Chef Bara Pattiradjawane, Persatukan Bangsa Lewat Hidangan Sambal

24 Mei 2019 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chef Bara Pattiradjawane Foto: Instagram/ @barasupercook
zoom-in-whitePerbesar
Chef Bara Pattiradjawane Foto: Instagram/ @barasupercook
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, makanan hanya sekadar pengisi perut. Lebih dari itu, ia sebenarnya punya makna yang lebih mendalam, sebagai pemersatu banyak orang.
ADVERTISEMENT
Meja makan misalnya, bukan cuma jadi tempat untuk bersantap. Tapi juga sebagai ruang pertemuan, entah untuk sekadar mengobrol ringan, hingga bahasan serius.
Lewat meja makan, masyarakat dari berbagai golongan bisa membaur, berbagi kisah dalam suasana makan bersama. Masakan Indonesia memang bisa jadi kunci pemersatu bangsa, dan menurut chef Bara Pattiradjawane, sambal adalah jawabannya.
Ini juga yang jadi latar belakang chef ini meluncurkan sebuah buku bertajuk Sambal Nation --versi Indonesianya, Republik Sambal.
Sebuah hidangan yang mungkin dianggap remeh, justru bisa berkontribusi besar dalam menjaga kesatuan. Lewat sambal, chef Bara ingin ikut berkontribusi dalam membawa angin perdamaian di negeri sendiri.
Keragaman sambal dari Sabang hingga Merauke dirangkum lengkap beserta kisah-kisah serunya. Apalagi, chef yang banyak mengisi acara memasak di televisi ini juga menggandeng keluarga-keluarga Indonesia untuk berbagi resep sambal buatan masing-masing.
ADVERTISEMENT
Ini menjadi tanda bahwa perbedaan dari masing-masing sambal bukannya jadi pemecah, tapi perekat bangsa. Layaknya Bhinneka Tunggal Ika.
Bagaimana perjalanan chef Bara dalam menyusun buku Republik Sambal? Mari simak obrolan kumparan bersama beliau berikut ini:
Sambal Nusantara Foto: Shutter Stock
Boleh diceritakan bagaimana awal mula terciptanya buku Sambal Nation?
Jadi, buku ini sebenarnya bermula dari rasa prihatin saya terhadap negara, kayak mungkin ada sedikit konflik-konflik. Bagaimana ya, biar kita bisa hidup berdamai di Indonesia ini.
Tapi saya hanya seorang chef, bukan siapa-siapa. Kalau saya berbicara juga orang enggak akan mendengarkan saya. Maka, terbesitlah saya menciptakan sesuatu yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda terutama milenial dengan menciptakan buku sambal ini.
Dari mana sumber resep dari sambal-sambal yang ada di buku?
ADVERTISEMENT
Jadi, 80 persen dari sambal ini adalah sumbangan dari keluarga-keluarga di Indonesia. Sambal-sambal yang sudah ada di keluarga mereka turun temurun.
Nah, misalnya ada resep sambal matah itu yang saya dapatkan dari orang Jawa, tapi dia sudah tinggal di Bali selama 30 tahun. Resep itu ia dapatkan dari tukang masaknya yang merupakan orang Bali.
Jadi, di situ ingin saya tekankan, walaupun kamu orang Jawa, kamu boleh bikin sambal Bali. Itulah gimana kita mau bersatu. Tanpa kita egois, nggak bisa, gue orang Jawa maunya bikin sambal Jawa aja. Bukan itu yang saya mau.
Bagaimana proses eksplorasi materinya?
Saya memang ada tim (penyusun), tapi saya menyiapkan buku ini sendiri, menghubungi orang (narasumber) sendiri. Saya riset juga, foto sendiri.
ADVERTISEMENT
Dan saya sempat riset bersama ibu Murdijati Gardjito. Saya datang ke beliau, di Jogja, bertemu untuk ngobrol tentang sambal. Jadi risetnya cukup dalam untuk buku ini.
Apa filosofi yang ingin Anda sampaikan di buku ini?
Jadi memang tagline dari buku sambal ini adalah recipe book about the spicy condiment that bring the nation together. Untuk versi Indonesia-nya, sebuah buku tentang satu hidangan yang bisa menyatukan bangsa.
Filosofinya, bila kita makan nasi putih dengan aneka lauk, yang bikin enak dan menyatukan itu adalah sambalnya. Terus, sambal itu dari Sabang sampai Merauke, semuanya berbeda-beda. Dari situ saya berpikir, mungkin kita bisa bersatu dalam sambal.
