Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jika dilihat sekilas, ubi yakon dan ubi biasa memang tampak serupa, dengan kulit cokelat yang khas. Namun, begitu kulitnya dikupas, perbedaannya langsung terlihat jelas.
Ubi biasa, yang sering kita temui, memiliki daging berwarna putih atau kuning, dengan tekstur padat dan sedikit lebih kering setelah dimasak. Sementara itu, ketika kulit ubi yakon terkelupas, kamu akan menemukan dagingnya yang berwarna putih kekuningan, mirip dengan daging belimbing.
Perbedaan tekstur ini jadi alasan mengapa ubi yakon begitu unik dan viral. Guru Besar Pangan Gizi IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, menyebutkan bahwa ubi yakon memberikan sensasi segar dan renyah saat dimakan.
"Ubi yakon lebih mirip wortel dengan tekstur mirip apel," kata Prof. Ali kepada kumparan, Senin (17/2).
Dengan semakin populernya ubi yakon, banyak orang yang mungkin bertanya-tanya, apakah aman makan ubi yakon mentah? Menurut Prof. Ali, makan ubi yakon mentah sebenarnya aman karena ubi ini tidak mengandung HCN atau hidrogen sianida, senyawa beracun yang ditemukan pada singkong.
ADVERTISEMENT
"Selama tidak mengandung HCN, ubi yakon aman dikonsumsi mentah, sama seperti halnya wortel," jelasnya.
Karena teksturnya yang segar dan sedikit berair, Prof. Ali juga menyarankan untuk mengolah ubi yakon menjadi jus.
Apa sih ubi yakon?
Dikutip dari laman WebMD, ubi yakon atau yang dikenal dengan nama ilmiah Smallanthus sonchifolius adalah tanaman akar yang berasal dari pegunungan Andes di Amerika Selatan. Tanaman ini tumbuh di wilayah yang membentang dari utara Kolombia hingga selatan Argentina. Yakon terkadang disebut sebagai jicama stroberi karena kedua sayuran akar ini memiliki kemiripan.
Tanaman ini tidak hanya dikenal di daerah asalnya, namun baru dalam beberapa dekade terakhir, ubi yakon mulai berkembang ke berbagai negara lain. Pada akhir 1970-an, yakon pertama kali dibudidayakan di Selandia Baru, dan kemudian menyebar ke Jepang, Republik Ceko, Korea Selatan, serta Brasil pada 1980-an dan 1990-an. Seiring berjalannya waktu, ubi yakon pun mulai muncul di pasar makanan sehat di Amerika Serikat dan negara lainnya.
Ubi yakon juga terkenal berkat manfaat kesehatannya. Menurut Dosen Farmasi UII, Hady Anshory Tamhid, dalam tulisannya yang berjudul "Kerap Dianggap Sama, Ini Perbedaan Manfaat Yakon dan Paitan ", ubi yakon dikenal sebagai tanaman herbal anti-diabetes.
ADVERTISEMENT
Kedua bagian tanaman yakon, baik daun maupun umbinya, memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah secara alami. Hal ini berkat kandungan polifenol dan fruktooligosakarida yang dimilikinya, yang berperan dalam memberikan efek hipoglikemik yang aman bagi tubuh.
Ubi yakon tumbuh optimal di tanah yang subur dan membutuhkan suhu yang cukup dingin untuk berkembang dengan baik, seperti di daerah pegunungan. kumparanFOOD sendiri membeli ubi yakon dari daerah Wonosobo, sebuah daerah yang memiliki kondisi tanah dan iklim yang cocok untuk pertumbuhannya.
Ada yang sudah pernah mencobanya?