Budaya, Elemen Penting dalam Membentuk Suasana Coffee Shop

18 Februari 2020 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman Coffee Studio. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seniman Coffee Studio. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi beberapa orang, datang ke kedai kopi bukan semata demi mencari suntikan kafein. Ada yang menyambanginya untuk bercengkrama bersama kawan, menenangkan pikiran, atau bahkan mencari inspirasi.
ADVERTISEMENT
Meski tujuannya berbeda, tapi alasannya hampir serupa: suasana. Atmosfer yang ditawarkan oleh sebuah coffee shop diyakini mampu membuat nyaman para pengunjungnya. Harum aroma biji kopi yang menyeruak, alunan musik merdu saling bersahutan dengan mesin kopi yang tengah dikalibrasi.
Kepopuleran kopi yang makin meningkat, membuat coffee shop juga makin beragam konsepnya. Ada yang bertema industrial, minimalis, atau rustic.
Banyak desain yang menarik, tapi apa yang sebenarnya bisa orang untuk selalu kembali menyambangi sebuah coffee shop?
Menurut Hendra Irwanto, arsitek sekaligus salah satu pemilik Titik Temu Coffee, kopi merupakan bagian utama dari budaya. Untuk itu, arsitektur sebuah coffee shop sebaiknya memperhatikan unsur budaya, tak cuma mengikuti tren.
Dijelaskan oleh Hendra, menuangkan unsur budaya saat merancang konsep coffee shop bisa sustainable, dan sudah cukup banyak diterapkan di Indonesia.
Suasana di Kedai Katong M Bloc Space Foto: Safira Maharani/ kumparan
"Sudah ada beberapa coffee shop di Indonesia yang melabeli local wisdom. Jadi, daripada berkaca pada tren, ada baiknya dengan kearifan lokal, dengan sensitivitas yang oke, mengambil budaya Indonesia," ungkapnya saat ditemui kumparan dalam acara Indonesia Coffee Event 2020 beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, coffee shop di Indonesia masih harus menonjolkan dekorasi dan interior yang instagenik demi menarik pengunjung. Belum bisa sejujur itu, tanpa 'kosmetik' yang berlebihan.
Berbeda dengan negara-negara lain seperti Australia, Korea, atau Jepang. Bagi mereka, interior yang terlihat mewah sudah bukan sebuah keharusan.
"Malah menurut saya, itu sesuatu yang tabu ketika kita ingin membuat neighborhood coffee shop. Feel-nya sudah berbeda. Tapi ketika kita bisa tampil santai, kan charm-nya malah keluar," imbuh Hendra.
Unsur budaya jadi ciri khas kedai kopi Indonesia
Kopi di Marisini Foto: Safira Maharani/kumparan
Lantas, seperti apa ciri khas yang dimiliki oleh kedai kopi Indonesia?
Sejatinya, budaya minum kopi di Indonesia sangatlah beragam. Tiap daerah punya cara menikmati kopinya masing-masing, bahkan secara teknis, metode sangrainya pun bisa berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Tapi, ada satu ciri khas yang menonjol: budaya menikmati secangkir kopi di warung. Pengalaman ngopi yang Indonesia banget, selayaknya di warung kopi ini coba dituangkan oleh Hendra di outlet Titik Temu Seminyak, Bali.
Bagaimana para pengunjung bisa merasakan duduk di depan pemilik warung yang sedang menyeduh kopi, bersebelahan dengan pengunjung lainnya, bahkan sampai bersenggolan satu sama lain.
Suasana di Titik Temu M Bloc Foto: Safira Maharani/ kumparan
Pengalaman ala warung tersebut dirasa sangat menarik untuk diterjemahkan dalam konsep arsitektur menarik.
"Jadi, daripada kita menyediakan puluhan tempat duduk, experience lesehan, lah. Rasakan kopinya," tutur laki-laki yang kerap menjadi konsultan coffee shop tersebut.
Dan menariknya, unsur budaya yang melekat pada kedai kopi miliknya begitu mudah diterima oleh banyak orang, khususnya para turis mancanegara. Mereka mau membuka diri, untuk menyatu dengan tradisi dan budaya setempat. Menikmati secangkir kopi, selayaknya orang Indonesia asli.
ADVERTISEMENT