Donald Trump Klaim Rambutnya Tak Botak karena Kentang Goreng McDonald's

2 Oktober 2020 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump. Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump. Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
ADVERTISEMENT
Bukan Donald Trump namanya bila tak menuai kontroversi. Kali ini, Presiden AS tersebut membalas tweet lama (2018) dari Sekretaris Pers Gedung Putih Presiden George W. Bush, Ari Fleischer yang mengecam laporan media ABC tentang bahan kentang goreng McDonald's dapat memerangi kebotakan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Eat This, Trump yang menyukai McDonald's mengatakan ia percaya bahwa kentang goreng gurih khas restoran cepat saji itu membuatnya hingga kini masih bisa memiliki rambut.
"Itu tidak berhasil," ujar Fleischer dalam tweet-nya yang menanggapi laporan media ABC. Lalu, Trump menjawab "Pantas saja saya tidak kehilangan rambut saya!" tulisnya melalui akun @realDonaldTrump pada Kamis (1/10). Sejak saat itu, ia mendapatkan lebih dari 79 ribu likes, dan 14 ribuan retweets.
Terkait penelitian tentang kentang goreng tersebut, bermula dari para ilmuwan Jepang yang mengatakan bahwa ada bahan kimia yang ditambahkan pada minyak untuk menggoreng kentang McDonald's; sehingga menjaga minyaknya tetap berbusa.
Kemudian, para ilmuwan menguji bahan kimia tersebut pada tikus, dan menemukan rambut tumbuh pada hewan tersebut. Namun, penelitian yang disebut metode "kuman folikel rambut" ini masih harus diujikan pada sel kulit manusia.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini tak ada berita tanggapan dari McDonald's terkait penelitian tersebut. Sehingga penelitian ini sepatutnya tak sepenuhnya kita percaya begitu saja.
Ilustrasi kentang goreng Foto: dok.Shutterstock
Lantas, bagaimana dengan klaim Trump terkait manfaat makanan favoritnya tersebut? Entahlah, yang jelas rambut Trump dan biaya perawatannya yang mahal begitu menarik perhatian publik. Bahkan menjadi kontroversial semenjak The New York Times mengungkapkan biaya perawatan rambut Trump yang mencapai 70 ribu dolar AS atau sekitar Rp 1 miliar.