Candy canes, Ornamen Permen Khas Natal yang Jadi Simbolis Keagamaan

7 Desember 2020 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permen tongkat khas Natal Foto: Dok. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permen tongkat khas Natal Foto: Dok. Pixabay
ADVERTISEMENT
Di antara jajaran sajian khas Natal, permen tongkat atau candy canes tak pernah absen menghiasi meja makan. Saking wajibnya, permen warna-warni ini diproduksi setiap tahun hingga 1,76 miliar —dengan lebih dari 90 persen terjual di bulan sebelum Natal, dikutip dari Eat This.
ADVERTISEMENT
Mengutip Mashed, permen manis bermotif garis-garis ini ternyata memiliki asal usul yang cukup unik —walau banyak juga yang tidak tercatat. Jika kamu belum familiar, maka permen ini biasa dimakan sebagai camilan manis dengan rasa mint yang khas. Permen tongkat juga sering digunakan sebagai tambahan dekoratif, semisal di pohon Natal, rumah roti jahe, atau terpajang di jendela.

Bentuk tongkat dan rasa peppermint, kombinasi awal permen ini

Ilustrasi permen tongkat jadi hiasan Natal Foto: Dok. Pixabay
Layaknya tradisi lama, tak banyak yang mendokumentasikan asal-usul permen tongkat. Namun, menurut legenda yang diceritakan kembali oleh History Channel, bentuk awal permen tongkat bergaris merah-putih ditemukan pada tahun 1670. Permen tongkat ditemukan oleh seorang pemimpin paduan suara di Katedral Cologne, Jerman — ia sering memberikan permen putih berbentuk tongkat kepada anak-anak selama masa pelayanannya di gereja.
ADVERTISEMENT
Bentuknya, dimaksudkan menyerupai tongkat yang sering dibawa oleh gembala. Lalu, ketika permen ini dibawa ke AS, pembuat manisan memasukkan rasa peppermint bersama dengan beberapa garis merah untuk membuatnya semakin menarik. Alasan di balik permen manis bercampur peppermint sendiri tidak jelas —begitu yang disampaikan National Geographic.
Ilustrasi permen tongkat khas Natal Foto: Dok. Pixabay
Namun, pada masa itu, minyak mint pernah diyakini sebagai obat yang menyembuhkan berbagai penyakit pencernaan. Dengan demikian, beberapa sejarawan percaya bahwa permen ini dibawa dari Eropa ke Amerika pada akhir abad ke-18 dan ke-19 untuk membantu meringankan penyakit mereka.

Candy canes, dari permen ke ornamen dan simbolis agama

Selain sebagai camilan, permen ini juga berkembang menjadi ornamen yang identik dengan Natal. Hal ini terjadi karena seorang imigran Jerman-Swedia yang tinggal di Ohio bernama August Imgard, mengubah permen tongkat menjadi ornamen pada tahun 1870 —diungkapkan oleh Spangler, produsen permen tongkat terkemuka di Amerika Serikat.
Ilustrasi permen tongkat jadi hiasan minuman Natal Foto: Dok. Pixabay
Imgard, yang merindukan rumah, memutuskan untuk menebang pohon sebagai dekorasi rumahnya. Dia kemudian menghiasi pohon tersebut dengan permen bergaris, membuat makanan manis itu menjadi sebuah tradisi dan koleksi benda-benda saat Natal, yang masih berlaku sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Beberapa legenda urban juga tertarik mengaitkan permen Natal ini sebagai simbolis yang lebih religius. Permen tongkat dikaitkan dengan simbol-simbol agama Kristen —warna putih melambangkan kesucian Yesus dan garis merah melambangkan darah yang Ia tumpahkan. Bentuk J juga melambangkan namaNya dan tongkat gembala.
Tradisi tersebut terus berjalan hingga sekarang. Meskipun permen tongkat tidak dibuat sebagai simbol agama, namun kepercayaan tersebut masih diajarkan di sekolah Minggu dan gereja-gereja hingga saat ini.
Setelah mengetahui perjalanan panjang tradisi permen ini, tidak heran kalau camilan legit itu tetap eksis sebagai salah satu makanan khas Natal. Kamu sudah pernah mencobanya?
Reporter: Natashia Loi