Kafe Seafood di Jateng Ini Viral karena Kokinya Suka Mengamuk

17 November 2019 13:36 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan, media sosial tengah ramai dengan cuplikan video yang menampilkan seorang pria mengamuk. Ia melemparkan peralatan masaknya ke arah pegawai. Kemudian, kafe di Jawa Tengah ini pun jadi viral.
ADVERTISEMENT
Ternyata, aksi tersebut tak sekadar amukan biasa. Peralatan masak yang dilemparkan merupakan bagian dari cara memasak Yuli Juwanto atau Mas Anto.
Sebelum mulai dibuka, kumparan sempat berbincang sedikit dengan Ugi, salah satu karyawan Babalu Cafe. Menurutnya, setiap hari para karyawan memang datang lebih dulu.
"Tugasnya nyiapin barang dapur sama bersih di dalam, sambil masak bumbu-bumbu. Persiapan dululah," ujar Ugi, Sabtu (16/11).
Ugi menyebut, Mas Anto memang baru datang sekitar pukul 17.00 WIB. Musababnya, Mas Anto sendirilah yang belanja bahan-bahan masakan sebelum dibawa ke kafenya, yang berada di Jalan Pangeran Diponegoro, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
"Bukanya mulai jam 16.00, tapi biasanya enggak langsung saya buka pintunya. Kalau begitu nanti antrenya makin panjang," kata Ugi.
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
Memang benar, bahkan sejak pukul 15.00 WIB, sudah tampak sejumlah calon pelanggan Babalu Cafe menunggu di depan. Padahal, saat itu pintu kafe masih terkunci rapat, alias tak ada orang.
ADVERTISEMENT
Kemudian saat Ugi datang, dia mempersilakan tamu yang sudah datang itu untuk memesan terlebih dulu. Kami pun mendapat antrean nomor 10 saat itu.
"Kalau atraksi, Mas Anto yang nentuin jamnya. Enggak pasti, tapi seringnya kalau sudah mulai agak sepi sekitar jam 20.30-an," tuturnya.
Warung atau Cafe Babalu memiliki lokasi strategis. Dari pusat Kabupaten Grobogan misalnya, hanya butuh kurang dari 10 menit untuk sampai di lokasi.
Pelanggan seafood Babalu Cafe, dari Jateng hingga Jatim
Mas Anto semringah, kala tahu salah satu pelanggannya khusus datang jauh dari Ngawi, Jawa Timur untuk mencicipi seafood bikinannya serta atraksi 'mengamuk'nya.
Bahkan, seorang warga Jatim itu sempat ditantangnya untuk ikut melakukan salah satu adegan dalam aksi. Yakni, mencium dan memegang pantat wajan yang sedang digunakan memasak.
ADVERTISEMENT
"Waduh panas!," tutur pria asal Ngawi itu disambut tawa Mas Anto.
Saat itu, sekitar pukul 21.30 WIB, Mas Anto beraksi hanya dalam durasi 3 menit. Alasannya, karena masih banyak pelanggan yang belum mendapatkan bagian dan dirinya sudah kelelahan.
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
Sebelum memulai aksinya, Mas Anto terlebih dulu mengucapkan salam dan selamat datang bagi para penikmat seafood di Babalu Cafe.
Kemudian, Mas Anto mulai menyebutkan sejumlah akun media sosial resmi Babalu Cafe, sambil promosi. Setelahnya, Mas Anto menyebutkan alamat lengkap serta petunjuk rinci letak Babalu Cafe.
"Jalan Pangeran Diponegoro nomor 33, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Babalu Cafe?!! Sook Kabeeehh," ujar Mas Anto diikuti para pelanggannya yang memeriahkan kafe tersebut.
"Sok kabeh" adalah kalimat dari bahasa Jawa yang artinya "masukkan semua". Seperti artinya, saat mengucapkan itu Mas Anto akan membalik panci yang berisi satu porsi seafood.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama, panci itu melayang kearah kanan hingga membentur tembok. Itulah saat mas Anto memulai atraksinya.
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
Atraksi ini sendiri berawal ketika Mas Anto kesal dengan karyawannya yang sulit diatur. Mas Anto mengaku tak tahu, amarahnya yang terekam kamera itu, justru menarik perhatian pecinta seafood.
Banyak diantara pelanggan yang penasaran, apakah seafood bikinan Mas Anto tetap lezat meski dimasak dengan cara 'barbar'.
Soal ini, Mas Anto dalam berbagai kesempatan baik di media televisi maupun vlog di Youtubenya, menegaskan rasa masakannya tak berkurang meski dia memasak dengan ekstrem.
"Walaupun memasaknya seperti ini, saya jamin rasanya tetap jos," ujarnya.
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
Mas Anto mengaku senang dengan ramainya Babalu Cafe. Meski begitu, dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para pelanggan yang merasa kecewa dengan pelayanan Babalu Cafe.
ADVERTISEMENT
"Barangkali ada salah kata saya, pelayanan kami masih kurang, tolong dimaafkan. Kami bekerja secepat dan semaksimal mungkin, dan akan terus diperbaiki (sistem pelayanannya)," kata Mas Anto mengakhiri aksinya.
Setiap hari stok paling sedikit 5 kuintal seafood berbagai jenis
Di awal berdiri, tepatnya tahun 2014, Babalu Cafe sebenarnya hanya tempat untuk ngopi saja. Namun, Mas Anto yang gemar makan dan memasak seafood iseng mengunggah hasil masakannya itu lewat WhatsApp.
Sejak saat itu, pesanan kepadanya mulai berdatangan. Tidak disangka, banyak rekan-rekannya yang menginginkan Anto memasak seafood. Mas Anto akhirnya menambahkan menu seafood di Babalu Cafe.
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
"Dalam satu malam bisa menghabiskan 2,5 Kuintal kerang bermacam jenis. Jumlah tersebut belum termasuk kepiting, rajungan, gurita dan cumi-cumi," tuturnya
ADVERTISEMENT
Bahkan, Sabtu (16/11) lalu saat kami bertandang, Mas Anto membeli stok seafood hingga 8 Kuintal.
Saat itu, order ditutup pukul 20.00 WIB. Close order terjadi lebih cepat dari biasanya, lantaran pada malam minggu kemarin, pengunjung membludak.
"Ini sudah tak lebihin, biasanya stok 4-5 Kuintal kerang saja, belum sama kepiting udang dan cuminya," kata Mas Anto.
Menariknya, selain belanja seafood, Mas Anto juga mengakui selalu ada peralatan masak baru di dapurnya. Biasanya, ini terjadi kalau dirinya membanting terlalu keras barang tersebut saat melakukan aksi.
"Sebenarnya enggak semua baru, ya adalah satu dua beli. Kalau enggak rusak banget enggak beli," katanya tertawa.
Meski jarang terlihat duduk, sekali waktu Mas Anto tampak tak segan menyapa, dan melayani para pelanggan yang meminta selfie serta yang melihat aktivitasnya di dapur.
Babalu Cafe Purwodadi Foto: Afiati Tsalitsati/ kumparan
"Ya gini, saya berusaha melayani tapi pasti ada kurangnya maka saya mohon dimaafkan," tutupnya.
ADVERTISEMENT