Ini Alasan Masakan Khas Manado Bercita Rasa Pedas

27 September 2018 15:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bubur Tinutuan dan Ragam Sajian Khas Manado (Foto: Instagram @ayamwoku, @nasikuningmanado & @ricarodo)
zoom-in-whitePerbesar
Bubur Tinutuan dan Ragam Sajian Khas Manado (Foto: Instagram @ayamwoku, @nasikuningmanado & @ricarodo)
ADVERTISEMENT
Ragam kuliner tradisional khas Indonesia memiliki ciri khas masing-masing yang membuat cita rasanya menjadi berbeda-beda. Misalnya saja pada masakan Manado yang dikenal bercita rasa pedas. Rupanya ciri khas masakan seperti ini dipilih bukan tanpa alasan, melainkan ada filosofi dan arti tersendiri yang sudah menjadi bagian dari sejarah kuliner dari ibu kota Sulawesi Utara tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut sejarahnya, masyarakat Manado merupakan keturunan dari suku Minahasa yang memiliki filosofi hidup cukup unik. Terutama pada hal-hal yang bersifat menyakitkan seperti halnya ketika menyantap sajian bercita rasa pedas. Rasa sakit yang timbul di lidah ketika mencecap makanan pedas, rupanya mengajarkan masyarakat Manado akan hidup bertoleransi terutama pada hal-hal yang menyakitkan.
Restoran khas Manado (Foto: Ig. @radarkulinermanado)
zoom-in-whitePerbesar
Restoran khas Manado (Foto: Ig. @radarkulinermanado)
Meski rasa pedas menimbulkan rasa yang mungkin tidak enak dan bahkan membuat kapok bagi sebagian orang, tidak untuk masyarakat Manado yang justru semakin menggemari makanan pedas. Sebut saja, sajian ayam woku-woku, rica-rica, sambal roa, sambal dabu-dabu, sambal bakasang, cakalang suwir dan masih banyak lagi.
Sedangkan, menurut juru masak Juna Rorimpandey atau yang lebih dikenal dengan panggilan Chef Juna, rasa pedas pada masakan Manado didapat dari penggunaan cabai dalam jumlah banyak. Masyarakat Manado dikenal gemar memasukkan cabai pada masakannya, misalnya saja pada bumbu tuturaga atau sekalipun pada masakan bumbu RW (makanan berbahan daging anjing).
Chef Juna (Foto: correlateindonesia.com)
zoom-in-whitePerbesar
Chef Juna (Foto: correlateindonesia.com)
"Kalau di Manado kenapa makanannya pedas karena banyak menggunakan cabai. Mulai dari cabai yang dicampurkan kebumbu halus, kemudian ditambah lagi dengan cabai iris dan cabai utuh," terang pria kelahiran Manado, 43 tahun lalu itu saat ditemui kumparanFOOD pada acara Chef Expo, Jakarta Rabu (26/9).
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, ditambahkan Juna, kuliner tradisional khas Manado juga dikenal banyak menggunakan rempah seperti jahe, bawang merah, bawang putih, daun kemangi, daun jeruk dan daun pandan. "Masakan Manado di setiap daerah berbeda-beda, tapi selain cabai, jahe juga banyak dipakai supaya aromanya semakin kuat. Yang pasti komposisi cabainya lebih terlihat jelas," tuturnya.
Meski pedas, kuliner tradisional khas Manado ini justru membuat rindu, terlebih ketika disantap bersama nasi putih hangat dan perkedel jagung yang renyah. Nah, kalau kamu, suka dengan kuliner tradisional Manado yang seperti apa?