Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Punya aroma yang menenangkan dan menyegarkan, teh tak cuma bisa disesap sebagai teman bersantai di sore hari. Selayaknya kopi, ia juga kerap dinikmati di pagi hari, sebagai penyemangat sebelum mengawali aktivitas.
ADVERTISEMENT
Di pasaran, ada beragam jenis teh yang bisa kita pilih. Ada teh hijau, teh putih, teh hitam, sampai teh oolong. Tiap-tiap jenis teh punya karakter yang berbeda, baik dari segi aroma maupun rasa.
Tak hanya itu, kalau kita perhatikan, tingkat kepekatan dan warna masing-masing jenis teh tidaklah sama. Ada yang warnanya sangat terang --hampir bening-- ada yang kecokelatan, ada juga yang agak gelap. Kenapa bisa demikian?
Menurut tea master Rajiv Kumar, pada dasarnya semua daun teh itu sama. Yang membuat warna seduhannya begitu beragam adalah proses fermentasi dan teknik pengolahannya.
Semakin minim proses fermentasinya, semakin terang pula warnanya. Misalnya, daun teh yang tak difermentasi sama sekali akan tetap berwarna hijau, dan berubah kemerahan kalau proses fermentasi dilakukan. Makin lama prosesnya, warna daun teh akan bertambah gelap.
ADVERTISEMENT
Hal ini, juga berlaku pada teh yang sudah diseduh. Warna teh yang gelap dan pekat, menandakan kalau proses fermentasinya berlangsung lama.
Di sisi lain, proses tersebut juga bisa mempengaruhi aroma teh. Seduhan teh yang tidak difermentasi, menguarkan aroma seperti sayuran atau rerumputan, sedangkan teh yang proses fermentasinya ringan memiliki aroma floral. Lalu, teh fully-fermented beraroma manis seperti buah-buahan.
Pun begitu dengan rasa yang dihasilkan. Seduhan teh yang light-fermented cenderung punya rasa yang ringan. Makin bening warnanya, cecapan rasa khas tehnya makin tipis.
Proses ini rupanya juga mempengaruhi kadar kafein yang ada di dalamnya. Teh putih, contohnya, punya kadar kafein yang paling rendah (hanya 15 - 30 miligram per 8 ons). Dibanding jenis teh lainnya, proses fermentasinya memang paling minim.
ADVERTISEMENT
"Kalau ingin sesuatu yang menenangkan pikiran, pilihlah jenis teh yang light-fermented --dengan warna terang. Tapi kalau butuh teh yang bisa bikin melek, pilih teh fully-fermented," jelas Rajiv dalam acara launching Chaiholics di JW Marriott Hotel Jakarta, Mega Kuningan, Jakarta Selatan (7/8).
Selain itu, sajikan teh semurni mungkin agar manfaatnya lebih maksimal. Alih-alih menggunakan gula, gantilah dengan madu bila ingin menambahkan rasa manis pada teh.
"Gula akan menambah kadar lemak pada teh , kita bisa menggantinya dengan madu. Honey and tea is the best combination," tukasnya.