Goan Feni, Minuman Alkohol Khas India yang Terkubur Sejak 500 Tahun Lalu

10 Juli 2021 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mencicipi feni di Saligao di Goa Utara. Foto: INDRANIL MUKHERJEE/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mencicipi feni di Saligao di Goa Utara. Foto: INDRANIL MUKHERJEE/AFP
ADVERTISEMENT
Membicarakan minuman alkohol bukan hanya tentang rasa, melainkan juga kisah-kisah unik yang tertuang dalam proses pembuatannya. Walau kebanyakan orang menganggap minuman keras itu berbahaya dan tidak lazim. Tetapi, seiring berkembangnya zaman, alkohol menjadi bagian dari seni kuliner. Hampir seluruh negara memproduksi alkohol autentiknya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sama halnya seperti di India. Memang, tak banyak orang membicarakan apa yang menjadi spesial pada minuman alkohol di sana. Padahal, di India alkohol sudah diproduksi sejak 500 tahun lalu, dan masih aktif sampai sekarang. Salah satu alkohol yang paling terkenal adalah feni atau goan feni.
Mengulas sejarahnya, dahulu feni dibuat untuk membawa semangat global. Pengaruh ini dibawa langsung oleh bangsa Portugis yang menetap di Mumbai beratus-ratus tahun lalu. Alkohol feni umumnya terbuat dari beberapa buah yang difermentasi. Laiknya buah jambu mete sampai getah kelapa.
Mengutip SCMP, cara produksi feni biasanya melalui proses penyulingan. Guna menciptakan koktail alkohol yang nikmat, maka penyulingan perlu dilakukan selama berabad-abad. Pemilihan buahnya pun tidak boleh sembarangan, hanya buah jambu mete murni yang jatuh dari pohon dan sudah matang, yang bisa difermentasi.
Seorang buruh meremukkan apel mete untuk diambil sarinya di sebuah peternakan milik penyulingan Madame Rosa di Pilerne di Goa Utara. Foto: INDRANIL MUKHERJEE/AFP
Pada zaman modern ini penyulingan menggunakan ekstrak logam supaya ekstrak buah bisa keluar. Sementara, orang lokal India terlebih buruh tani, memilih cara yang lebih tradisional. Yakni bertelanjang kaki, lalu menginjak tumpukan buah agar sarinya bisa diekstraksi. Setelah sarinya keluar, barulah dipindahkan ke dalam pot tanah liat.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui proses ekstraksi, kemudian cairan didiamkan selama tiga hari. Selanjutnya, cairan baru bisa direbus serta disuling. Saat penyulingan berlangsung, digunakan pengukur alkohol khusus guna menilai kualitas feni atau hasil akhirnya. Sebab, sebisa mungkin feni yang dihasilkan beraroma lembut dan nyaman ketika dihirup.
Salah satu feni atau goan feni paling terkenal di India bermerek Cazulo Premium Feni. Hanzel Vaz sang pemilik bisnis minuman tersebut, menyatakan kalau feni memainkan peran penting dalam perkembangan budaya orang lokal Goan. “Feni selalu ada di tiap kesempatan. Terkadang dikonsumsi sebagai pengobatan oleh orang-orang di sini,” jelasnya.
Menurutnya, memproduksi sekaligus menjalankan bisnis minuman tradisional ini, adalah hal yang cukup keren. Lantaran, feni digambarkan sebagai representasi identitas budaya masyarakat lokal. Melalui feni, ekspresi akan budaya sesungguhnya dapat tersampaikan.
Para pekerja mengemas botol feni Bos Besar di penyulingan Madame Rosa di Pilerne di Goa Utara. Foto: INDRANIL MUKHERJEE/AFP
Vaz juga mengungkapkan sekitar tahun 1600-an feni hanya diproduksi di wilayah Goa, India saja. Cuma orang-orang lokal sana yang bisa memproduksi dan menyulingnya.
ADVERTISEMENT
“Apa yang dilakukan oleh orang lokal Goa menjadikan buah difermentasi dalam bentuk minuman alkohol, sesungguhnya adalah sebuah misteri. Tapi, kini feni sudah dipatenkan menjadi warisan masyarakat Goan,” terang Vaz, dikutip dari CNTraveller.
Saking mendunianya, Vaz akhirnya mendirikan bar khusus Cazulo Premium Feni. Di Cazulo, para tamu dapat menyaksikan sendiri proses pembuatan feni, sebelum akhirnya menjadi koktail yang harum dan bisa dinikmati.
Ahli feni Jeffrey Manuel memegang koktail selama sesi mencicipi feni yang diselenggarakan oleh penyulingan Madame Rosa di Saligao di Goa Utara. Foto: INDRANIL MUKHERJEE/AFP
Hingga kini, 5.000 botol feni sudah di ekspor secara besar-besaran ke sejumlah negara. Satu botolnya dibanderol kisaran harga USD 20 dolar atau Rp 290 ribu.
Sayangnya, regulasi nasional India kerap mempersulit alur distribusi penjualan feni. Pemerintah menilai kalau feni adalah minuman keras yang membuat peminumnya masuk rumah sakit, sampai mengalami mimpi buruk.
ADVERTISEMENT
Vaz membantah semua pernyataan itu. Ia mencoba mempertahankan esensi feni yang seharusnya bisa diperoleh. “Ini bukan perkara label mewah dan menghasilkan keuntungan. Feni adalah kerajinan tradisional, minuman tersebut tidak bisa diproduksi secara massal,” tutup Vaz.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya