Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Triple Espresso Rodman, Swanson, dan Smith: Trinitas Andalan Amerika Serikat
14 Agustus 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penampilan USWNT di Olimpiade pun relatif sempurna. Mereka cuma kebobolan 2 kali dan mencetak 12 gol dari fase grup sampai final. USWNT tampil trengginas dan percaya diri, begitu berbeda dengan penampilan mereka di Piala Dunia Wanita 2023 di bawah pelatih Vlatko Andonovski.
Marwah USWNT sebagai tim nasional sepak bola wanita tersukses sepanjang zaman kembali lagi di tangan Emma Hayes.
Hasil tersebut tak lepas dari penyegaran skuad utama USWNT yang dilakukan Hayes. Saat mengumumkan skuad Olimpiade, publik terhenyak dengan keputusannya tak memanggil Alex Morgan.
Tak memilihnya Alex Morgan di starting line up adalah satu hal, tapi tak memanggilnya sama sekali adalah lain soal.
“Aku ingin melangkah ke arah lain dan memilih pemain lainnya,” kata Hayes setelah mengumumkan skuad yang dibawanya ke Olimpiade bulan lalu, seperti dikutip dari USA Today.
ADVERTISEMENT
“Mempunyai pemain yang bisa bermain di beberapa posisi dalam skuad kami benar-benar penting. Aku juga berpikir, pemain-pemain di skuad ini, terutama di area penyerang, sedang tampil bagus,” kata Emma.
Yang ia maksud, tentu saja, adalah trio Sophia Smith, Trinity Rodman, dan Mallory Swanson.
Relakan Alex Morgan
Keputusan berani Emma Hayes itu berbuah manis. Dari 12 gol yang mengantarkan Amerika Serikat ke medali emas, 10 buah atau 83 persennya dicetak oleh trio yang, sebelum musim panas ini, belum pernah bermain bersama sekali pun.
Rodman dan Smith memang sudah bermain bersama sebelumnya, termasuk di Piala Dunia Wanita 2023 saat USWNT mengandalkan trio Rodman di kanan, Smith di kiri, dan Alex Morgan sebagai striker tunggal.
ADVERTISEMENT
Hasilnya tak terlalu baik. Dalam empat pertandingan yang mereka jalani, USWNT cuma bisa mencetak gol di dua laga: 1) melawan Vietnam ketika mereka menang 3-0, gol dicetak Smith (2) dan Lindsey Horan; 2) melawan Belanda ketika mereka seri 1-1. Gol dicetak Horan. Sementara, di laga grup terakhir melawan Portugal mereka memble 0-0. Di 16 besar melawan Swedia, lagi-lagi mereka ditahan 0-0.
Barulah di Olimpiade, terlihat bagaimana bukan Morgan, melainkan Mallory Swanson, yang dibutuhkan untuk menemani Sophia Smith dan Trinity Rodman. Swanson yang sebelumnya mengalami cedera lutut plus infeksi pascaoperasi, tak main di Piala Dunia Wanita 2023. Ia baru melengkapi trio “Triple Espresso” di Olimpiade.
Rodman dari sisi kanan, Swanson dari kiri, dan Smith di tengah, sungguh berbahaya. Tak cuma memborong 10 dari 12 total gol Amerika Serikat, ketiganya juga juga rajin memberi umpan. Total ada empat assist yang dibikin untuk satu sama lain di antara ketiga pemain tersebut.
ADVERTISEMENT
Di laga pertama fase grup melawan Zambia, Rodman dan Swanson jadi bintang utama. Rodman mencetak satu gol, sementara Swanson membawa pulang dua.
Di laga kedua fase grup melawan Jerman USWNT menang 4-1. Saat itu, gantian Smith yang mencetak dua gol, Swanson satu gol, sementara satu gol lainnya dicetak Lynn Williams.
Di laga ketiga melawan Australia, USWNT menang 1-2. Di laga itu, Rodman mencetak satu gol, sementara satu gol lainnya dicetak Korbin Rose-Albert.
Kemonceran trio lini depan Amerika Serikat itu tak berhenti di fase grup. Di babak 8 besar, semifinal, lalu final, ketiganya ganti-gantian menjadi pahlawan Amerika Serikat. Di perempat final, gol tunggal Rodman mampu membawa USWNT mengalahkan Jepang. Gol tunggu Smith juga cukup bagi USWNT melewati adangan Jerman di semifinal. Di final, gantian Swanson yang satu golnya membawakan emas USWNT pertama sejak 2012.
Triple Espresso
“Ada yang menyebut kami triple espresso. Kami relakan saja dan biarkan orang lain memakai julukan itu. Lagipula kami suka julukan itu!” kata Rodman kepada USA Today.
ADVERTISEMENT
Tak cuma tampil hebat di dalam lapangan, ketiganya juga dekat di luar lapangan. Mereka saling bantu dan saling dukung saat satu sama lain menampilkan hasil terbaik. Di gol saat final, Smith dengan cerdas meninggalkan bola untuk disambut Swanson. Andaikata Smith memaksakan untuk mengambil bola, gol tersebut akan dianulir karena terhitung offside.
“Aku kayak, ‘Jangan sentuh bolanya!’” kata Swanson, mengulang teriakannya kepada Smith agar meninggalkan bola ke arah larinya.
“Serem banget!” kata Smith sambil tertawa soal teriakan Swanson itu.
“Aku nggak lihat dia datang sampai dia teriak begitu, lalu aku sadar, ‘Oh ya, dia punya sudut yang lebih bagus ke gawang,’ yang membuatku berlari ke tengah gawang dan berjaga-jaga kalau bola ia oper atau tertepis. Tapi aku yakin penuh Mal akan bisa mencetak gol itu,” kata Smith dikutip dari USA Today.
ADVERTISEMENT
Rodman juga angkat bicara soal gol Swanson di final Olimpiade itu. Ia bilang, ia senang sekali dengan capaian rekan setimnya itu, yang selama setahun terakhir harus berhadapan dengan cedera serius yaitu robek tendon patella kiri.
“Aku sangat bahagia untuk Mal,” kata Rodman.
“Dia menang emas saja sudah cukup buatku menangis, apalagi dengan apa yang dia mesti hadapi selama ini untuk bisa berada di sini. Aku benar-benar senang,” kata Rodman.
Ada satu faktor lain yang membuat klopnya tiga penyerang utama USWNT itu bikin optimis pendukung AS, yaitu usia mereka yang masih begitu muda. Rata-rata umur ketiganya baru 24 tahun! Ini artinya, lini serang USWNT bakal aman sampai beberapa tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Akankah Hayes—dan Triple Espresso—mengembalikan kejayaan Amerika Serikat ke titik yang paling tinggi?