Cerita 5 Coffee Shop Lokal yang Beradaptasi di Tengah Social Distancing

18 Maret 2020 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi coffee shop Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi coffee shop Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona yang semakin merebak membuat pemerintah mengeluarkan imbauan untuk melakukan social distancing. Menurut Center for Disease Control (CDC), social distancing adalah menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Itu artinya, sangat disarankan untuk membatasi aktivitas di luar rumah, supaya penyebaran virus tak makin masif.
Di tengah situasi seperti ini, tentunya bisnis kuliner turut beradaptasi, demi menjaga keamanan bersama. Sebab, tempat makan dan kafe menjadi salah satu titik berkumpulnya banyak orang.
Starbucks AS, misalnya, sudah menerapkan social distancing secara tegas. Mereka hanya melayani pemesanan secara take away, delivery, atau drive through saja. Area duduk dikosongkan, sehingga pengunjung tak bisa berlama-lama di sana.
Lantas, bagaimana di Indonesia? Apakah praktik social distancing ini juga diterapkan di coffee shop lokal? Bagaimana mereka menghadapi situasi ini, terlebih setelah wabah COVID-19 masuk ke Indonesia?
Kami mengobrol dengan beberapa coffee shop lokal, untuk mengetahui langkah dan strategi apa yang mereka lakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Simak rangkuman selengkapnya berikut ini:
ADVERTISEMENT

1. Dua Coffee

Penjemuran meja dan kursi tiap pagi oleh Dua Coffee Foto: Dok. Istimewa
Sebagai bentuk antisipasi terhadap virus corona, kafe yang berlokasi di kawasan Cipete, Jakarta Selatan ini senantiasa memantau kesehatan karyawannya. Menurut keterangan Rinaldi Nurpratama, co-founder dari Dua Coffee, pemeriksaan suhu tubuh selalu dilakukan. Karyawan yang merasa tak enak badan pun disarankan untuk istirahat di rumah.
"Untuk sanitizer, kami juga sudah membiasakan diri dari satu tahun yang lalu ya, karena sudah menjadi SOP juga bagi kami," ungkapnya saat dihubungi kumparan.
Penerapan social distancing di Dua Coffee Foto: Dok. Istimewa
Gagang pintu, meja, dan kursi selalu disemprot cairan sanitasi secara rutin. Pengambilan tisu dan gula pun akan dibantu oleh barista demi menjaga higienitas. Tiap pagi, mulai pukul 08.00-10.00 WIB, kursi dan meja selalu dijemur.
Social distancing pun diterapkan di dalam kedai, yakni dengan memberikan jarak yang cukup jauh pada bangku dan meja pengunjung.
ADVERTISEMENT
"Setelah pengunjung pergi, (bangku dan mejanya) juga langsung kita lap dengan sanitizer," imbuh Rinaldi.

2. Anomali Coffee

Kebijakan social distancing yang dibuat oleh Anomali Coffee Foto: Dok. Istimewa
Kebijakan meningkatkan sanitasi gerai juga dilakukan oleh Anomali Coffee. Demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung, gerai kopi lokal ini telah menyediakan hand sanitizer untuk para staff dan pembeli di seluruh outlet, serta mengecek kesehatan staff dengan alat pengukur suhu.
Selain itu, pembersihan menggunakan larutan disinfektan juga dilakukan di area yang sering disentuh dan ditempati orang, serta general cleaning extra pada area toilet dan mushola.
Sama seperti Dua, Anomali Coffee juga memberlakukan social distancing pada customer mereka; dengan cara memberi jarak antar meja minimal 1 meter. Peralatan makan dan minum dine-in pun tak digunakan untuk sementara waktu, dan menggantinya dengan paper cup take away, serta sendok atau garpu plastik sekali buang.
Kebijakan yang dibuat oleh Anomali Coffee Foto: Dok. Istimewa
Mau tak mau, event mingguan public cupping yang diadakan tiap hari Kamis pun harus dihentikan sementara.
ADVERTISEMENT
"Ada pengurangan jumlah pengunjung akibat dari social distancing ini dikarenakan tidak banyak orang yang keluar kerja dan berkumpul, menurut kami hal ini wajar terjadi. Namun, kami tetap berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi pengunjung yang dine-in sesuai dengan Protokol Antisipasi Pencegahan Virus Corona COVID-19, serta tetap memastikan produk kami dapat dipesan secara online," terang Ryo Limijaya, selaku Head of Sales & Marketing PT Anomali Coffee kepada kumparan.

