untuk bersiap-siap menghadapi Piala Dunia, bahkan kurang dari waktu yang dilakukan untuk pre-season tim kampus di Amerika,” ujar Waldrum.
“Kami harus memilih 23 pemain berdasarkan hasil pelatihan terakhir. Beberapa pemain dari skuad telah absen sejak Mei, jadi saya benar-benar tidak tahu kondisi fisik mereka meskipun mengirim mereka program yang diikuti,” imbuhnya kemudian.
Boikot bukanlah sesuatu yang asing bagi Timnas Nigeria. Beberapa waktu lalu, Super Falcons—julukan Timnas Nigeria—menolak untuk berpartisipasi dalam sesi latihan pada musim lalu. Padahal, mereka harus bertanding untuk memperebutkan tempat ketiga kontra Zambia di Piala Afrika Wanita.
Saat itu, aksi mogok tersebut dilakukan karena Timnas Nigeria tidak mendapatkan bonus dari federasinya. Padahal, mereka seharusnya mendapatkan sebanyak USD10 ribu atau sekitar Rp150 juta usai meraih kemenangan atas Botswana, Burundi, dan Kamerun.
ADVERTISEMENT
“Pemain menolak untuk keluar dari kamar hotel mereka. Tidak ada pelatihan, pemulihan, juga perawatan tubuh mereka,” ungkap Waldrum.
“Federasi terbang pada malam sebelum kami melawan Zambia dan membawa sedikit uang dengan tujuan untuk menenangkan mereka dengan uang itu,” imbuhnya.
Pelatih kelahiran Texas, Amerika Serikat itu juga membeberkan bahwa ia dan timnya sempat mengadakan pertemuan untuk membahas terkait rencana kedepannya. Saat itu, perjamuan tersebut digelar sekitar jam 10 malam.
“Mereka bertemu dengan tim dan ingin membahas mengapa dan seperti apa ke depannya. Jadi, kami mengadakan pertemuan tim pada malam itu, sekitar jam 10 malam. Kami bermain sore berikutnya jam empat sore,” tukas Waldrum.