Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ketika Makan Bunga Seperti Suzanna Tak Lagi Terkesan Mistis
15 Oktober 2018 17:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Makan bunga mungkin dulu terdengar sangat mistis, tapi kini kegiatan ini makin biasa setelah edible flower makin dikenal. Ya, menikmati bunga kini tak hanya dilakukan Suzanna sang legenda di perfilman horor Indonesia. Bahkan bunga yang dimakan pun tak hanya melati.
ADVERTISEMENT
Edible flower merupakan bunga yang aman untuk dikonsumsi. Jadi, bunga cantik ini tidak hanya berfungsi untuk hiasan di makanan, tetapi aman juga untuk dimakan lantaran tidak beracun dan tidak mengandung pestisida.
Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang edible flower, seperti telah dirangkum kumparanFOOD:
1. Makin banyak permintaan edible flower
"Sekarang makin banyak yang berkecimpung di edible flower karena permintaan. Tapi sejauh ini baru di hotel dan restoran besar," ujar Eva Lasti Apriyani Madarona yang sudah beberapa tahun terakhir menggeluti tanaman edible flower.
Eva tidak merinci bagaimana kenaikan permintaan edible flower. Yang jelas saat ini pasarnya ada dan semakin banyak yang bermain dalam bidang ini.
2. Cara agar edible flower aman
Menurut informasi yang didapat Eva, edible flower memiliki antioksidan yang tinggi. Meski manfaatnya besar, namun menurutnya yang awam pun masih banyak. Kata Eva, yang harus benar-benar diperhatikan dari edible flower adalah dengan memastikan bunga yang dimakan tidak beracun meskipun memiliki penampakan yang indah.
ADVERTISEMENT
"Lantana adalah salah satu jenis yang pernah dijual sebagai edible flower, padahal sebenarnya mengandung toksik. Ya mungkin dampaknya nggak besar atau langsung kelihatan karena yang tersaji di piring sedikit. Tapi seharusnya jangan ada bunga yang toksik," tutur Eva.
Saat ini edible flower nggak hanya dibudidaya secara khusus, penjual tanaman bunga juga menjualnya secara umum. Nah, di sini yang harus diperhatikan adalah pestisida. Jangan sampai edible flower diseprot pestisida.
"Saya pernah beli (tanaman edible flower), saya karantina dulu sebulan sebelum dirawat. Untuk edible flower, jenis dan budidayanya penting banget," sambung Eva.
3. Makan bunga sudah sejak dulu dilakukan
Berbicara tentang memakan bunga sebagai bagian dari kuliner sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Dikutip dari tulisan Eleese Cunningham, RDN, dari Academy of Nutrition and Dietetics, penggunaan bunga dalam kuliner bisa dilacak sampai tahun 3.000 SM. Laporan awal menunjukkan bahwa di Roma Kuno, bunga violet dan mawar dimasukkan dalam hidangan. Sementara itu lavender banyak digunakan dalam saus.
ADVERTISEMENT
Saat ini juga makin banyak kue dan masakan yang menggunakan edible flower. Selain mempercantik tampilan, bunganya pun bisa langsung dimakan
4. Bunga-bunga yang bisa dimakan dan bernutrisi
Rop O dan peneliti lain dalam studinya meneliti 12 bunga hias yang bisa dimakan. Nah, dari penelitian itu ditemukan chrysanthemum, dianthus, dan viola merupakan bunga dengan kandungan mineral tertinggi. Unsur yang paling melimpah dalam bunga tersebut adalah kalium.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Food Science menyebut, bunga yang umum dimakan di Cina ternyata kaya akan polifenol. Polifenol diketahui memiliki antioksidan tinggi.
Bunga labu, sesbania, dan calabash juga bisa dikonsumsi dan diyakini mengandung nutrisi. Bagaimana denganmu, apakah suka makan bunga -bunga seperti ini?