3. Gordi

Gordi HQ Foto: Toshiko Potoboda/kumparan
Kafe sekaligus penyedia biji kopi berlangganan, Gordi, turut bertransformasi demi mencegah penyebaran virus corona. Social distancing jadi salah satu langkah yang ditempuh untuk meminimalisasi risiko-risiko terburuk.
Guntur Prahara Mukti, Brand Manager dari Gordi menjelaskan, kapasitas ruangan kafe yang mulanya digunakan untuk menampung 40-60 orang, kini dikurangi, hanya sampai 30 orang saja. Hal ini dilakukan untuk memberikan jarak antara satu customer dengan customer lainnya.
Gordi Coffee Shop Foto: Luthfa Nurridha/kumparan
Selain itu, kebersihan area kafe pun diperketat, dengan cara melakukan sterilisasi. Tempat-tempat yang sering menjadi touch point para customer dilap dan dibersihkan menggunakan disinfektan setiap 30 menit sekali.
ADVERTISEMENT
"Pelayanan dine-in masih dilakukan, karena kita belum bisa menerapkan sistem grab and go saja. Sebab, habit orang sini untuk ngopi masih harus nongkrong dan bekerja. Untuk mengurangi risikonya, yang tadinya kita menggunakan stainless straw, kita menggunakan plastic straw yang sekali pakai," ungkap laki-laki yang akrab dipanggil Arra tersebut.

4. Elman Kopi

Suasana di Elman Kopi Foto: Dok. Istimewa
Antisipasi sudah dilakukan oleh salah satu kedai kopi di kawasan Tangerang Selatan ini sejak kabar masuknya virus corona ke Indonesia merebak. Menyediakan hand sanitizer, masker, dan penyemprotan disinfektan tiap dua hari sekali menjadi langkah yang ditempuh sebagai upaya pencegahan.
"Nah sekarang kan corona pun sudah menyebar dan masuk wilayah Tangsel, berdampak itu pasti. Untuk yang nongkrong masih tetap saja, hanya saja berkurang customer-nya. Beberapa event yang booking pun memutuskan untuk di-postponed," jelas Numan Areban, founder Elman Kopi.
ADVERTISEMENT

5. Ali Kopi Roastery

Pengecekan suhu di Ali Kopi Roastery Foto: Dok. Istimewa
Menjadi salah satu kedai kopi yang bersifat inklusif dan merangkul semua tingkat usia, Ali Kopi Roastery juga memperketat higienitas dan keamanan kesehatan di gerainya. Mulai dari awal bulan Maret, mereka sudah melakukan pengecekan suhu bagi customer dan karyawan, sebelum memasuki gerai.
Meja, kursi, gagang-gagang pintu, hingga keran air pun dibersihkan dengan disinfektan setiap 2-3 jam sekali. Beberapa sudut ruangan telah dilengkapi dengan hand sanitizer, serta mewajibkan frontline crew dan tim dapur untuk memakai masker serta sarung tangan sebagai upaya pencegahan.
Barista di Ali Kopi Roastery wajib memakai sarung tangan Foto: Dok. Istimewa
"Kami mewajibkan semua kru alikopi untuk mencuci tangan sesering mungkin, dan tidak bepergian ke tempat-tempat umum di luar jam kerja, kecuali sangat terpaksa," tutur Ivy Wijaya, Co-founder sekaligus Marketing dari Ali Kopi Roastery.
ADVERTISEMENT
Di tengah wabah virus corona, bisnis kuliner mau tak mau pun terkena imbasnya. Bukan cuma gerai kopi lokal, tapi juga tempat makan lainnya harus tetap bertahan di tengah situasi genting ini.
Salah satu hal yang sangat membantu dan sangat mungkin bisa kita lakukan saat ini, adalah mendukung mereka dengan tindakan yang tetap bijak. Pemesanan melalui delivery, bisa jadi cara terbaik untuk menjaga keberlangsungan restoran-restoran dan kafe di sekitar kita.
Yuk, saling support!