5 Kuliner Khas Bali yang Mulai Langka, Pernah Coba?

1 Agustus 2019 17:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bebek timbungan. Foto: Instagram @bebektimbungan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bebek timbungan. Foto: Instagram @bebektimbungan
ADVERTISEMENT
Sate lilit, bebek betutu, dan sambal matah. Tiga makanan ini bisa dibilang jadi kuliner favorit yang wajib dicicipi saat bertandang ke Bali. Bahkan kepopulerannya telah merambah ke luar Bali.
ADVERTISEMENT
Selain tiga makanan tersebut, ternyata Bali masih punya banyak hidangan tradisional yang menggugah. Tak hanya mengandalkan cita rasanya, menurut executive chef restoran Bebek Timbungan, Ida Bagus Gede Udiana, banyak makanan Bali yang sarat makna dan filosofi dari kebiasaan atau adat istiadat masyarakat setempat.
Meski begitu, tak sedikit hidangan tradisional yang mulai sulit dijumpai. Beberapa hidangan-hidangan langka khas Pulau Dewata bahkan kini hanya bisa ditemukan saat upacara adat.
Ini dia lima kuliner khas Bali yang mulai langka. Hidangan mana yang pernah kamu coba?
1. Loloh cemcem
Loloh cemcem Foto: Meiliani/kumparan
Desa Panglipuran, Bangli, punya satu minuman tradisional yang punya cita rasa unik. Dikenal dengan sebutan loloh cemcem, minuman ini terbuat dari daun cemcem atau kedondong yang dihaluskan lalu diperas hingga airnya keluar.
ADVERTISEMENT
"Loloh cemcem terbuat dari daun kedondong, dikasih gula dan tidak boleh diblender. Harus dihaluskan dengan tangan lalu diperas," ujar Ida Bagus Gede Udiana kepada kumparan (29/7).
Cita rasa asam, asin, dan sedikit sepat jadi ciri khas minuman berwarna hijau pekat ini. Sekilas, mengingatkan kita pada cita rasa kuah asinan buah. Di Bali, loloh cemcem biasanya disajikan dalam keadaan dingin sebagai jamu tradisional.
2. Bebek timbungan
Bebek timbungan. Foto: Toshiko/ kumparan
Selain bebek betutu, Bali punya satu olahan bebek lain bernama bebek timbungan. Rasa rempah yang cukup tebal dengan tekstur daging empuk jadi keunggulan hidangan tradisional ini.
Menurut penjelasan Chef Udiana, bebek timbungan merupakan salah satu hidangan tertua di Bali. Bahkan namanya pun berasal dari bahasa Jawa Kuno. "Bebek timbungan adalah sebuah proses memasak bebek di dalam bambu. Itu bahasa Jawa Kuno yang terdiri dari dua suku kata, yaitu tim dan mbung. Tim berarti diungkep dan mbung adalah bambu muda," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan dengan metode mengukus menggunakan bambu, membuat tekstur daging bebek empuk. Apalagi sajian ini juga dimasak dengan puluhan jenis rempah-rempah sehingga aroma anyirnya pun tak tercium saat disantap.
3. Nasi megibung
Nasi Megibung Bebek Timbungan Secret Garden Village Foto: Meiliani/kumparan
Warga Karangasem punya satu tradisi makan bersama yang dikenal dengan sebutan megibung. Sajian yang dihidangkan pun disebut dengan nasi megibung.
Nasi megibung merupakan sajian porsi besar yang terdiri dari; nasi dan aneka lauk tradisional seperti sate lilit, lawar, bebek panggang, hingga sambal matah. Dari penjelasan Chef Udiana, dulunya nasi megibung merupakan menu favorit raja dan bangsawan dari Bali. Nasi megibung biasanya disajikan sebagai jamuan usai menang dalam peperangan.
4. Nasi yasa
Nasi yasa adalah makanan tradisional yang biasanya disajikan dalam upacara adat dan keagamaan. Ciri khas hidangan ini adalah wadahnya yang terbuat dari anyaman daun kelapa.
ADVERTISEMENT
Seporsi nasi yasa terdiri dari; nasi kuning, olahan daging ayam atau bebek, dan sayur segar khas Bali. Nasi yasa disajikan sebagai persembahan, dan hanya boleh disantap setelah upacara adat atau keagamaan selesai diadakan.
5. Lawar getih
lawar Foto: Shutterstock
Lawar getih bisa dibilang sebagai hidangan ekstrem dari Bali. Sebab, sajian ini terdiri dari; cacahan sayur segar, daging cincang, dan darah. Darah yang digunakan pun umumnya berasal dari darah babi.
Semua bahan lawar lalu dicampur hingga merata, dan disajikan dalam keadaan segar. Selain disantap sebagai lauk, lawar kerap disajikan sebagai persembahan dalam upacara adat Bali.