Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Halalkah Minum Teh Kombucha Hasil Fermentasi Jamur? Ini Penjelasan MUI
25 Maret 2023 9:33 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Negeri Tirai Bambu sejak lama telah mengenal teh sebagai minuman yang punya banyak manfaat. Selain sebagai ramuan obat-obatan, teh juga dianggap herbal untuk berbagai macam penyakit.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, teh pun mulai dijadikan minuman sehari-hari yang cara penyajiannya dilakukan dengan diseduh dan dikombinasikan ramuan lain, seperti rempah-rempah atau buah-buahan. Kebiasaan ini pun kemudian menyebar dan kini telah menjadi tren.
Dari sekian banyak jenis teh, sebagian dari kamu mungkin pernah minum teh kombucha , salah satu alternatif minuman yang dianggap menyehatkan.
Kemudian yang jadi pertanyaan, apa sih teh kombucha itu? Bolehkah umat Muslim mengonsumsinya. Simak, penjelasannya berikut ini.
Teh Kombucha dan Asal-usulnya
Giziklopedia UNDIP menyebut teh kombucha berasal dari Asia Timur dan mulai tersebar ke Jerman melalui Rusia sekitar pergantian abad 20. Minuman ini diminati banyak kalangan karena dianggap memiliki khasiat bagi kesehatan.
Teh kombucha merupakan salah satu produk minuman hasil fermentasi antara simbiosis bakteri dengan jamur yang memiliki sifat fungsional.
ADVERTISEMENT
Biasanya, fermentasi dilakukan dengan larutan teh dan gula oleh starter kultur kombucha yang disebut Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast (SCOBY).
SCOBY sendiri terbentuk dari simbiosis bakteri asetat, bakteri asam laktat, dan ragi osmofilik yang dimasukkan ke dalam jaringan selulosa.
Proses membuat teh kombucha tergolong sederhana karena tidak membutuhkan peralatan besar dan bahan yang sulit dijangkau.
Pembuatan teh ini dapat diawali dengan infus daun Camellia sinensis (teh hitam, teh hijau, atau teh oolong) yang ditambahkan gula pasir, selanjutnya pada suhu kamar lapisan selulosa atau SCOBY diinokulasi.
Bakteri asam asetat dan ragi pada SCOBY bertanggung jawab untuk memfermentasi dan memberikan karakteristik pada minuman. Beberapa penelitian melaporkan bahwa teh yang sudah difermentasi sebelumnya dapat dijadikan sebagai starter untuk memulai proses fermentasi selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan teh lainnya, teh kombucha memiliki cita rasa dan aroma yang khas, yaitu paduan asam, manis serta berkarbonasi ringan, mirip seperti sari apel.
Teh ini mengandung berbagai mineral, vitamin dan asam organik. Simbiosis kultur kombucha menggunakan Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir seperti Saccharomyces, Brettanomyces, dan Zygosaccharomyces.
Teh kombucha memiliki nilai gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan teh biasa. Aktivitas mikroorganisme selama proses fermentasi menghasilkan berbagai senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain asam organik (asam glukoronat, asam asetat, dll.), asam amino esensial, asam folat, enzim, antibiotik, serta senyawa fenolik (semakin tinggi senyawa fenolik yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya).
Selain itu, teh kombucha memiliki kandungan organik vitamin dan asam amino yang lebih banyak dari teh biasa.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai kandungan yang dimilikinya, maka sudah dapat dipastikan manfaatnya pun besar bagi kesehatan tubuh.
Manfaat Teh Kombucha
Beberapa di antaranya sebagai antibakteri, antidiabetik, antioksidan, fungsi probiotik untuk membuat usus lebih sehat dan membantu buang air besar lebih lancar, memperbaiki mikroflora usus, dapat menurunkan tekanan darah.
Tak hanya itu, teh kombucha juga mampu meningkatkan ketahanan tubuh, menurunkan kolesterol, mencegah penyakit kardiovaskular, menstimulasi sistem imun tubuh, serta mengurangi inflamasi. Kemudian juga mampu memperlancar pencernaan, mengobati pembengkakan dubur, mencegah kanker, mengobati sembelit, dan sakit kepala.
Lantas yang jadi pertanyaan, bagaimana hukum meminum teh kombucha?
Penjelasan MUI soal Kehalalan Teh Kombucha
Teh kombucha berbahan baku utama nabati yang termasuk dalam daftar tidak kritis (positive list). Meski begitu, tetap ada titik kritis kehalalan dari teh kombucha. Apa saja?
ADVERTISEMENT
Sebelumnya telah dibahas tuntas bahwa teh kombucha merupakan minuman hasil fermentasi sehingga dalam prosesnya akan menghasilkan produk samping berupa alkohol dalam kadar tertentu.
Hasil fermentasi ini dibantu oleh khamir Saccaromices cerevisiae. Selama proses fermentasi khamir Saccaromices cerevisiae memproduksi alkohol secara anaerob yang berarti gula pada media yang digunakan oleh Saccaromices cerevisiae kemudian akan diubah mejadi alkohol.
Banyak orang menganggap proses fermentasi menjadi salah satu titik kritis kehalalan produk ini karena dianggap dapat menghasilkan produk samping berupa alkohol. Padahal, tidak semua fermentasi dapat menghasilkan produk samping berupa alkohol. Rata-rata kandungan alkohol yang dihasilkan oleh kombucha kurang dari 0,5 persen.
Dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Produk Makanan dan Minuman yang Mengandung Alkohol/Etanol menyebutkan bahwa produk minuman hasil fermentasi yang mengandung alkohol/etanol kurang dari 0,5 persen hukumnya halal, selama dalam prosesnya tidak menggunakan bahan haram dan apabila secara medis tidak membahayakan.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, ternyata teh kombucha memiliki titik kritis kehalalan yang perlu diperhatikan.
Laboratory Manager sekaligus auditor Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Heryani, S.Si., M.TPn, menerangkan bahwa media untuk menumbuhkan bakteri dan khamir Saccaromices cerevisiae dalam proses fermentasi menjadi salah satunya.
“Pembuatannya bisa saja menggunakan media mikrobiologi. Titik kritis media mikrobiologi terletak pada sumber nitrogen untuk nutrien pertumbuhan bakterinya, yang bisa saja berasal dari ekstrak daging, pepton hidrolisis daging, dan bahan lainnya. Daging inilah yang perlu ditelusuri berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai syariah Islam atau berasal dari hewan yang diharamkan,” ujar Heryani.
Bahan kritis lainnya terletak pada gula, yang pada proses pembuatannya bisa menggunakan arang aktif dari tulang hewan. Terkadang, dalam proses pembuatannya, gula menggunakan bahan penolong resin penukar ion. Sehingga harus dipastikan resin tidak menggunakan gelatin dari hewan haram.
ADVERTISEMENT
Hal lainnya yang juga kritis adalah penggunaan perisa (flavour), yang mengandung bahan turunan dari lemak, baik dari hewan maupun nabati.
Meski begitu, saat ini sudah banyak bahan-bahan makanan dan minuman bersertifikat halal beredar di pasaran, tak terkecuali teh kombucha.