Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Metode memanggang makanan dengan arang sampai saat ini masih dilakukan oleh banyak orang. Meski sudah banyak pemanggang dari kompor gas atau listrik yang dijual di pasaran, tapi tetap saja, cara masak tradisional ini tetap tak tergantikan.
ADVERTISEMENT
Arang diklaim dapat menciptakan cita rasa yang lebih kaya dan aroma yang lebih smokey. Sensasi itu yang tak bisa dihasilkan dari pemanggang elektrik atau gas.
Nah, ternyata, cita rasa khas tersebut bukan berasal dari arangnya, tapi kuncinya ada pada temperatur arang yang lebih panas. Secara umum, pemanggang berbahan dasar arang mampu menghasilkan suhu yang lebih tinggi ketimbang pemanggang yang menggunakan gas.
Setidaknya, alat pemanggang harus mencapai suhu 315 celsius untuk mendapatkan cita rasa daging yang nikmat. Suhu panas akan membuat cairan lemak dan minyak dari daging yang dipanggang menetes dan membasahi arang.
Tetesan lemak tersebut akan menciptakan molekul kompleks baru yang naik kembali bersama asap dan udara hangat, melapisi makanan yang sedang kita panggang. Semakin banyak cairan lemak yang menetes, akan semakin meningkat pula cita rasanya.
ADVERTISEMENT
Gavin Sacks, associate professor ilmu pangan di Cornell University menjelaskan, perbedaan cita rasa makanan juga akan terasa kalau kita memanggang dengan arang kayu. Jenis arang kayu mengandung komponen bernama guaiacol yang memproduksi aroma khas saat terpapar panas.
Panas api akan memecah lenin --getah penyatu seluruh sel pada kayu-- dan membuat guaiacol ini bereaksi.
"(Guaiacol) memiliki aroma yang smokey, spicy, dan mirip seperti daging bacon. Faktanya, cita rasa makanan yang dipanggang sering disamakan dengan bacon, nah itu sebenarnya adalah lignin yang rusak," paparnya seperti dikutip dari The Kitchn.
Arang juga berperan sebagai salah satu agen penambah rasa yang bisa meningkatkan rasa asli dari makanan. Yang pasti, metode memasak ini akan mengingatkan kita dengan cara masak primitif yang telah dilakukan selama ribuan tahun; memasak di atas kayu yang terbakar.
ADVERTISEMENT
Bagaimana denganmu, masih sering memanggang pakai arang atau sudah beralih ke cara yang lebih modern?