5 Gejala COVID-19 Terkait Pola Makan, dari Gangguan Perasa hingga Pencernaan

7 Januari 2021 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tidak nafsu makan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tidak nafsu makan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, ada banyak cara untuk mengetahui apakah kamu terjangkit COVID-19 atau tidak? Salah satunya dengan memperhatikan gejala yang tubuhmu rasakan. Virus ini memang baru ditemukan dan masih terus dipelajari, begitu pula soal pemahaman terkait gejala yang ditemukan juga masih terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan penyakit lainnya, gejala atau tanda-tanda dapat muncul di berbagai bagian tubuh. Misalnya, saat dehidrasi, kamu akan merasa pusing, sakit kepala, atau kram otot —ini merupakan tanda bahwa kamu perlu minum lebih banyak cairan. Demikian pula, gejala COVID-19 yang berkisar pada masalah di tenggorokan, hidung, hingga pencernaan.
Mengutip Eat This, inilah beberapa gejala terkait pola makan yang sering dilaporkan oleh pasien terjangkit COVID-19. Walau tidak berarti kamu terjangkit virus saat mengalami hal ini, ada baiknya kamu tetap berjaga-jaga untuk lebih waspada terhadap penyakit mematikan tersebut.

1. Gangguan pencernaan

ilustrasi gangguan pencernaan Foto: shutterstock
Menurut laporan WebMD pasien COVID-19 di tiga rumah sakit di China, dilaporkan mengalami gangguan pencernaan. Tinjauan tersebut menemukan bahwa hampir 1-5 orang memiliki setidaknya satu gejala gastrointestinal; seperti diare, muntah, atau sakit perut.
ADVERTISEMENT
Meskipun gejala ini tidak selalu berarti kamu mengidap COVID-19, sebaiknya gunakan kamar mandi terpisah sampai kamu memastikannya dengan tes. "Mereka yang memiliki gejala pencernaan lebih cenderung memiliki tes feses positif untuk virus corona," dikutip dari WebMD. "Mereka juga membutuhkan waktu lebih lama untuk membersihkan virus dari tubuh, dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gejala gastrointestinal."

2. Tidak nafsu makan

Ilustrasi tidak nafsu makan Foto: Shutter Stock
Kehilangan nafsu makan dan sering tidak merasa lapar merupakan gejala dari COVID-19. Pasalnya, masih dari tinjauan yang sama, hampir 80 persen pasien dalam analisis di China kurang nafsu makan.
Jika kamu merasa kurang nafsu makan, maka mengonsumsi minuman juga merupakan cara yang baik untuk tetap terhidrasi. Meski perlu penelitian tambahan, sebuah studi baru menemukan bahwa teh hijau mengandung senyawa kimia dengan kemampuan memblokir fungsi enzim SARS-CoV-2.
ADVERTISEMENT

3. Mual

Ilustrasi ibu hamil mual Foto: Shutterstock
Seperti diare dan kehilangan nafsu makan, mual bukanlah salah satu gejala COVID-19 yang paling umum —tetapi ini tetap bisa menjadi salah satu indikatornya. Sebuah studi pada Desember 2019 terhadap 138 pasien dengan COVID-19 di Wuhan, China, menemukan bahwa 10 persen pasien awalnya datang dengan keluhan diare dan mual satu hingga dua hari, sebelum akhirnya berkembangnya demam dan dispnea.
Ulasan yang diterbitkan dalam Journal of Microbiology, Immunology, and Infection pada Oktober 2020 menemukan bahwa mual dan muntah, bisa merupakan akibat dari infeksi virus, respons inflamasi sistemik, efek samping obat, dan tekanan psikologis. Jadi, perasaan mual bisa meningkatkan kecurigaan kamu terhadap COVID-19 —dengan lakukan pengujian dan diagnosis dini penyakit.
Center for Science in the Public Interest juga menekankan, bila kamu mengalami mual dan baru-baru ini melakukan kontak dengan seseorang yang dinyatakan positif, sebaiknya langsung hubungi dokter.
ADVERTISEMENT

4. Kehilangan indera perasa dan bau

Ilustrasi tak bisa mencium bau makanan Foto: Dok.Shutterstock
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala hilangnya kemampuan mencium bau atau mengecap rasa sebagai gejala COVID-19 sedang didiskusikan secara luas —dapat berkembang antara dua dan 14 hari setelah terpapar virus corona.
“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hilangnya bau atau rasa mungkin merupakan prediksi awal COVID-19," menurut Mayo Clinic. Untuk berjaga-jaga, tambah konsumsi buah beri dan sayuran untuk menstimulasi sistem kekebalan selama pandemi ini.

5. Sakit tenggorokan

Ilustrasi sakit tenggorokan. Foto: shutterstock
Gejala ini dapat dengan mudah disalah artikan sebagai alergi, pilek, atau flu. Namun, kamu tetap perlu memperhatikan ke mana gejala ini berkembang.
"Sakit tenggorokan, juga disebut infeksi tenggorokan atau faringitis, adalah peradangan yang menyakitkan di bagian belakang tenggorokan," ungkap Harvard Health Publishing. Untuk meredakan peradangan, cari bahan-bahan makanan pokok dan olahan dengan benar agar tidak semakin parah.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi