5 Makanan yang Kerap Dijadikan Sesajen Beserta Maknanya

31 Oktober 2019 16:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga bersiap-siap membagikan kue apem saat digelar 'Megengan Kubro' di Masjid Al Akbar Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Warga bersiap-siap membagikan kue apem saat digelar 'Megengan Kubro' di Masjid Al Akbar Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
Berbagai adat dan tradisi yang ada di Indonesia membuatnya tak pernah lepas dari yang namanya sesajen. Kepercayaan bahwa sesajen bisa mendatangkan keberuntungan dan kelancaran, serta menangkal hal-hal buruk, membuatnya kerap muncul di berbagai acara adat besar. Misalnya saja, upacara pernikahan, atau perayaan hari besar lainnya.
ADVERTISEMENT
Sesajen tersebut biasanya terdiri dari bunga dan berbagai jenis makanan. Tak sekadar disajikan, tiap-tiap unsur makanan juga memiliki maknanya tersendiri. Berikut telah kumparan rangkum lima makanan yang sering disajikan sebagai sesajen di upacara dan ritual adat, di antaranya:
1. Ayam cemani
Ayam cemani Foto: Pixabay
Ayam asli Indonesia yang dijuluki sebagai The Black Java Breed ini memiliki tampilan yang misterius. Hampir seluruh bagian badannya; mulai dari paruh, kulit, bulu, kaki, tenggorokan, sampai jenggernya berwarna hitam. Hal ini disebabkan karena adanya mutasi genetik dalam proses kelahirannya.
Karena warnanya yang hitam legam serta jumlah populasinya yang terbilang langka, ayam ini dipercaya mampu mendatangkan rejeki dan menangkal sihir. Alhasil, ia kerap dijadikan sebagai sesajen di upacara adat atau ritual tertentu.
ADVERTISEMENT
2. Apem
Sejumlah warga membawa gunungan apem "Lanang" dan "Wadon" saat kirab gunungan apem di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dinnar Ayu Nur Sulaichah pada tahun 2019, kue apem merupakan salah satu jajanan pasar yang wajib disajikan pada ritual upacara kematian. Biasanya, kue basah ini dipakai untuk sesajen oleh masyarakat Jawa dan orang Hindu.
Apem diibaratkan sebagai payung untuk melindungi roh orang yang telah meninggal. Selain itu, makanan ini juga dipercayai sebagai pelebur dosa, dan permohonan ampun dari orang yang telah meninggal.
3. Pisang
Pisang Foto: Pixabay
Buah pisang sangat dihormati oleh umat Hindu di Bali, dan kerap dijadikan sebagai persembahan saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leni Erviana pada tahun 2017, pisang merupakan simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari alam ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pohon pisang juga memiliki keistimewaan; tidak akan mati sebelum berbuah. Hal ini menunjukkan, bahwa pohon tersebut ingin mempersembahkan kekayaan alam kepada bumi sebelum mati.
4. Kelapa
Ilustrasi kelapa hijau Foto: Shutterstock
Kelapa merupakan bahan utama sarana sesajen dalam upacara keagamaan di Bali. Menurut I Ketut Wiyana dalam bukunya Makna Upacara Yajna dalam Agama Hindu, seluruh unsur pada buah kelapa merupakan lambang dari alam semesta yang terdiri dari tujuh lapisan.
Selain itu, kelapa juga kerap disajikan sebagai uba rampe --sesajen khas Jawa. Bernama cengkir, kelapa tersebut dihilangkan sabut bagian atasnya, lalu diberi hiasan tiga buah janur berbentuk spiral. Cengkir ini berjumlah dua buah dan masing-masing dibalut menggunakan kain sindur.
Nama cengkir berasal dari kata kencenging pikir atau dapat diartikan sebagai tekad yang sudah bulat. Sajen ini memiliki makna sebagai harapan untuk tetap memiliki niat, dan tekad dalam menggapai sebuah keinginan.
ADVERTISEMENT
5. Beras
beras Foto: Pixabay
Dalam beberapa upacara adat, terutama sebelum melaksanakan pernikahan, beras kerap dijadikan sebagai sesajen. Makanan pokok ini menjadi simbol sumber kehidupan manusia.
Biasanya, beras yang digunakan dalam sesajen perkawinan adat Jawa tak ditentukan jenisnya, tapi disarankan untuk memakai hasil panennya sendiri.