Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kedai Kopi Ini Buat Program Khusus untuk Bantu Kurangi Jumlah Sampah Plastik
13 September 2020 12:21 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun harapan itu selalu ada, rupanya upaya pemerintah tersebut perlahan namun pasti menemui titik terang. Terutama, keberhasilan ini diperoleh dari kebiasaan memilah sampah sesuai jenisnya.
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administratif Jakarta Selatan, dalam rilis yang kumparan terima, Jumat (11/9), menyatakan bahwa tanpa adanya pemilahan sampah yang benar, maka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan penuh dalam jangka waktu maksimal dua tahun.
Ada empat jenis sampah yang berpotensi untuk didaur ulang; yaitu kertas, plastik, besi dan logam, serta kaca. Menurut data dari Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan menyebutkan bahwa selama Januari-September 2020 ke-empat jenis sampah tersebut mengalami peningkatan potensi jumlah daur ulang.
Sampah kertas menempati urutan pertama sejumlah 106.491 kg, sementara urutan kedua ditempati sampah plastik dengan jumlah 61.075 kg. Selanjutnya, urutan ketiga ditempati oleh sampah besi dan logam sejumlah 12.948 kg, dan kaca di urutan keempat dengan jumlah 10.139 kg.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma itu, bank sampah tersebut juga mengungkapkan selama pandemi ada penurunan jumlah sampah kertas sebanyak 45 persen, dan sampah plastik menurun 42 persen. Penurunan ini disebabkan oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga mengurangi waktu operasional mal dan pasar yang merupakan area penghasil sampah terbesar.
Untuk semakin mensukseskan program mendaur ulang dan pengurangan sampah, sebuah kedai kopi bernama KISAKU meluncurkan Sustainability Program, tepat di hari ulang tahun pertamanya.
Selain menghapus penggunaan plastik sekali pakai dan pemberian diskon 10 persen bagi pelanggan yang membawa tumbler, dalam program ini juga memperkenalkan penggunaan gelas plastik tanpa sedotan (strawless cup), serta memulai kolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
"KISAKU Sustainability Program hanyalah langkah kecil untuk lingkungan yang lebih baik, apalagi kami juga sadar bahwa bisnis ini sulit untuk 100 persen menghapus penggunaan bahan plastik. Oleh karenanya, kami memutuskan berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan dalam Program Daur Ulang KISAKU, agar sampah yang masih kami hasilkan bisa diolah secara lebih baik," kata Catherine Halim, Co-founder dan Managing Partner KISAKU.
Melalui program tersebut, kedai kopi ini pengin mengajak pelanggan untuk mengembalikan produk daur ulang; yang terdiri dari botol air minum kemasan, botol KISAKU (160ml, 250ml, dan 1 liter), serta gelas plastik.
Tiap pelanggan yang mengembalikan satu produk daur ulang akan mendapat satu stempel pada kartunya. Setelah mengumpulkan 10 stempel, pelanggan dapat menukarkannya dengan satu buah minuman ; dengan pilihan iced/hot black, iced/hot latte, iced/hot kampoeng latte, iced/hot pandan latte, iced/hot chocolate, dan iced/hot mocha.
ADVERTISEMENT
Nantinya tiap produk daur ulang akan dikirimkan ke Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan, untuk kemudian diolah lebih lanjut dengan bekerjasama bersama pihak ketiga.
"Saya menyambut baik kepedulian setiap perusahaan untuk membantu menjaga lingkungan, dengan bergabung bersama kami dalam memaksimalkan program daur ulang plastik, kertas, besi dan logam, serta kaca. Kami juga berharap bahwa inisiatif yang telah dilakukan oleh dapat memberikan inspirasi bagi perusahaan lain, untuk melakukan hal yang sama, sehingga secara bersama kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik," tutup Ellen De Wilde, Ketua Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan.