Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Antrean berkelok-kelok di sebuah gerai minuman yang berada dalam mall di bilangan Jakarta Selatan itu tampak awam. Panjang bak ular melingkar. Mereka terlihat sabar menunggu hingga gilirannya tiba. Apa sih yang sedang mereka nantikan?
ADVERTISEMENT
Oh, dari kejauhan terlihat wajan besar yang berisi butiran-butiran hitam. Mereka lengket, menempel satu sama lain. Diaduk menggunakan sendok besar, lalu diambil, dan diletakkan butiran hitam itu dalam gelas dengan gerakan memutar.
Sausnya yang kecokelatan, meleleh perlahan memenuhi pinggiran cup-nya. Selanjutnya, cairan putih itu dituang hingga memenuhi gelas. Jadilah, segelas minuman segar itu, bernama boba .
Sejatinya, minuman yang banyak digandrungi anak muda itu sudah ada sejak tahun 90-an. Ia pertama kali populer di Taiwan. Di negeri Naga Kecil Asia itu brand bernama Quickly menjadi rajanya, bahkan hingga merambah ke negara lainnya.
Berbicara soal Quickly, masih ingatkah kamu sama brand boba satu ini? Sadar jugakah kamu, bahwa brand ini yang membawa tren minuman boba pertama kali ke Indonesia?
ADVERTISEMENT
Jika kamu lupa atau hanya samar teringat, Quickly adalah yang pertama membawa boba ke Tanah Air. Usianya tahun ini menginjak 19 tahun.
Tahun 2000, Quickly hadir pertama kali di Plaza Indonesia. Sebagai pionir bubble drink di Nusantara, Quickly Indonesia juga pernah merasakan kewalahan melayani pelanggannya yang antreannya hingga mengular.
"Tahun pertama kita berkembangnya pesat sekali, dan orang-orang yang suka jalan ke Singapura enggak asing sama Quickly. Jadi, mereka mau coba Quickly di Indonesia. Akhirnya, menurut mereka minuman ini enak," kisah Lim Phing salah satu founder Quickly Indonesia yang kumparan temui beberapa waktu lalu (25/6).
Perjuangan Quickly membawa tren minuman yang kini tak henti-hentinya dicari itu, menjadi cerita tersendiri. Mungkin jika tak ada Quickly kala itu, kita belum tentu mengenal boba atau yang juga disebut bubble drink.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kini Quickly juga hadir dengan varian gula aren. Seolah tak mau ketinggalan zaman, ada dua versi; yakni original black sugar milk tea dari black sugar okinawa, dan tiger milk yang di-twist dengan cita rasa gula aren khas Indonesia.
Untuk mengetahui kisah selengkapnya tentang sang pelopor minuman boba di Indonesia ini, simak percakapan lengkap kami dengan kedua founder-nya Lim Phing dan Gita Pratama dalam QnA berikut:
Sudah sejak kapan Quickly hadir di Indonesia?
Quickly secara brand sebenarnya di seluruh dunia adalah pionir yang pertama. Jadi setelah itu, baru dengan adanya kepopuleran bubble tea yang ternyata enggak cuma di Taiwan tapi di seluruh dunia ini sekarang jadi membludak.
Tea sekarang udah mulai catch up. Tapi awalnya-awalnya bubble pertama di seluruh dunia itu merek Quickly berdiri tahun 1996. Baru setelah itu yang lain mengikuti.
ADVERTISEMENT
Bagaimana sejarah dari minuman boba atau bubble drink itu sendiri?
Bubble tea itu sebenarnya bukanlah minuman baru, itu adalah kaya minuman cendol di Jakarta, jadi semua orang tahu. Jadi ibu-ibu di rumah itu, biasa bikin pearl (bubble) sama kaya kita bikin cendol di rumah, atau cincau, atau biji salak, sama seperti begitu. Hanya saja, belum ada yang benar-benar menjualnya di toko yang enak, nah itu yang pertama-temanya itu yang buat Quickly.
Mulai dari situ, mungkin sekarang anak-anak muda sama seperti anak-anak dulu yang sering minum cendol. Tapi mungkin anak-anak kita yang sekarang ibunya enggak pernah bikin (sendiri). Jadi, tiba-tiba sekarang bubble tea ini banyak yang suka dan dibuatlah tokonya. Itu asal mulanya kenapa bubble tea sekarang bisa populer.
