Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, teh diduga berasal dari Tiongkok dan diimpor oleh bangsa Portugis ke Eropa. Setelah populer, Portugis dan Belanda kemudian memutuskan untuk mendirikan perkebunan teh berskala besar di daerah tropis bekas koloni mereka.
Indonesia pun tercatat sebagai negara yang memproduksi dan mengekspor teh ke luar negeri. Menurut data yang dirilis Indonesia-Investments, saat ini Indonesia masuk dalam negara penghasil teh terbesar ketujuh di dunia. Setelah posisi pertama diduduki oleh China, dan kedua adalah India.
Meski bukan negara penghasil teh terbesar di dunia, ternyata teh asal Indonesia dikenal memiliki kandungan katekin tertinggi di dunia. Katekin adalah salah satu turunan dari Poliphenol yang bersifat sebagai antioksidan. Bila dipandang dari segi kesehatan, semakin tinggi katekin berarti makin banyak manfaatnya bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
"Jadi kan negara kita ini punya curah matahari yang banyak banget. Konsekuensi dari curah matahari tersebut adalah teh kita mengandung antioksidan yang lebih tinggi dibanding negara lain," kata Oza Sudewo, Indonesian Tea Specialist sekaligus Head Community dari Tea Masters Cup Indonesia, kepada kumparan, di acara Food & Hotel Indonesia (FHI) 2019, Kamis (25/7).
Akan tetapi, kandungan katekin juga berperan penting dalam menentukan aroma dan rasa bagi teh. Menurut Oza, kandungan katekin yang tinggi dalam teh bisa membuat rasanya lebih bold, pahit, dan juga sepat.
"Berbeda dengan teh dari negara empat musim, teh mereka itu selalu punya rasa yang lembut. Sedangkan, kita punya rasa yang bold dan juga clear," tutur Oza.
Lantas, bisakah teh asal Indonesia bersaing dengan teh dari negara lain?
ADVERTISEMENT
"Sangat bisa. Contohnya saja Bangkit Wangi yang pernah memenangi dua kompetisi teh di Australia selama dua tahun berturut-turut. Terus ada juga perkebunan teh dari Gunung Halimun yang memenangi perlombaan daun teh di Amerika. Cuma exposure-nya saja yang masih kurang di mata Internasional," lanjutnya.
Menurut Oza, dengan diadakan kompetisi teh seperti Tea Masters Cup Indonesia, merupakan sebuah ajang untuk mempromosikan teh asal Indonesia ke kancah Internasional.
"Saya pikir orang di luar sana tidak tahu kalau Indonesia punya teh yang luar biasa. Dan, ini tentunya menjadi potensi bagi para petani dan pelaku usaha untuk menjual teh Indonesia ke luar negeri. Kompetisi ini juga berfokus untuk mempromosikan teh asal Indonesia, di mana para peserta juga diminta untuk membawa teh asal dari daerah mereka," tutur Sharyn Johnston, Founder Australian Tea Masters.
ADVERTISEMENT