Food Debate: Sedotan Ramah Lingkungan, Iya atau Tidak?

19 Maret 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sedotan plastik dan stainless Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sedotan plastik dan stainless Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang ini ada banyak cara untuk lebih mencintai lingkungan; salah satunya adalah dengan menjalankan gerakan #nostrawmovement. Gerakan ini kerap dikampanyekan oleh mereka yang dahulunya sering menggunakan sedotan plastik di kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik terutama sedotan. Sebagai peggantinya, muncullah pilihan lain seperti sedotan bambu, kertas, kaca, dan bahkan beras.
Bukah hanya dilakukan oleh perorangan, gerakan ini juga didukung oleh restoran serta kedai kopi --yang mana tempat-tempat tersebut adalah sumbernya penggunaan sedotan plastik. Apapun minumannya --terutama minuman dingin-- membuat kita terpaksa menyesapnya dengan bantuan sedotan plastik.
Sedotan plastik sendiri tidak dapat digunakan ulang setelah dipakai. Maka, sedotan tersebut akhirnya hanya jadi sampah yang menumpuk. Seperti yang kita tahu, sampah plastik membutuhkan waktu hinga ratusan tahun agar terurai. Maka, pada akhirnya gerakan-gerakan seperti ini dipilih untuk lebih menjaga serta mencintai lingkungan.
Lantas, sebenarnya sejauh mana penggunaan sedotan ramah lingkungan tersebut di zaman sekarang? Mari kita simak beberapa alasan mereka yang belum memilih untuk beralih, dan yang sudah mulai menggunakan sedotan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Mereka yang belum menggunakan sedotan ramah lingkungan
sedotan plastik Foto: dok.shutterstock
Untuk mengetahui lebih lanjut soal pengaruh sedotan ramah lingkungan, kumparan pun menanyakan kebeberapa restoran yang belum dan sudah menggunakan sedotan plastik.
Menurut James Prananto, salah satu founder yang juga Chief Operating Officer Kopi Kenangan, sampai saat ini kendala opsi pengganti sedotan plastik menjadi alasan kuat.
"Alasan kita karena memang saat ini opsinya memang cuma ada sedotan plastik. Kalaupun ada opsi lain harganya belum terjangkau. Tapi kita juga terbuka terhadap pelanggan yang mau membawa tumbler sendiri untuk mengurangi penggunaan gelas plastik," ungkap James.
Alasan yang sama juga diutarakan Helena sebagai pemilik Weko Coffee. "Bukannya kita tidak peduli atau menutup mata akan hal itu, kita juga bukan enggak peduli terhadap lingkungan, tapi lebih kepraktisan. Dan, kalau kita mau pakai stainless, cost-nya juga tinggi belum masuk dengan budget harga kopi kita yang dijual Rp 18 ribu," tambah Helena.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, dikatakan Elisa Suteja, founder dari Fore Coffee, meski saat ini di kafenya masih menggunakan sedotan dan gelas plastik, dirinya tak menutup kemungkinan untuk beralih.
"Kami sedang on process untuk mengganti sedotan plastik dengan bahan yang eco friendly. Bulan depan kita juga akan ada campaign forenvironment yang mana kita akan membagikan sedotan stainless untuk pelanggan," tuturnya saat dihubungi via WhatsApp (19/3)
Mereka yang sudah menggunakan sedotan ramah lingkungan
Ilustrasi sedotan ramah lingkungan Foto: dok.shutterstock
Terlepas dari alasan beberapa kafe yang belum menggunakan sedotan ramah lingkungan, rupanya sudah ada restoran maupun kafe yang memutuskan untuk beralih ke pilihan sedotan selain yang terbuat dari plastik.
Menurut Tito, head bar Kona Koffie, kedai tempat ia bekerja sudah menggunakan sedotan kertas sebagai pengganti sedotan plastik.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kita bukan menghilangkan tapi mengurangi, memang cost-nya lebih tinggi tapi enggak apa-apa. Contohnya itu, kita sediakan sedotan kertas, dan untuk bawa pulang itu bisa menggunakan kantong plastik yang terbuat dari singkong. Ya, sebisa mungkin kita menjaga lingkungan juga," ucapnya.
Sementara dikatakan Chef Simon Baudoin, pemilik Apero Coffee Shop di Bandung, dirinya sudah secara berkomitmen sejak awal untuk menggunakan sedotan bambu di kafenya.
Apero Coffee Shop memang dari awal berdiri sudah langsung memakai bamboo straw. Ini bagian dari komitmen kami sebagai bisnis yang memiliki misi dan tujuan untuk ikut melakukan upaya menjaga lingkungan dengan prinsip zero plastic. Salah satunya adalah dengan memilih sedotan non plastic yang reusable. Selain sedotan yang reusable, dalam hal packaging kami juga memilih packaging yang biodegradable," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyadari bahwa industri makanan dan restoran adalah salah satu industri yang berkontribusi besar terhadap sampah, dan dengan melakukan hal tersebut diharapkan dapat meminimalisir dampak dari sampah plastik itu.
Sedangkan, dikatakan Max salah satu barista KOZI Coffee, penyediaan sedotan stainless steel di kedainya justru datang dari keprihatinan dirinya.
"Sebenarnya datang dari pribadi sendiri awalnya, kadang ada (pedagang) yang menggunakan sedotan bekas dengan liciknya dicuci lagi, sampah juga di mana-mana. Jadi harus dikurangi nih," ujar Max.
Kesimpulan
Nah, menurut kamu bagaimana soal penggunaan sedotan ramah lingkungan? Mungkin, kalau beberapa kafe atau restoran belum menggunakannya, cobalah untuk membawa sedotan ramah lingkungan sendiri. Sudahkah kamu punya sedotan ramah lingkungan?
ADVERTISEMENT