Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Bisnis Tahu Petis Pembawa Berkah untuk Panti Asuhan di Semarang
22 Juli 2022 19:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tepatnya, merek Petis Bu Aning, belakangan banyak dibicarakan karena kepopulerannya yang mampu menjangkau kancah internasional. Sipora Aning Prasetyowati, atau yang akrab disapa Bu Aning merupakan pemilik usaha Petis Bu Aning.
Kepada kumparanFOOD, Bu Aning berbagi kisah dibalik kesuksesan usaha petisnya, yang kini juga berkembang menjadi sajian tahu petis. Dia mengatakan bahwa ide berjualan kuliner Semarang ini datang dari saran salah satu donatur di panti asuhan dengan nama Panti Shalom itu.
Seiring berjalannya waktu, lantaran banyak anak di panti asuhan , Bu Aning bertanggung jawab untuk merawat dan membesarkan mereka. Sayangnya pandemi COVID-19 datang dan membuat kebutuhan di panti semakin meningkat. Namun, hal tersebut tidak seimbang dengan pemasukan para donatur yang turut menurun.
“Saya berdoa kepada Tuhan, tiba-tiba kami punya ide untuk membuat usaha tahu petis. Kita juga punya donatur yang mengirim tahu. Lalu kami olah menjadi tahu petis. Awalnya satu dus, dua dus masih kami olah. Kemudian karena banyaknya peminat, dus tersebut kami ubah menjadi kemasan seperti sekarang,” kata Bu Aning saat dihubungi, Rabu (20/7).
ADVERTISEMENT
Melalui doanya kepada Tuhan, Bu Aning pun akhirnya memperkuat niatnya untuk membuka usaha tahu petis; yang dia kembangkan dari bisnis petis sebelumnya. Awalnya dia hanya menjual ke teman dan donatur. Kemudian, Bu Aning memanfaatkan media sosial untuk memasarkan bisnis kulinernya tersebut.
Para warga Indonesia atau TKW yang berada di luar negeri seperti di Singapura, Hong Kong, bahkan Amerika kemudian tertarik untuk membeli makanan daerah ini.
Untuk omzet penjualan tahu petis sendiri pun tidak menentu, katanya; kadang naik dan kadang turun. Namun itu semua tetap disyukuri oleh Bu Aning, dia tidak pernah memaksakan harus memproduksi tahu petis sesuai target, dan mendapat omzet setiap bulannya.
“Petis Bu Aning 777 memiliki arti 7 dalam bahasa Jawa itu Pitu. Jadi 777 itu mengandung makna pitulungan, pitulungan, pitulungan. Ditolong Tuhan, ditolong sesama, dan menolong sesama,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kini, merek Petis Bu Aning telah terjual di berbagai wilayah di Indonesia. Makanan ini juga terkenal di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Belanda, Amerika, dan Australia. Bu Aning juga bermimpi untuk melebarkan usahanya ke lebih banyak negara. Sehingga makanan khas Semarang ini bisa terkenal hingga go international.
Tahu petis Bu Aning sendiri telah memiliki beberapa cabang di Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Camilan tradisional ini memiliki empat varian; yaitu original, pedas, éclair, dan crispy. Serta ada juga tahu petis yang divacum dengan tujuan agar lebih mudah dikirim dan lebih awet. Harganya pun dibanderol mulai dari Rp 17 ribu per bungkus.
Bagi kamu yang tertarik mencicipi tahu petis pembawa berkah ini, bisa langsung menghubungi via media sosial mereka, ya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Monika Febriana