Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang kuliner Bali , mungkin yang terbesit di pikiran pertama kali adalah ayam betutu atau nasi campur. Padahal, masih ada beragam hidangan lain dari berbagai wilayah di provinsi Bali yang layak untuk dicicipi. Salah satunya, blayag, kuliner khas Buleleng yang bercita rasa nikmat.
ADVERTISEMENT
Hidangan blayag terdiri dari potongan ketupat yang dipadukan dengan beragam isian, lalu disiram dengan kuah kuning kental. Sejatinya, kata blayag merujuk kepada tipat yang dalam bahasa Bali artinya ketupat.
Namun, berbeda dengan ketupat pada umumnya yang berbentuk jajar genjang (wajik), blayag justru berbentuk lonjong, lebih mirip seperti lontong. Inilah yang membuat teksturnya berbeda dan menjadi ciri khasnya.
Menurut Chef Arie Aprianto, sous chef dari Plataran L'Harmonie, cara melipat blayag yang dilakukan secara memutar ke atas tersebut akan menghasilkan tekstur ketupat yang lembut. Tiap lipatan pada janur pembungkus blayag juga diberi sedikit rongga, tujuannya supaya uap bisa masuk ke dalamnya.
"Biasanya kalau ketupat setelah direbus kan jadi padat, tapi blayag enggak padat sekali. Ada tekstur empuknya," jelasnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Proses memasaknya memakan waktu hingga empat jam. Rupanya, sebelum dimasak menjadi blayag, beras direndam terlebih dahulu selama satu jam. Setelahnya, baru ia dimasukkan ke dalam lipatan janur dan siap untuk direbus.
Air bekas rebusan berasnya pun tak langsung dibuang, melainkan dipakai sebagai campuran. Sementara, buliran beras yang tersisa juga diulek bersama bumbu sebagai pengentalnya.
Rahasia kenikmatan dari kuliner Bali yang satu ini juga terletak pada bumbunya; base genep. Merupakan bumbu dasar khas Bali, base genep terdiri dari kunyit, lengkuas, jahe, kencur, bawang merah, hingga bawang putih. Bumbu tersebut dicampur bersama santan dan tepung beras, lalu dicampur suwiran ayam.
Sepiring blayag khas Buleleng yang sempat kami cicipi tampak menggiurkan. Urap sayuran segar bercampur dengan parutan kelapa memenuhi permukaan ketupat. Begitu urap disibak, terdapat beberapa suwiran ayam. Sebagai pelengkap, dihidangkan pula potongan telur rebus.
Butir-butir kacang kedelai ditaburkan di atasnya sebagai topping. Seluruh kombinasi bahan itu disatukan dengan siraman kuah kuning kental.
ADVERTISEMENT
Dalam sekali suapan, ada banyak tekstur yang menyapa lidah; lembutnya blayag, renyahnya urap, serta kriuknya kacang. Bumbunya terasa gurih, dengan jejak kunyit yang mendominasi. Ringan dan nikmat.
Menurut Chef Arie, salah satu kunci dalam memasak hidangan blayag beserta kelengkapannya adalah kelapanya. Harus yang masih muda, supaya bulir parutannya empuk.
Biasanya, hidangan blayag disajikan pada hari besar seperti Galungan dan Kuningan sebagai persembahan. Ia akan disandingkan bersama suwiran ayam asap. Setelah selesai sembahyang, blayag akan disajikan untuk disantap bersama-sama.
Tertarik mencicipi kuliner Bali ini?