ADVERTISEMENT
Kapan tepatnya Quickly Indonesia buka pertama kali dan bagaimana ceritanya?
Di Singapura dahulu buka tahun 2000, karena keluarga saya tinggal di Singapura jadi kita mengenal ada minuman baru. Saat itu, antreannya yang mengular di Lucky Plaza. Ada minuman ngantre sampai 1000-an nomer antrenya, jadi kita penasaran.
Akhirnya kita datengin, sekalian kita cobain bertiga ternyata kita suka semua. Owner Quickly Indonesia ada tiga Lim Phing (49), Gita Pratama (52), dan Nini Widjaja (49). Akhirnya kan kita bertiga ini ibu-ibu rumah tangga, enggak ada kerjaan, dan punya anak juga. Kadang-kadang jadi ibu rumah tangga kita suka merasa bosan, jadi kita pikir kalau punya bisnis sendiri kan ada tambahan. Kita lama-lama mencintai pearl tea, kita suka sama bubble tea.
ADVERTISEMENT
Dan pikiran kita saat itu, rasa minumannya cocok dengan lidah orang Indonesia. Jadi kita pikir bisalah, jadi kita berani saja. Akhirnya kita buka tahun 2000, that was 19 years ago. Saat itu untuk buka franchise-nya saja ngantre, dan yang ngantre itu ibu bapaknya Bu Lim. Di kumpulin satu ruangan itu, tiba-tiba yang kepilih bapak ibunya ibu Lim.
Karena saat itu memang benar-benar di seleksi sekali. Kebetulan kita terpilih. Ya, akhirnya kita nekunin, dari situ mulai berkembang. Sekarang Quickly Indonesia sudah 19 tahun, sudah ada dimana-mana. Cuma di Singapurnya sendiri sekarang sudah enggak ada, tapi di tempat lain-lain masih ada, di Taiwannya sendiri juga sudah nggak ada, cuma ada pabriknya saja untuk suplai barang ke kita.
ADVERTISEMENT
Outlet pertama di mana?
Outlet pertama kita ada di Plaza Indonesia. Waktu itu saya kenal dengan manager PI dan dia tahu tentang Quickly, kita belum buka tapi dia nyuruh dan kita ditawarin tempatnya. Karena saat itu kita kan semua ibu rumah tangga belum ngerti cari tempat dan lain-lain, akhirnya kita dapat yang sekarang itu jadi Nam-nam Noodle.
Quickly pakai bahan lokal atau impor?
Jadi bahan-bahan kita ini semuanya impor 100 persen dari Taiwan. Enggak ada bahan lokal. Karena yang punya brand Quickly di seluruh dunia ini, namanya Ibu Nancy, dia partikular dengan bahan-bahan yang harus natural.
Dia percaya bahwa apa yang kamu makan itu penting, jadi apapun yang kita buat itu selalu kita coba senatural mungkin. Karena kebanyakan kan sekarang bahan dasarnya kimia, emang gampang hanya bubuk-bubuk saja, kita juga jadinya enggak usah pusing dengan bahan takut rusak.
ADVERTISEMENT
Tapi, untuk Quickly, sampai sekarang enggak ada yang powder-powder, semua import, pearl kita itu pearl dry jadi sampai sini kita masak lagi. Tehnya benar-benar brew tea, dari teh baru dicampur susu. Step membuat minumannya secara tradisional namun dijual di toko.
Kita beda sih dengan toko-toko bubble tea yang lain yang sekarang maunya gampang. Kita semua bahannya fresh. Kalau enggak habis, kita juga pasti buang dan ganti yang baru. Kita punya minuman benar-benar bagus dan natural.
Bagaimana keadaan perkembangan bisnis Quickly dari tahun ke tahun?
Tahun pertama kita berkembangnya pesat sekali, dan orang-orang yang suka jalan ke Singapura enggak asing sama Quickly. Jadi, mereka mau coba Quickly di Indonesia. Akhirnya, menurut mereka minuman ini enak. Terus kita buka franchise, kita ada central kitchen juga. Tapi kita juga enggak ekspansi terlalu besar seperti 2000-2008 kita cuma ada 20 outlet di Jakarta saja, 2002 baru ada di Surabaya. Tahun 2011 Makassar dan Manado buka.
