Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Timnas Wanita U-17 Dihujat Netizen, Yolanda APPI: Jangan Hiraukan!
11 Mei 2024 20:12 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Dua kekalahan telak Indonesia di fase grup Piala Asia Wanita U-17 2024 membuat warganet atau netizen geram di dunia maya. Ironisnya, netizen justru menumpahkan kekesalan mereka pada para pemain.
ADVERTISEMENT
Beberapa netizen bahkan berkomentar dengan nada negatif di kolom komentar akun media sosial pribadi pemain. Hujatan dan cibiran mereka lancarkan usai Garuda Muda Pertiwi dilumat Korea Selatan 0-12, Kamis (9/5) kemarin.
Akun instagram @puspitoagung, misalnya, berkomentar di akun pribadi Zaira Kusuma dengan tulisan, "Dibantai terus". Selain itu, Gadhiza Asnanza juga mendapat hal yang serupa. Di postingan terakhirnya, ada akun @ilham_krnwn9 yang berkomentar "pov 12-0" seolah ingin memojokkan Gadhiza yang menjadi penjaga gawang utama saat hadapi Korea Selatan.
Cibiran hingga kritik yang menghinggapi para penggawa Garuda Muda Pertiwi tentu disayangkan. Mereka hanyalah etalase dari kegagalan negeri ini membangun iklim sepak bola wanita yang baik dan berkelanjutan.
Tapi, hal itu sudah terjadi dan waktu tak bisa diputar lagi. Lantas, bagaimana pemain seharusnya menyikapi nada miring jemari netizen tersebut?
Yolanda Krismonica, kiper Timnas Wanita Indonesia periode 2021-2023 sekaligus Exco APPI, berkata jika komentar atau kritik kepada pemain sebenarnya adalah hal yang wajar. Tapi, ia berpesan agar pemain tak sering melihat dan memasukkannya dalam hati.
ADVERTISEMENT
"Tapi, untuk meresapi (komentar) itu menurut saya ada komentar yang lebih baik dibanding komentar di media sosial atau netizen," kata Yolanda kepada kumparanBOLANITA di Stadion Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (10/5).
Exco APPI yang punya atensi tinggi terhadap sepak bola wanita itu juga menyebut jika tak selamanya komentar positif juga baik untuk pemain. Khawatirnya pemain terbuai atas pujian dari banyak orang.
Pertanyaannya adalah, komentar seperti apa dan dari siapa yang bagus untuk pemain? Yolanda memaparkan pendapatkan soal hal ini. Menurutnya, komentar yang baik adalah masukan dari lingkungan terdekat sang pemain.
"Tapi overall secara keseluruhan, komentar yang baik itu komentar dari lingkungan sekitar," kata wanita kelahiran 7 Juni 1998 itu.
ADVERTISEMENT
"Pertama (komentar) dari pelatih, kemudian dari teman-teman yang kemudian tahu kondisi secara detail apa yang terjadi di lapangan," lanjutnya.
Sepak Bola Olahraga Tim, Tak Bisa Salahkan Individu
Mengkritik pemain usai Indonesia kalah dengan telak tentu bukanlah hal yang elok. Sebab, sepak bola adalah olahraga yang dimainkan secara tim bukan individu saja.
Yolanda lantas mencontohkan Gadhiza yang bermain apik tapi harus kebobolan banyak gol saat berlaga. Menurutnya, Gadhiza tak bisa sepenuhnya disalahkan atas kekalahan 0-12 karena masih banyak faktor penyebab lainnya yang membuat Indonesia terpaut sangat jauh dari Korea Selatan.
"Sepak bola itu olahraga tim, mau sebagus apa pun kipernya tapi pemainnya tidak support itu akan sulit," kata Yolanda.
"Jadi, sepak bola itu tidak bisa dinilai secara satu per individu, tapi secara tim," pungkasnya.
ADVERTISEMENT