Mahasiswa UNY Bikin Inovasi Tartlet Sehat dari Tempe Gembus

14 November 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UNY buat tart dari tempe gembus. Foto: Dok. UNY
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UNY buat tart dari tempe gembus. Foto: Dok. UNY
ADVERTISEMENT
Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata tempe gembus? Mungkin sebagian besar orang akan langsung teringat pada oseng-oseng tempe atau sayuran, bukan?
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka bahwa tempe gembus bisa menjadi bahan dasar kue tart. Ya, di tangan Ayesha Sharika, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Boga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, tempe gembus disulap menjadi bahan dasar tartlet.
Tartlet adalah kue tart dengan ukuran lebih kecil yang cocok sebagai hidangan sekali makan. Dengan bentuknya yang mini, tartlet sering disajikan sebagai hidangan penutup atau kudapan dalam berbagai acara.
Dengan menggunakan bahan tempe gembus, Ayesha mencoba menawarkan alternatif kue tart sehat. Terlebih tempe gembus memang dikenal kaya akan serat dan nutrisi yang bisa membantu mengurangi risiko obesitas, yang menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dihadapi banyak generasi muda saat ini.
Menurut Ayesha, tartlet tempe ini bukan sekadar camilan biasa, tapi juga mendukung pelestarian makanan tradisional Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Saya memilih tempe gembus karena kaya nutrisi dan bisa memberi manfaat kesehatan bagi konsumen,” ujar Ayesha, seperti yang dilansir dari laman UNY pada Rabu (13/11).
Ayesha Sharika, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Boga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang membuat tartlet dari tempe gembus. Foto: Dok. UNY
Dalam proses produksi tartlet tempe ini, Ayesha mengerjakannya seorang diri, tanpa bantuan pegawai tambahan. Ide unik untuk menciptakan produk ini pertama kali muncul pada Maret 2024 saat ia menjalani program magang di sebuah perusahaan catering pesawat.
Dari pengalaman tersebut, Ayesha melihat potensi besar dalam mengolah bahan tempe gembus menjadi sajian tartlet yang sehat. Ayesha pun bertekad merealisasikan idenya dengan cepat.
Menurut Ayesha, tantangan terbesar yang dihadapi saat merealisasikan idenya itu adalah menciptakan tekstur yang disukai konsumen.
"Tekstur tartlet yang dihasilkan dari campuran tempe gambus cenderung tidak renyah. Namun, saya bisa mengatasi hal ini dengan memanggang tempe gembus terlebih dahulu untuk mengurangi kadar airnya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Untuk memperkenalkan tartlet tempe buatannya, Ayesha memanfaatkan pameran Culinary Innovation Product (CIF) di Sleman City Hall sebagai ajang promosi.
Saat ini, produk tartlet tempe kreasinya belum tersedia untuk dijual secara luas. Namun, Ayesha mempertimbangkan langkah ke arah komersialisasi setelah menyelesaikan program KKN yang tengah dijalaninya.