ADVERTISEMENT
Di Plaza Indonesia sudah tutup sekitar 5 atau 6 tahunan yang lalu. Setelah itu kita ekspansi ke daerah, tapi di Jakarta saat ini sudah berkurang. Sekarang di sini (Jakarta) sudah banyak kompetitor dan sewa makin mahal. Jadinya, kita benar-benar membuka yang bisa kita kontrol.
Saat ini dan dulu jumlahnya sama 45 outlet (3 masih punya sub-franchise, sisanya punya sendiri) di seluruh Indonesia, hanya replace saja. Ada yang buka, ada yang tutup, kebanyakan sih yang di Jakarta.
Untuk yang di Jakarta karena sudah banyak kompetitor kita ngerasa sudah banyak orang Jakarta lebih mengenal kualitas, dan banyak brand awarness dengan yang lain-lain jadi kita bikin Quickly Home.
Bagaimana kiat Quickly mempertahankan bisnisnya hingga sekarang sudah banyak kompetitor?
ADVERTISEMENT
Salah satu kiat kita bersaing dengan kompetitor adalah dengan membuka Quickly Home. Jadi Quickly yang kamu minum di outlet itu kita buat dalam bentuk botol. Jadi, ini bisa diminum di rumah kalau kita malas ke luar untuk beli atau kepengin minum di rumah habis makan.
Jadi ini Quickly untuk di rumah bisa bikin sendiri, karena semuanya sudah kita sediain tinggal racik sendiri. Kita minum di rumah tinggal kasih es batu sendiri, atau kalau enggak suka terlalu pekat, tinggal tambah air sendiri. Bisa sesuai selera. Contohnya, juga ada yang rasa alpukat tapi limited karena bahannya benar-benar dari buah alpukat (asli).
Jadi untuk di Jakarta, kita lebih kepada Quickly Home sekarang, daripada Quickly (outlet), tapi kalau di daerah masih. Quickly Home saat ini tahun kedua.
ADVERTISEMENT
Banyak juga permintaan-permintaan yang jangan terlalu manis atau susunya dibanyakin, ini bisa lewat Qhome. Ada juga yang almond milk. Bisa per request. Atau kaya waktu itu lagi musim jeruk mandarin, kita bikin jeli yang dimasukin potongan buah jeruk mandarin.
Ini juga semua orang kan sudah tahu bubble tea, cuma kalau orang mau tahu Quickly, ya coba Qhome. Minuman ini bisa tahan 5-10 hari. Ada instruksinya juga buat saran penyajian di rumah.
Adakah varian produk Quickly yang saat pertama kali buka hingga sekarang masih ada?
Ada dalam varian classic Quickly. Contohnya Taro Milk Tea. Cita rasa legendarisnya itu taro milk tea. Jasmine milk tea juga. Kadang-kadang kita juga mau menyajikan yang lain tapi orang tetap saja nanyain yang legendarisnya kaya si Taro Milk Tea.
ADVERTISEMENT
Topping kita juga banyak banget, dan bisa di-mix sesuai selera. Untuk harga beragam mulai dari Rp 16-32 ribuan.
Sebenarnya, apa beda bubble dan boba tea?
Sebenarnya itu sama saja, hanya saja istilah boba itu berasal dari Amerika. Jadi penyebutan bubble tea dipanggil dengan istilah boba . Itu istilah saja dari Amerika.
Harapan ke depannya untuk Quickly?
Penginnya anak-anak (para founder) bisa nerusin, tapi dengan tetap standar Quickly dari awal mungkin dengan tampilan yang lebih modern.
Seperti Qhome ini kan sudah ngikutin zaman, dengan jualan di Instagram, order bisa dengan Whatsapp, bisa dikirim itu sebenarnya kan sudah ke arah modern. Mungkin nanti bisa ngikutin zaman dan tetap ada, klasik order juga tetap ada.
ADVERTISEMENT
Kalau bisa juga kita masuk ke pelosok-pelosok. Ini masih dalam proses sih, sedang kita bicarakan. Tapi tetap dengan bahan-bahan alami yang mungkin dikeringkan agar nutrisinya enggak hilang. Tapi kita juga musti cek, supaya benar-benar nutrisi dan vitaminnya enggak hilang. Mudah-mudahan ini bisa.