Ketika Makanan Indonesia Diutak-atik Jadi Fusion Food nan Unik

23 November 2019 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sate susu keju Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sate susu keju Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Menggabungkan dua unsur budaya dalam sebuah makanan --fusion food-- kini kembali menjadi tren kuliner. Kemunculan fusion food ini sejatinya tak lepas dari peran generasi milenial, yang gemar bereksplorasi rasa.
ADVERTISEMENT
Riset Unilever Food Solutions di Asia Tenggara menunjukkan, era globalisasi membuat milenial terpapar dengan banyak hal baru, termasuk dalam hal kuliner. Mereka tak cuma mencari rasa dan kualitas, namun juga pengalaman dalam menikmati makanan.
"Mereka punya aspirasi berbeda pada bisnis makanan. Dengan hadirnya para milenial yang terpapar budaya di luar, mereka juga menggabungkan budaya negara A dan B, yang pada akhirnya menghasilkan fusion food," ungkap Joy Tarigan, Managing Director Unilever Food Solutions dalam sambutanya di Konferensi Pers Kompetisi Ngulik Rasa di Menara Astra, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/11).
Hidangan fusion food ini juga bisa menjadi sebuah pendekatan, untuk mengenalkan makanan Indonesia kepada generasi milenial.
Konpers kompetisi Ngulik Rasa Unilever Food Solutions Foto: Dok. Unilever
Berangkat dari hal tersebut, Unilever Food Solutions menggelar kompetisi kreasi fusion food bertajuk 'Ngulik Rasa'. Menggandeng berbagai chef dan pebisnis kuliner, kompetisi tersebut digelar untuk memunculkan ide masakan unik dan baru, tanpa meninggalkan cita rasa khas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, hampir 3.000 pendaftar dari seluruh Indonesia yang ingin berpartisipasi. Dari ribuan resep yang masuk ke dalam situs website Ngulik Rasa, akhirnya dieliminasi menjadi 15 peserta.
Belasan peserta tersebut juga dibagi lagi menjadi tiga kategori hidangan; yakni soto, sate, dan nasi goreng.
"Pilihan tiga kategori itu karena merupakan masakan tradisional yang ada di daerah manapun. Misalnya soto, ada soto padang, soto madura. Pendekatan lewat masakan tradisional juga bisa membuat milenial mengerti, bagaimana proses pembuatannya," imbuh Joy.
Soto lamongan seafood hingga sate kanak
Kreasi soto fusion dalam kompetisi Ngulik Rasa Foto: Dok. Unilever
Setelah melalui babak final, terpilih satu hidangan terbaik dari masing-masing kategori. Kategori soto dimenangkan oleh Eka dari Karunia Bumbu Lamonganan asal Lamongan, Jawa Timur, dengan kreasi soto seafood lamongan koya telur asin.
ADVERTISEMENT
Alih-alih menggunakan suwiran ayam, soto lamongan buatan Eka justru memadukan aneka hidangan laut --kerang, rajungan, hingga udang-- dengan kuah kaldu soto. Untuk taburan koya-nya, diganti dengan bubuk telur asin.
Kreasi nasi goreng fusion dalam kompetisi Ngulik Rasa Foto: Dok. Unilever
Sementara, untuk kategori nasi goreng dimenangkan oleh Gozali dari Gozali Catering asal Balikpapan, Kalimantan Timur dengan kreasinya bernama nasi goreng borneo.
Menu nasi goreng ini menggabungkan berbagai produk unggulan asal Kalimantan sebagai campurannya. Ada kepiting, lengkap dengan telurnya. Selain itu, Gozali juga menambahkan mandai yang berupa fermentasi kulit buah cempedak. Semua elemen tersebut dipadukan dengan bumbu telur asin dan disajikan sebagai nasi goreng.
Tak kalah unik, untuk teman santap nasi gorengnya menggunakan sambal yang dimasak dengan teknik molecular gastronomy. Sambal tersebut dilapisi dengan semacam jeli, sehingga akan 'meledak' saat digigit.
Kreasi sate fusion dalam kompetisi Ngulik Rasa Foto: Dok. Unilever
Sementara, kategori sate dimenangkan oleh Fabian Budi Seputro dari Sate Ratu asal Sleman, Yogyakarta. Kreasi mereka adalah sate kanak, sate ayam dengan bumbu pedas dan saus pedas manis.
ADVERTISEMENT
Potongan daging ayam pada sate ini cukup besar, dengan tekstur yang empuk dan legit. Dagingnya sudah dimarinasi terlebih dahulu sebelum dibakar, sehingga kaya rasa.
Selain mendapatkan hadiah uang tunai, seluruh peserta juga telah dibekali dengan digital entrepreneurship, baik input untuk komunikasi atau marketing. Supaya nantinya kreasi menu tersebut bisa dijual di tempat usaha mereka dan dicicipi masyarakat.
"Bagaimana kreasi fusion food tersebut bisa jadi core menu tempat usaha masing-masing. Menjadi bagian dari kampanye makanan Indonesia, dan memuaskan keinginan milenial untuk food hunting." pungkas Joy.