Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketika merayakan Lebaran belum lengkap rasanya tanpa kehadiran seporsi ketupat beserta opor. Nasi berbalut anyaman daun kelapa ini tak serta-merta hadir begitu saja, menjadi ikon kuliner Lebaran . Melainkan, seporsi ketupat menyimpan filosofis mulai dari pembuatan hingga bahan-bahannya.
Tak hanya ketupat, nasi berbalut daun lainnya yang juga menjadi ikon kuliner Indonesia adalah lontong. Misalnya saja ketika perayaan Cap Go Meh, lontong menjadi makanan wajibnya.
Ada lagi lemang yang merupakan sajian khas kuliner Sumatera. Tampilannya yang hampir mirip kerap mengecoh pandangan kita. Tak sedikit yang mengaku sulit membedakan ketiganya. Maka dari itu, yuk ketahui lebih dalam soal perbedaan ketupat, lontong, dan lemang yang merupakan varian sajian nasi khas Indonesia.
ADVERTISEMENT
1. Ketupat
Dikutip dari buku Gastronomi Indonesia Jilid 1, karya Prof. Dr. Ir. Murdijati-Gardjito, Retno Indrati, Andreas Maryoto, dan Nurullia Nur Utami, ketupat merupakan teknik pemasakan nasi dengan cara dibungkus daun terlebih dahulu. Ketupat menggunakan anyaman daun kelapa yang masih muda sehingga membentuk delapan sudut.
Biasanya ketupat memiliki celah --atau sebutannya selongsong-- untuk kemudian dimasukkan beras 3/4 bagian. Kemudian ketupat direbus dalam air hingga matang.
Dalam filsafat Jawa, ketupat atau kupat berarti 'ngaku lepat' atau mengakui kesalahan. Itulah mengapa, makanan ini menjadi ikon saat perayaan Idul Fitri.
Selain itu, ketupat juga menjadi sajian kala upacara daur hidup manusia seperti pada kehamilan bulan keempat. Sementara dalam makanan sehari-hari ketupat menjadi pelengkap hidangan seperti gado-gado, kupat tahu, kupat gule, kupat opor, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
2. Lemang
Berbeda dengan ketupat, lemang dimasak dengan teknik melemang atau menggunakan buluh bambu. Dalam proses pembuatan lemang cukup memakan banyak waktu, yakni sekitar 5-7 jam. Bilah bambu yang sudah dilapisi daun pisang dan diisi beras akan dibakar di atas api. Namun tak serta-merta meletakkan bambu di atas api besar, melainkan ditegakkan agar tak gosong.
Oleh karena itu, dalam memasaknya dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk membolak-balik bambu hingga lemang matang merata. Nasi lemang yang telah masak tak langsung bisa dimakan, harus didinginkan terlebih dahulu. Kemudian, barulah lemang dikeluarkan dari dalam bambu, dan dipotong kecil-kecil agar mudah menyantapnya.
Dahulunya lemang menjadi makanan khas Idul Fitri di Sumatera. Namun kini, tepatnya di kota Tebing Tinggi, lemang diproduksi secara massal sehingga bisa dimakan untuk sehari-hari. Lemang juga disebut dengan berbagai nama; ada lomang (Batak), lemang (Melayu), dan lamang (Minang).
ADVERTISEMENT
3. Lontong
Sekilas lontong mirip dengan lemang, hanya saja ukurannya lebih kecil sehingga bisa dimakan secara individu. Lontong berbentuk bulat panjang dengan isian nasi yang padat dan dibalut daun pisang.
Nasi kehijauan ini memiliki tekstur kenyal dan lembut, serta bisa bertahan hingga dua hari dalam lemari pendingin. Di Indonesia lontong populer sebagai pelengkap sajian kuliner khas seperti sate, lontong balap, lontong sayur, dan ketoprak.
Cara membuat lontong adalah dengan mencetak daun pisang terlebih dahulu menjadi bentuk silinder. Kemudian salah satu ujungnya disematkan dengan lidi. Sementara sisi lainnya diisikan beras hingga memenuhi sepertiga bagian daun, lalu ditutup kembali dengan lidi.
Memasaknya juga terbilang lebih mudah bila dibandingkan ketupat maupun lemang. Lontong yang sudah diisi tinggal direbus dalam air mendidih yang biasanya sudah diberi sedikit garam. Jika sudah matang, maka lontong hanya perlu dipotong kecil-kecil kemudian disajikan sesuai selera.
ADVERTISEMENT
Nah, itulah tadi perbedaan ketupat , lemang, dan lontong. Meskipun mirip, tapi ketiganya ternyata memiliki kesamaan, yakni pernah sama-sama menghiasi meja makan kala Idul Fitri tiba. Jadi kalau kamu, lebih suka makan yang mana?