BETA, Restoran Pop-up Sajikan Masakan Kontemporer Cita Rasa Asia Tenggara

24 Mei 2022 18:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Surf turf vol 1, salah satu menu utama The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Surf turf vol 1, salah satu menu utama The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Kita mulai bikin menu pertama, ya," ujar chef Aditya Muskita, kepala dapur BETA restoran pop-up pada Jumat malam itu (20/5). "Yes, chef!" saut para koki lainnya.
ADVERTISEMENT
Malam itu, tampak dapur di Japfa Experience, jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru begitu sibuk. Ada yang menyiapkan makanan pembuka, memberikan garnish, hingga menyajikan kepada para tamu sambil menjelaskan masakan apa yang tengah mereka hidangkan.
Dalam sesi private dining malam itu, total ada 12 menu yang akan dihidangkan. Mulai dari makanan pembuka hingga penutup. Menu makanannya petite alias kecil. Kendati memang begitu model sajian di restoran ala fine dining.
Chef Aditya Muskita dalam private dining The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Tanpa menunggu lama, pengalaman makan saya dibuka langsung dengan burrata tart; paduan dari keju burrata, ikura (kaviar merah), daun kari, madu, dan beberapa tetes pesto. Untuk lapisan bawahnya tampak seperti kulit pangsit dengan tekstur renyah. Hmm... manis, lembut, creamy nan renyah menjadi satu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, datanglah foie gras choux. Untuk choux satu ini menjadi unik lantaran berisi hati angsa dan jeli dari white wine. Lapisan luar choux ini terasa manis, teksturnya ringan. Ada rasa asin juga dengan foie gras lembut dan tidak amis.
Foie gras choux ala The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Disajikan masih dengan piring yang sama, ada sepotong cassava bun yang terbuat dari tepung singkong. Tekstur kudapan satu ini renyah di luar namun kenyal di dalam. Kemudian diberi isi krim dari tahu, taburan abon sapi, dan bawang goreng.
Belum berakhir sampai di situ, sajian pembuka ditutup dengan charcuterie. Platter yang populer di Prancis ini diadaptasi chef Aditya dan timnya untuk menyajikan beberapa irisan sosis serta daging.
"No pork," katanya. Maka yang ada, yakni acar asparagus, pancetta (short ribs), salami (dengan paduan aneka rempah), nduja (sosis fermentasi yang disajikan laiknya pasta), serta prosciutto (irisan daging bebek yang di dry-aged selama dua minggu).
ADVERTISEMENT
Charcuterie, hidangan pembuka The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Sederhana saja tampilannya, tapi dari setiap irisan daging ini ternyata menggunakan bahan hingga teknik-teknik memasak khusus. Untuk cita rasa, tidak perlu diragukan lagi. Para irisan daging ini membuat lidah saya tak henti-hentinya mendapatkan kejutan. Tiba-tiba terasa gurih, asin, lalu rempah-rempah yang pedas, dan ditutup rasa smokey.
Lanjut. Ada otoro crudo hingga tokusen wagyu. Duh, untuk menu tokusen wagyu ini kamu jangan sampai melewatkannya. Sebab irisan wagyu yang asin-gurih masih dilapisi lemak nan lumer di mulut. Disajikan bersama warm salad dengan kale dan selada renyah, tomat segar, serta keju.
Tokusen wagyu pastrami, The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Sementara, untuk makanan utama ada tiga hidangan. Dimulai dari mackerel wellington, surf + turf vol. 1 dan surf + turf vol. 2. Namun menjadi favorit saya, adalah surf + turf vol. 1. Pada sajian ini kamu bisa menikmati daging steak nan juicy dan gurih alami. Dagingnya segar dimasak dengan tingkat kematangan medium.
ADVERTISEMENT
Main course satu ini menggunakan bagian short rib, lengkap dengan daging lobster segar dan lembut, yang dimasak pas, masih terasa agak kenyal. Lalu, ada broccolini (kuntum brokoli) yang dipanggang dan dikaramelisasi. Lengkap sekali!
Usai menikmati aneka makanan yang meski porsinya kecil, namun cukup berat lantaran banyak menggunakan protein. Mereka menyuguhkan frozen melon sebagai dessert.
Frozen melon, dessert The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
"Mirip es buah, ya chef," kata saya. "Yup, betul. Tapi kita menggunakan potongan buah melon frozen, lalu ada leci, serta perasan lemon," jelas chef Aditya.
Memang, rasa makanan penutup ini persis seperti es buah. Namun, potongan melon yang dibekukan dahulu justru menambah cita rasa segar dan dingin yang awet. Sementara kuahnya terasa asam dan manis. Menyapu lidah dengan kesegaran yang pas.
Suasana di The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Menu The BETA Project. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Pengalaman makan malam kali ini sungguh unik. Chef Aditya dan tim menyuguhkan paduan makanan dengan cita rasa kontemporer ala Asia Tenggara. Tak hanya itu, bahan yang mereka gunakan pun kebanyakan lokal untuk tetap memperkenalkan warisan kuliner Nusantara.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu mau mencoba pengalaman makan seperti ini, siapkan budget Rp 999 ribu net per orang. Pastikan kamu melakukan reservasi terlebih dahulu untuk mengetahui ketersediaan kuota tamu serta jadwalnya. Sebab seperti yang sudah disebutkan, tempat makan ini berkonsep pop-up restaurant yang hanya akan berlangsung selama satu periode tertentu.