Bersantap dengan Cita Rasa Spiritual di Warung Bumi Yogya

3 Mei 2017 11:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warung Bumi Langit. (Foto: Facebook: Bumi Langit Institute)
Gerimis mulai deras tumpah dari langit Yogyakarta hari itu. Rintik hujan enggan berhenti seiring perjalanan menuju Warung Bumi di Imogiri, Kabupaten Bantul.
ADVERTISEMENT
Namun angin bawaan hujan, aspal yang basah dan menguarkan aroma air hujan, entah mengapa terasa menenangkan. Melukis hari dengan sangat sempurna.
Perjalanan dimulai sekitar pukul 11 siang. Dari pusat kota Yogya ke Imogiri memakan waktu 30-45 menit. Bentangan sawah dan deretan pepohonan di kanan-kiri mengiringi perjalanan, membuat dunia begitu hijau.
Area pertanian permakultur Bumi Langit (Foto: Dok. Bumi Langit Institute)
Warung Bumi berdiri di sebuah dataran tinggi di Imogiri, dalam kompleks Bumi Langit Institute.
Dikelilingi perkebunan yang menghasilkan berbagai buah dan sayur organik, Warung Bumi membuat adem suasana hati.
Interior Warung Bumi cukup luas, dibangun dengan desain pendopo yang memberi kesan teduh bagi mereka yang berkunjung.
Keunikan Warung Bumi ada pada bahan baku, cita rasa, hingga proses pengolahan penganannya.
ADVERTISEMENT
Rasa penasaran pengunjung akan proses pengolahan dijawab dengan menghadirkan dapur yang tak bersekat, sehingga pengunjung bisa melihat langsung bahan-bahan yang dipakai, juga pengolahan makanan hingga proses penyajian hidangan nan lezat.
Wangi masakan tak jarang menyeruak dari area dapur, membuat suara keroncongan perut pengunjung makin nyaring terdengar.
Rasa lapar dan penasaran jadi satu ketika makanan tersaji. Tak mungkin tidak, pengunjung pasti tergoda untuk menyicipi menu-menu istimewa lain yang ditawarkan Warung Bumi.
Menu-menu segar itu mungkin jarang disajikan restoran atau rumah makan lain, menjadikannya kian spesial.
Untuk hidangan pembuka, toasted local bread dilengkapi dengan selai stroberi-murbei patut dicoba. Pada roti itu, terlihat betul keaslian buah yang diolah di Langit Bumi. Rasa manisnya pun tak memuat perut jadi mual, dan menambah kaya cita rasa roti yang gurih.
ADVERTISEMENT
Pemanis buatan? Jangan tanya, tak ada bahan buatan di sini. Semua serba-alami.
Kue tiwul khas Bumi Langit. (Foto: Facebook: Bumi Langit Institute)
Beralih ke makanan utama, menu nasi goreng suwir ayam kampung layak disantap. Nasi goreng ini jauh dari nasgor pinggir jalan yang biasa dimasak dengan minyak goreng dan kecap melimpah ruah sampai kadang berwarna cokelat agak pekat.
Nasi goreng di Warung Bumi dimasak dengan minyak sayur yang amat minim, ditambah bumbu rempah asli yang membuat wangi masakan ke mana-mana. Itu masih ditambah khas rasa cengkih.
Suwiran ayam yang disajikan pada nasi goreng itu pun daging ayam organik yang diternak dan diberi pakan khusus --juga dari olahan bahan alami di Bumi Langit.
ADVERTISEMENT
Serat daging ayamnya terasa lembut dan gurih, dilengkapi telur mata sapi.
Porsi nasi goreng tak terlalu besar dan sangat cukup untuk mengisi perut satu orang --tak lebih, tidak kurang.
Tapi untuk mengobati rasa penasaran, tak ada salahnya menjajal spageti desa yang dibuat dengan bahan dasar mi ketela. Menu ini terlihat mirip spageti umumnya, namun tekstur mi ketela terasa lebih lembut dan tak mudah mengeras jika didiamkan agak lama.
Olahan bumbu pasta, basil, ditambah merica, kacang mete, dan rajangan bawang putih membuat harum spageti. Keju parmesan yang ditabur di atasnya pun menambah gurih rasa spagheti. Tiap sendoknya jadi terasa unik di lidah.
Kefir dari susu sapi. (Foto: Facebook: Bumi Langit Institute)
Untuk minuman, kefir menjadi salah satu menu yang unik. Kefir adalah minuman fermentasi dengan bahan dasar susu sapi sebagai probiotik membantu melancarkan pencernaan. Kefir disajikan dengan pilihan bahan pelengkap: madu, selai buah, atau dicampur jus.
ADVERTISEMENT
Pengunjung bisa juga menjajal rasaa otentik kefir dengan memesan kefir tawar.
Kefir madu menggoda untuk diteguk. Awalnya, rasa asam kuat menyengat lidah. Namun pada tegukan kedua, ketiga, hingga terakhir, rasa asam beradu dengan manis madu asli dan gurih susu, memunculkan sensasi rasa khas di lidah.
Nyaris tiga gelas kefir saya habiskan ketika itu.
Di luar ragam menu yang sehat dan lezat, pengalaman bersantap siang di Warung Bumi bak sebuah pengalaman spiritual yang istimewa.
Menikmati tiap sendok makanan dan tiap teguk minuman yang diambil dan diolah langsung dari alam membuat jiwa seakan menyatu dengan roh alam Imogiri yang indah menenangkan.
Tertarik mencoba?
Matahari terbit dari area Bumi Langit (Foto: Dok. Bumi Langit Institute)