Joke Boon, Chef Asal Belanda yang Tak Bisa Mencium dan Merasakan Makanan

6 November 2020 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tak bisa mencium bau makanan Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tak bisa mencium bau makanan Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi seorang chef, selain tangan yang cekatan, indera penciuman dan perasa juga merupakan senjata utama. Kedua indera tersebut membantu seorang chef menentukan masakan yang ia sajikan sudah tepat atau belum. Cukup menggugah selera atau tidak.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ini tak berlaku untuk Joke (dibaca Yok-e) Boon. Seorang chef asal Belanda yang justru kehilangan fungsi dari indera penciuman dan perasanya. Perempuan itu harus hidup dengan anosmia; suatu kondisi seseorang mengalami kebutaan bau dan rasa. Penyakit ini juga merupakan gejala dari COVID-19.
Namun, Boon justru sudah hidup dalam dunia tanpa rasa sejak usia empat tahun. Mengutip CNN, Boon mengisahkan awalnya ia mengalami flu parah dan amandelnya terpaksa diangkat.
Boon tidak sepenuhnya kehilangan indera perasa, namun secara total tak mampu membedakan bau. Sehingga, ia hanya bisa secara samar-samar merasakan lima dasar rasa --manis, asin, pahit, asam, dan umami. Dokter yang menangani Boon mendiagnosis bahwa dirinya kehilangan 94 persen dari fungsi indera pengecapnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, ia sukses menerbitkan lima buku masakan dan bahkan menjadi seorang juru masak. Bagaimana bisa?

Memanfaatkan sensitivitas saraf di wajah untuk merasakan makanan

Boon tak lantas putus asa, di tengah kondisi yang serba terbatas ia mendapatkan ilham. Ia memanfaatkan sensitivitas dari saraf trigeminal, yang bertanggung jawab atas persepsi sensorik di wajah.
Saraf ini dapat membawa sensasi dari wajah ke otak, biasanya ditandai dengan nyeri. Boon mencontohkan cara kerja saraf trigeminal yang beraksi terhadap rasa menyengat wasabi.
Ilustrasi Wasabi Foto: Norikko/Shutterstock
Ketika mengonsumsi wasabi yang menyengat, saraf trigeminal bekerja mengirimkan pesan ke otak mengenai sensasi tersebut. Itulah mengapa kamu bisa mengerutkan dahi hingga menitikkan air mata ketika merasakan sensasi menyengat dari wasabi asli.
ADVERTISEMENT
"Saya sering menggunakan saraf ini untuk 'mencicipi' makanan saya, saya bermain dengannya. Saya juga bisa merasakan jahe, mint, mustard, dan merica dengan cara ini. Lada dan jahe terasa hangat dan kesemutan, sedangkan mint dan lobak membuat sensasi dingin," ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga memanfaatkan suara yang dihasilkan dari suatu bahan pangan untuk membantu membedakannya. Misalnya, menurut Boon, kemiri memiliki suara retakan yang lebih keras dari kacang kenari.
"Meskipun saya tidak bisa merasakan apa-apa, saya ingin berpartisipasi. Saya mulai bereksperimen ketika saya masih mahasiswa dan mulai menuliskan resep saya," tambahnya.
Tidak mengherankan, kalau ia lebih menyukai memasak makanan yang menggunakan banyak rempah atau perasa yang kuat. Masakan Meksiko dan India adalah salah satu favoritnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, Boon sangat tidak suka dengan makanan berlendir seperti siput dan okra, serta daging. Ia paling tak tega melihat hewan dibunuh untuk sekadar diambil dagingnya dan dimasak menjadi sebuah makanan.
Boon berpesan, untuk mereka yang kehilangan fungsi indera --terutama penciuman-- fokuslah pada stimulasi saraf trigeminal dan rasakan dengan otak kamu. Dan, masaklah makananmu sendiri sehingga kamu bisa memutuskan apa saja isinya.
"Tidak bisa mencium itu memang tidak menyenangkan. Tapi kamu bisa menjalani kehidupan yang menyenangkan jika kamu tahu caranya," tutup Boon.