Kecap Bango Punya Rasa yang Asli, Apa Rahasianya?

13 November 2022 9:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Semur ayam sebagai salah satu menu favorit masyarakat. Foto: Edgunn/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Semur ayam sebagai salah satu menu favorit masyarakat. Foto: Edgunn/Shutterstock
Ada banyak jenis kuliner Nusantara dari berbagai daerah yang menggunakan kecap sebagai bahan utamanya. Cita rasa manis dari kecap berpadu dengan bumbu masakan lain bisa menggugah selera untuk mencicipi makanan tersebut.
Saking banyaknya, bukan hal aneh jika di dapur bahkan di meja makan setiap rumah selalu tersedia kecap, utamanya kecap manis. Kecap Bango dari Unilever misalnya, adalah salah satu produsen kecap ternama yang sudah mendampingi banyak keluarga Indonesia dalam urusan masak-memasak sejak tahun 1928.
Terus berkomitmen memberikan cita rasa terbaik bagi masyarakat Indonesia, Bango tetap mempertahankan bahan baku utama mereka sejak dulu. Kecap Bango hanya dibuat dengan 4 bahan alami yaitu, kedelai hitam Mallika, gula, garam, dan air. Dengan begitu, setiap masakan tetap terjaga kualitasnya karena proses pembuatannya pun bebas dari penguat rasa, pewarna, atau pemanis buatan.

Fakta Kedelai Mallika yang Digunakan Kecap Bango

Untuk mengutamakan kualitas rasanya, Bango menggunakan kedelai Mallika sebagai salah satu bahan baku alaminya. Kedelai hitam ini merupakan salah satu varietas unggulan Indonesia karena ketahanannya terhadap kekeringan, genangan air dan hama.
Kedelai Mallika merupakan kedelai hitam yang punya keunggulan lebih dibanding jenis kedelai lainnya, bahkan pernah punya “masa jaya” sebelum pertengahan abad ke-20. Dr. Ir. Setyastuti Purwanti, M.S. kala itu melakukan penelitian dengan metode purifikasi terhadap calon benih unggul kedelai hitam lokal di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian UGM.
Akhirnya, dipilihlah nama Mallika, yang diambil dari bahasa Sansekerta. Nama Ini berarti “kerajaan”. Mallika jadi mutiara hitam yang berharga dalam memajukan kesejahteraan para petani kedelai di wilayah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Kini, baik pemerintah maupun swasta, termasuk Bango, terus gencar untuk memberdayakan para petani untuk meningkatkan produksi Mallika agar bisa mencukupi kebutuhan kedelai nasional.
Dalam tahap pembuatan kecap Bango, kedelai Mallika difermentasi selama 2-4 hari untuk menumbuhkan jamur khusus kecap. Tahap selanjutnya, Mallika melalui tahap fermentasi kedua selama 3-6 bulan menggunakan bahan baku alami lainnya, yaitu garam.
Hasil fermentasi inilah yang dicampur dengan gula dan dimasak selama 2-3 jam hingga matang. Agar terbebas dari partikel pengotor dari gula, kecap pun melalui proses penyaringan dan uji kelayakan. Hasil yang sesuai standar dan lolos uji Bango dikemas dan dikirim sampai ke tangan para konsumer Indonesia.

Upaya Bango Berdayakan Petani Indonesia

Tak hanya memilih kedelai dengan kualitas terbaik, Bango juga berupaya mendukung petani Indonesia dengan berkomitmen untuk terus menghadirkan produk berkualitas. Pada September 2019 lalu misalnya, Bango meluncurkan kemasan baru bernama Cita Malika yang hasil penjualannya akan diberikan untuk pelatihan petani muda.
Tak hanya itu, Bango pun bekerja sama dengan The Learning Farm untuk memberikan rangkaian kurikulum untuk memberdayakan serta regenerasi petani di Indonesia Kurikulum ini dirancang agar pesertanya bisa mengembangkan hard skill maupun soft skill yang mendukung.
Baru-baru ini, dalam rangka Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September, Bango kembali menginspirasi keluarga Indonesia untuk selalu memberikan apresiasi kepada petani Indonesia atas kerja keras mereka. Bango pun mengedukasi konsumennya mengenai rahasia kelezatan kecap Bango tidak pernah berubah sejak awal didirikannya.
Bango tetap mempertahankan 4 bahan alami berkualitas mereka, yaitu kedelai Mallika, gula, garam, dan air. Sehingga, setiap keluarga bisa tetap memperoleh #RasaYangAsli hasil tangan para petani Indonesia. Mari rayakan Hari Tani Nasional dan mendukung setiap petani bersama Bango!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Bango