Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hati-hati, Rutin Makan Mi Instan Bisa Sebabkan Obesitas
7 Juni 2018 18:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Memiliki rasa yang nikmat, mudah dibuat, dan harganya yang terjangkau membuat mi instan begitu digemari oleh banyak orang, terutama masyarakat Indonesia . Apalagi, makanan yang satu ini memiliki aroma yang sangat menggoda. Begitu mencium baunya, seketika ingin segera melahap dan menyantapnya hingga tak tersisa.
ADVERTISEMENT
Dengan tekstur yang kenyal dan bumbu gurih, tak heran bila banyak yang ketagihan dengan makanan ini. Bahkan, saking sukanya, tak sedikit pula yang mengkonsumsi mi instan secara rutin. Seperti yang terjadi pada seorang anak yang dijuluki sebagai bocah tergemuk di dunia, yakni Aria Permana , yang memiliki hobi menyantap mi instan hingga tiga bungkus setiap harinya.
Kendati cita rasanya yang lezat dan sulit untuk ditolak, namun mengkonsumsi mi instan secara rutin juga tidak baik bagi kesehatan, lho. Bukan hanya dampak pada pencernaan saja, namun makanan instan yang satu ini juga dipercaya dapat menyebabkan obesitas seperti yang dialami oleh Aria.
Ahli gizi Rumah Sakit Siloam Semarang, Riris Eryani, Amd. Gz, mengungkapkan bahwa mengkonsumsi mi instan secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan memicu berbagai penyakit. Mi instan mengandung berbagai bahan pengawet serta tinggi akan sodium yang berbahaya bagi pengidap diabetes dan darah tinggi.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, konsumsi mi instan secara rutin dapat menyebabkan masalah pada pencernaan, hingga meningkatkan tekanan darah yang berujung pada hipertensi serta penyakit degeneratif lainnya.
Lantas, benarkah konsumsi mi instan secara rutin memiliki pengaruh terhadap kenaikan berat badan yang berlebih atau obesitas?
Seperti apa yang dijelaskan Riris kepada kumparanFOOD, mi instan memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, sehingga bila dikonsumsi terlalu sering dapat menyebabkan penumpukan dalam jaringan tubuh. Hal ini akan berimbas pada kenaikan berat badan, atau bahkan dalam kasus yang lebih buruk, obesitas.
"Kandungan karbohidrat, lemak dan energi pada mi instan bila dikonsumsi secara terus menerus dan tidak digunakan dalam metabolisme tubuh akan disimpan dalam jaringan tubuh, sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan," terang Riris.
ADVERTISEMENT
Selain mengurangi intensitas konsumsi mi instan, menyantap menu dengan gizi seimbang juga sangat dianjurkan untuk meminimalisir dampak buruk tersebut. Tak hanya itu, Riris juga menyarankan untuk memberikan tambahan sayur yang lebih banyak dan asupan protein dari lauk nabati ataupun hewani agar kebutuhan gizi kita tetap terpenuhi.
"Dan, jangan lupa, tingkatkan konsumsi cairan dengan air putih minimal 8 hingga 10 gelas per hari untuk menghidrasi tubuh dan mengatur metabolisme," tutupnya.