Kenapa Masyarakat Jawa Suka dengan Makanan Bercita Rasa Manis?

2 Februari 2021 12:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gudeg Yu Djum. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gudeg Yu Djum. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
Sadar atau tidak, makanan khas Jawa memiliki cita rasa manis yang begitu memikat. Terlebih bila kamu bertandang ke Yogyakarta, salah satu kuliner tradisionalnya yakni gudeg, menyuguhkan cita rasa manis nan legit.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan sambal atau sekalipun rendang hasil olahan masyarakat Jawa terkadang terasa cenderung manis, bukan? Rupanya hal ini bukan tanpa alasan.
Menurut penelitian Prof Dr. Ir Murdijati-Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, secara genetis dan fisiologis kemampuan indera perasa masyarakat Jawa terhadap cita rasa manis termasuk yang paling tinggi.
"Secara fisiologis orang Jawa termasuk tinggi (kemampuan merasakan manis). Sumatera bahkan (kebanyakan masyarakat) Indonesia yang paling disukai itu cita rasa manis," tuturnya saat kumparan hubungi melalui telepon, Rabu (20/1).
Ilustrasi gula jawa Foto: dok.shutterstock
Inilah, lanjut Prof Mur, panggilan akrabnya, yang menjadi alasan kenapa masyarakat Jawa begitu menyukai makanan manis. Memang secara genetis saraf pengecap mereka terlahir bahkan terbiasa dengan makanan manis.
ADVERTISEMENT

Kemudahan menjangkau bahan makanan manis di Pulau Jawa

Faktor lain yang juga mendukung alasan tersebut adalah, lantaran kemudahan masyarakat Jawa dalam menjangkau bahan makanan manis. Hal ini terjadi sejak zaman tanam paksa yang dilakukan Belanda terhadap kaum pribumi.
Belanda berhasil mengembangkan tanaman teh, ubi kayu, beras, dan salah satunya tebu pada 1830. Sebelum ditemukannya tebu sebagai bahan gula pasir, Prof Murdijati mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia mengenal pemanis berupa gula kelapa dan aren secara turun-menurun.
Petani memanen tebu di Sidoarjo Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Kemajuan teknologi yang kian berkembang di Tanah Air membuat bermunculan pabrik gula; yang pertama kali hadir di Jawa Tengah. Gula pun menjadi salah satu komoditas ekspor.
Perkembangan gula sebagai bahan pemanis akhirnya menjadi sebuah hal yang lumrah. Hingga hadirlah makanan serta minuman manis. Sebut saja es teh manis dan gudeg yang begitu lekat dengan kebiasaan kuliner masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa.
ADVERTISEMENT
Uniknya, gula bukan hanya digunakan sebagai pemanis, melainkan juga berfungsi sebagai bahan pengawet makanan. Itulah fungsi gula dalam masakan gudeg. Gula dipakai untuk jadi pengawet. Akhirnya muncullah gudeg dengan rasa manis.
Ilustrasi gudeg Foto: Shutterstock
“Maka itu ada gudeg manis dan ada gudeg yang standar. Kalau gudeg kampung yang asli, ya tidak terlalu manis,” tutup Prof. Murdijati.
Nah, kini kamu sudah tahu kan alasan masyarakat Jawa begitu suka dengan makanan dan minuman manis. Jadi, makanan manis khas Jawa mana yang jadi favoritmu?