Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Wawancara Khusus Nina Doornweerd, Bek rkvv DSS Keturunan Bogor-Surabaya
29 September 2023 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sepak bola adalah segalanya bagi Nina Doornweerd, sebab segalanya ia berikan untuk sepak bola. Ia memainkannya sejak umur lima tahun, bermain untuk klub lokal dan bertanding melawan laki-laki. Tekanan dan permainan fisik tak membuatnya jeri. Sebab itu pulalah ia bermain di level tertinggi di sepak bola wanita Belanda.
ADVERTISEMENT
Tapi tanyakan padanya apa yang paling sulit dalam mencapai mimpi menjadi pemain sepak bola wanita profesional, maka jawabannya tidaklah muluk-muluk: komitmen.
“Kupikir untuk bangun setiap hari, berlatih, dan selalu memberikan 100 persen dari apa yang kamu punya adalah hal yang paling sulit. Itu bisa benar-benar melelahkan. Jika kamu bermain di level tertinggi, kamu harus berlatih tiap hari. Suatu waktu kamu akan kelelahan dan ingin kadang-kadang memberikan 70 persen saja,” ujarnya kepada kumparanBOLANITA.
“Tapi begitu kamu tak memberi 100 persen, kamu akan ketinggalan. Sebab yang lain akan terus berusaha maksimal dan mereka akan jadi lebih baik dari kamu. Ini sungguh bagian yang paling sulit,” katanya.
Selain rkvv DSS, Nina juga pernah membela U21 SC Telstar VVNH, tim yang berkompetisi di liga kasta tertinggi Vrouwen Eredivisie. Saat itu ia baru berusia 16/17 tahun.
ADVERTISEMENT
“Itu adalah pengalaman yang sangat keren. Karena aku berkesempatan melawan tim-tim besar macam Ajax, Feyenoord, dan tim-tim besar lain,” ujar Nina.
Namun, Nina mengingat masa-masa Telstar dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, level tinggi sepak bola wanita Belanda membuatnya berkembang pesat. Di sisi lain, capaian individualnya kerap mampet karena cedera.
Kemudian datang COVID-19.
“Itu adalah musim yang aneh, dengan pertandingan-pertandingan ditunda. Kamu bahkan hanya bisa bertanding dengan timmu sendiri, karena kamu tidak bisa bertanding dengan yang lain. Lama kelamaan, di musim itu, aku kehilangan cintaku pada sepak bola,” ujar Nina.
“Sebab semuanya malah justru terasa seperti beban,” ujarnya.
Tak berapa lama, Nina mundur dari Telstar. Ia kembali ke rkvv DSS.
ADVERTISEMENT
Sekilas pandang, Anda tak akan menemukan Indonesia dari sosok Nina. Tapi apalah Indonesia buat yang satu kadang bukan yang lain. Baginya, Indonesia memang negeri jauh, yang memberikan ayahnya buatnya.
“Jadi, (darah keturunan Indonesia) itu kudapat dari ayahku. Jadi, kakekku lahir di Surabaya, dan nenekku lahir di Bogor. Tapi, keduanya lahir sebelum Perang Dunia II. Jadi mereka cuma beberapa tahun di masa mudanya ada di Indonesia, setelah itu mereka tinggal di Belanda,” ujar Nina ke kumparanBOLANITA di awal Juli 2023.
Namun, menurutnya, beberapa tahun di masa muda kakek-neneknya tersebut sedemikian membekas. Suatu kali, saat Nina masih berumur delapan tahun, ia, kakek, dan seluruh keluarganya berkunjung ke Indonesia.
“Kakek bisa kembali ke tanah kelahirannya bersama cucu-cucunya. Itu adalah momen yang benar-benar indah,” ujar Nina.
Nina mengaku kaget sepak bola wanita Indonesia dan banyak tim Asia lain berada di level serendah ini.
ADVERTISEMENT
“Aneh sekali rasanya, sebab tim-tim seperti Jepang mereka bisa tampil sedemikian bagus dan mengalahkan tim-tim seperti Belanda dan tim Eropa lain. Tapi mengapa negara-negara lain berada di level yang rendah membuatku terkejut,” katanya.
Ia sendiri berpikir bahwa naturalisasi adalah langkah awal yang baik agar sebuah tim mencapai level tinggi. “Aku rasa itu juga bisa menciptakan sensasi dan promosi (agar orang-orang tertarik dengan sepak bola wanita). Kupikir itu adalah langkah yang bagus.
“Akan seperti mimpi jadi nyata,” jawab Nina, saat ditanya apakah ia mau apabila suatu saat nanti Timnas Indonesia mengetuk pintu dan menawarinya menjadi anggota timnas.
“Aku selalu merasa terhubung dengan Indonesia, dengan kakekku yang berasal dari sana dan segalanya. Akan jadi sebuah kehormatan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT