Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Bebek betutu mungkin sudah tak asing lagi bagi pecinta kuliner Bali . Sajian ini memang jadi favorit banyak pelancong dalam hingga luar negeri saat berwisata kuliner ke Pulau Dewata.
ADVERTISEMENT
Selain bebek betutu, ada satu satu lagi olahan bebek khas Bali yang tak kalah nikmat. Bahkan dikenal sebagai salah satu hidangan paling tua di Bali.
Menurut penjelasan chef Ida Bagus Gede Udiana, nama timbungan berasal dari bahasa Jawa kuno. Nama timbungan mengacu pada proses memasak sajian kuno ini.
"Bebek timbungan adalah bebek yang dimasak di dalam bambu. Itu adalah bahasa Jawa kuno yang terdiri dari dua suku kata, tim dan mbung. Tim berarti diungkep dan mbung adalah bambu muda. Digabungkanlah menjadi timbungan," ujarnya kepada kumparan (29/7).
Dulu timbungan tak hanya mengacu pada bebek, tapi bisa juga menggunakan bahan lain seperti ayam atau ikan. Biasanya, bahan utama untuk olahan timbungan tergantung dari bahan makanan yang banyak dijumpai di sekitar.
ADVERTISEMENT
Misalnya daerah pegunungan, umumnya menggunakan bahan utama berupa daging unggas. Sedangkan daerah yang dekat dengan sungai atau danau, menggunakan ikan untuk membuat olahan timbungan. Namun lama-kelamaan, olahan timbungan lebih sering menggunakan bebek sebagai bahan utamanya.
Selain digunakan sebagai sesaji, bebek timbungan termasuk hidangan favorit para raja di Bali. Umumnya, disajikan saat perayaan kemenangan setelah perang atau jamuan spesial bagi tamu kerajaan.
Selain punya sejarah menarik, proses pembuatannya tak kalah unik. Bebek yang telah dibersihkan dibaluri dengan bumbu yang terdiri dari puluhan jenis rempah khas Bali. Lalu dimasukkan ke dalam bambu cukup lebar.
Ada trik khusus saat memanggang bebek timbungan. Chef Udiana menjelaskan, bahwa bebek timbungan umumnya menggunakan jenis bambu yang punya kandungan air di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Kandungan air ini akan meletup, dan menggetarkan bambu saat dipanaskan. Semakin panas, goncangan bambu pun akan semakin matang.
"Bambu di sini adalah jenis bambu yang ada airnya. Tuhan itu sudah menciptakan ke kita, kalau bambu dibakar dia akan bergetar. Semakin bergetar, bebek di dalamnya semakin matang," ujarnya.
Perpaduan bumbu melimpah, penggunaan bambu khusus, dan proses pembakaran inilah yang menghasilkan cita rasa khas bebek timbungan. Dagingnya sangat empuk dan mudah lepas dari tulangnya. Rasanya pun sangat berbumbu dengan aroma anyir yang tak meninggalkan jejak di lidah.
Tak heran kan, bila bebek timbungan jadi hidangan kesukaan raja Bali pada zaman dahulu?