ADVERTISEMENT
Buku ini sebenarnya penuh dengan filosofi. Isinya adalah 45 resep sambal, 17 resep masakan yang biasa dimakan dengan sambal, dan 8 hashtag kreasi saya di dalamnya. Misalnya, bersatu dengan sambal, in sambal we trust.
Kalau disatukan, akan menjadi 17-8-45. Angka tersebut adalah momen saat bangsa ini disatukan oleh kemerdekaan. Intinya, ini soal bagaimana mempersatukan bangsa dengan hal yang sederhana saja, yaitu sambal.
Jadi, mungkin kalau kita duduk makan bareng dengan sambal yang enak, kita akan lebih damai. Saya mau ada sesuatu yang lebih dalam filosofinya di buku ini.
Bagaimana akhirnya Anda menemukan sambal bisa mempersatukan bangsa Indonesia?
Dalam buku versi Indonesianya, Republik Sambal, saya merasa kita (orang Indonesia) tidak bisa lepas dari sambal. Tanpa sambal, rasanya kayak ada yang kurang.
ADVERTISEMENT
Mau intensitas pedasnya beda-beda, itu urusan masing-masing. Tapi, pasti hampir semua orang Indonesia suka pedas.
Ada yang pedasnya biasa, sedang, ada yang nggak doyan pedas sama sekali, itu terserah. Tapi yang pasti, sambal itu adalah sesuatu yang sangat Indonesia.
Sambal Nusantara Foto: Shutter Stock
Apakah tiap-tiap sambal punya kisahnya tersendiri?
Di setiap sambal ada ceritanya. Seperti misalnya sambal tomat rebus Ibu Rea. Ini sambal keluarga dia sendiri. Nah, sambal ini bikinnya lama. Mesti direbus pelan-pelan, lah.
Supaya enggak usah pakai minyak. jadi minyak alami pada cabai setelah dimasak lama akan keluar sendiri. Tampilannya akan mengkilat, kayak dikasih minyak padahal enggak ada minyak. Jadi hal hal seperti itu ceritanya ada semua.
Resep sambal iris dari ibu Sisca Soewitomo juga ada di sini. Buku ini saya siapkan untuk Indonesia. untuk keluarga Indonesia,untuk kita semuanya. Supaya kita bisa bersatu dalam sambal.
ADVERTISEMENT
Jadi, bisa dibilang aneka sambal Indonesia juga berasal dari tiap keluarga?
Ya, sambal tidak hanya berasal dari tradisi, tapi keluarga juga. Jadi ada beberapa resep ini yang memang mungkin orang tidak pernah dengar, sambal apa itu.
Nah, itu memang karangan dari keluarga; dari neneknya dulu, lah. Dan saya senang sekali karena semua yang membagikan resep ini sangat antusias. Jadi enggak ada yang namanya rahasia keluarga. Dan beberapa kreasi sambal ini memang hanya disantap di kayak di keluarganya saja, belum dikenal secara luas.
Top 5 sambal Nusantara versi chef Bara?
Saya kebetulan doyan yang asem-asem, dan yang saya suka banget adalah sambal balado dari Sumatra Barat. Terus ada sambal colo colo dari ambon.
ADVERTISEMENT
Ada pula sambal bacem dari Jogja, itu kesukaan saya juga. Rasanya lebih ke manis. Kemudian salah satu favorit saya adalah sambal dari Garut. Nah, ini adalah sambal karangan keluarga, namanya sambal sampah.
Bentuknya seperti sampah, tapi rasanya enak sekali. Sambal ini sebenernya diciptakan oleh anaknya bupati Garut waktu jaman Belanda. Diciptakan karena waktu itu bapaknya suka makan ikan dan pedas.
Sambal Nusantara Foto: Shutter Stock
Satu lagi ada namanya sambal gang sentiong. Pakai teri dan pete. Sambal gang sentiong ini sebenarnya saya dapat dari riset juga. Saya enggak pernah lihat apakah itu dijual atau ada dimana mana. Jadi hanya dari riset yang saya dapatkan.
Kalau yang kita tahu rata-rata kan sambal balado, sambal ganjanya orang Aceh, sambal bajak, itu yg lazim-lazim. Dan semua keluarga pun punya versinya masing-masing. Jadi, kita nggak bisa bilang kalau oh, ini nggak asli. Itu enggak bisa.
ADVERTISEMENT