Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Makanan atlet menjadi salah satu kunci penting untuk menghasilkan performa yang prima. Apalagi, bila sedang bertanding di kompetisi olahraga bergengsi, seperti SEA Games . Komposisi menunya, tentu harus bisa memenuhi kebutuhan energi para atlet.
ADVERTISEMENT
Lalu, seperti apa komposisi menu makanan atlet yang sebaiknya disajikan?
Menurut Mury Kuswari, sport nutritionist sekaligus ketua umum Asosiasi Nutrsionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI) menjelaskan, menu makanan atlet sejatinya bersifat personal, dan tergantung dari individu masing-masing.
Namun, secara keseluruhan, menu makanan atlet harus mengikuti program latihan kesehariannya. Semisal, atlet sprinter (lari cepat), meski waktu larinya sangat pendek (12 detik), namun proses latihannya bisa tiga sampai empat jam.
Penghitungan komposisi makanannya; adalah 10 gram karbohidrat per kilogram berat badan tubuh.
"Jadi, misalnya berat badan kita 50 kilogram, artinya kita butuh 50×10, jadi 500 gram karbohidrat. Total jumlah karbohidrat tersebut dibagi berapa kali makan; misal 5 kali makan. Artinya, sekali makannya harus 100 gram karbohidrat," jelas Mury saat dihubungi kumparan melalui sambungan telepon, pada Kamis (28/11).
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk kebutuhan protein, rata-rata atlet membutuhkan 1,6 gram per kilogram berat badannya.
Menu makanan atlet juga dipengaruhi oleh kebiasaan makannya
Selain kebutuhan tiap individu yang berbeda, menu makanan atlet juga dipengaruhi oleh kebiasaan makan masing-masing. Bila saat bertanding menyantap makanan yang tak biasa mereka makan, tubuh harus beradaptasi kembali.
Mau diberi menu sesehat apa pun --sushi, pasta, atau nasi merah sekalipun-- kalau memang tidak terbiasa, ketika pola makan tengah diperbarui, dengan porsi yang banyak, akan tetap merasa tak berenergi. Sebab, tubuh membutuhkan penyesuaian untuk menyerapnya jadi sumber energi.
"Jadi, mau enggak mau kita harus melakukan persiapan dengan kebiasaan kita. Setidaknya, kalau makan biasanya menu yang sudah disiapkan banyak pilihan gitu kan. Misalnya menu buffet, kita bisa milih yang mirip-mirip dengan makanan sehari-hari, nasinya ada, dagingnya, dan telurnya ," jelas laki-laki yang juga menjadi pengajar di Universitas Esa Unggul ini.
Belum lagi, tiap-tiap atlet umumnya memiliki support food masing-masing. Contohnya, ada atlet yang harus menyantap jagung terlebih dahulu sebelum mulai latihan, atau harus selalu makan abon.
ADVERTISEMENT
Support food tersebut bisa membuat mereka merasa nyaman, dan bisa menjadi pelengkap menu makanan atlet sebelum bertanding.
"Nah, itu juga jadi poin penting yang harus disiapkan. Jadi, harus well prepared untuk diri sendiri juga," pungkasnya.