Diklaim Lebih Sehat, Adakah Risiko dari Mengonsumsi Kopi Decaf?

5 Januari 2021 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kopi hitam. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi hitam. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
Kopi decaf atau kopi dengan kandungan minim kafein, sedang ramai dibicarakan. Bahan ini dipilih sebagai pengganti kopi biasa yang cenderung mengandung kafein lebih banyak. Maka itu, banyak yang percaya bahwa kopi jenis ini bermanfaat baik bagi kesehatan. Bagi para penderita insomnia, kopi decaf telah menjadi alternatif —jawaban dari keinginan minum kopi yang kerap membuat mereka sulit tidur.
ADVERTISEMENT
Kopi minim kafein ini umumnya memiliki tingkat keasaman yang rendah, sehingga tak menyebabkan kerusakan gigi dibandingkan dengan jenis biasa. Tidak hanya itu, minuman satu ini juga direkomendasikan untuk ibu hamil yang belum bisa mengurangi asupan kafein.
Meskipun begitu, di balik kelebihan pasti ada kekurangan. Begitu juga dengan kopi decaf. Mengutip Eat This, beberapa ahli diet dan dokter turut membeberkan efek samping dari mengonsumsi kopi decaf. Apa saja?

1. Kopi decaf berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya

Ilustrasi menuang kopi Foto: Shutter Stock
Biji kopi secara alami mengandung kafein. Jadi, menghilangkan stimulan itu tentu sulit dan membutuhkan proses panjang —terkadang dilakukan dengan cara yang tidak wajar.
“Kacang (biji) tersebut direndam dalam pelarut kimiawi yang menghilangkan kafein," kata Dr. William Li, dokter, ilmuwan, presiden dan direktur medis Angiogenesis Foundation. "Beberapa pelarut sama dengan yang digunakan dalam pengencer cat atau penghapus cat kuku."
ADVERTISEMENT
Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui bahan kimia —metilen klorida— untuk proses dekafeinasi, mereka tetap mengandung sejumlah risiko kesehatan.

2. Menyebabkan masalah kesehatan

Ilustrasi kanker Foto: THINKSTOCK
Metilen klorida bukanlah bahan kimia ringan. Dr. Rashimi Byakodi mengatakan bahwa menghirup bahan kimia ini saja sudah dapat mengiritasi hidung, tenggorokan, dan memengaruhi sistem saraf.
"Metilen klorida adalah kemungkinan mutagen dan secara wajar diantisipasi menjadi karsinogen (pemicu kanker) bagi manusia,” tambah Dr. Byakodi
Bukan hanya penggunaan bahan kimia yang diperdebatkan, proses dekafeinasi bisa menimbulkan masalah kesehatan. "Beberapa penelitian menunjukkan potensi risiko memicu rheumatoid arthritis," kata Dr. Olivia Audrey.
Dr. Williams menambahkan bahwa proses dekafeinasi tersebut telah terbukti meningkatkan asam lemak —memengaruhi sindrom metabolik dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Bahan kimia ini dapat memengaruhi sistem saraf, menyebabkan rheumatoid arthritis, atau bahkan menimbulkan risiko kanker.
ADVERTISEMENT

3. Kopi tanpa kafein dapat meningkatkan kolesterol

Coklat tak bikin kolesterol jahat meningkat Foto: Thinkstock
Bahaya kesehatan dalam kopi decaf bukan dimulai dari proses dekafeinasi dan penggunaan bahan kimia, tetapi sudah mulai sejak proses pemilihan biji.
"(Kopi tanpa kafein) biasanya dibuat dari biji yang memiliki kandungan lemak lebih tinggi daripada arabika biasa, yang dapat menimbulkan konsekuensi kadar kolesterol dan kesehatan jantung jangka panjang juga," kata Dr. Audrey.
Selain itu, Dr. Williams juga menjelaskan bahwa biji yang biasa digunakan untuk kopi tanpa kafein adalah biji robusta —dengan lemak yang merangsang produksi asam lemak dalam tubuh lebih tinggi.

4. Manfaat kesehatan tidak sama dengan kopi biasa

Ilustrasi roasting kopi Foto: dok.shutterstock
Kamu tidak akan mendapatkan manfaat dari minum kopi biasa saat mengonsumsi kopi decaf. Ahli gizi Ella Davar, RD, CDN, mengatakan bahwa proses dekafeinasi menjadikan kopi tanpa kafein sebagai makanan yang diproses.
ADVERTISEMENT
Dr. Li juga mengungkapkan kalau banyak bahan kimia alami yang hilang saat melalui proses dekafeinasi, seperti asam klorogenat —dapat mengaktifkan kekebalan tubuh dan memperlambat penuaan sel. Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa biji kopi yang digunakan untuk jenis ini tidak memberikan efek kardioprotektif seperti pada kopi berkafein.

5. Kamu masih mendapatkan efek kafein

Ilustrasi caffeine crash Foto: Shutter Stock
Kopi decaf masih mengandung sedikit kafein di dalamnya —biasanya sekitar 5 persen. Lagipula, proses decaf merupakan cara untuk mengurangi kadar kafein bukan menghilangkan. Jadi, jika kamu mencoba berhenti mengonsumsi kafein karena alasan kesehatan, maka mencari kopi decaf belum tentu bisa menjadi solusinya.
Meskipun kopi tanpa kafein memilih tingkat keasaman yang lebih rendah, ahli diet Noman Imam, Ph.D., menjelaskan minuman ini masih dapat meningkatkan konsentrasi gastrin serum, yang memicu tingkat keasaman. Singkatnya, risiko kesehatan dari kopi berkafein masih bisa terkandung dalam kopi decaf.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi