Makanan yang Bantu Selamatkan Bumi

19 September 2024 10:08 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buah dan sayuran hijau. Foto: Aleksey Khoruzhenko/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buah dan sayuran hijau. Foto: Aleksey Khoruzhenko/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan semakin meningkat. Salah satu cara yang paling sederhana untuk berkontribusi dalam menyelamatkan bumi adalah dengan lebih bijak dalam memilih makanan yang kita konsumsi.
ADVERTISEMENT
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), sepertiga emisi gas rumah kaca (GHG) global berasal dari sektor makanan. Angka ini menunjukan besarnya peran industri pangan dalam memperburuk perubahan iklim.
Tentunya, dengan beralih pada makanan yang tepat, kita juga bisa berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan ekosistem bumi tanpa harus mengorbankan kebutuhan nutrisi sehari-hari. Salah satunya caranya adalah dengan memilih makanan yang memiliki dampak lebih rendah terhadap lingkungan.
Lantas apa saja makanan yang dapat membantu menyelmatkan bumi?
Mengutip dari laman FHAFnB, makanan seperti sayuran organik, biji-bijian, kacang-kacangan, adalah makanan yang dapat membantu mengurangi jejak karbon dan limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Konsumsi makanan nabati juga terbukti lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan produk hewani, karena membutuhkan lebih sedikit air dan lahan.
ADVERTISEMENT
Nah, berikut ini daftar makanan yang dapat menyelamatkan lingkungan:

Alpukat

Petani menunjukkan bibit tanaman buah alpukat di kawasan Kampung Alpukat, Pabuaran, Mulyaharja, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Alpukat adalah buah kaya lemak sehat, vitamin, dan serat. Dari sisi lingkungan, alpukat yang dibudidayakan secara organik membutuhkan lebih sedikit pestisida dan meminimalkan dampak negatif pada tanah dan keanekaragaman hayati. Meskipun sering ditanam dalam monokultur, alpukat organik tetap lebih ramah lingkungan.

Quinoa

Ilustrasi Quinoa Foto: Shutterstock/Julia Sudnitskaya
Quinoa adalah biji-bijian bebas gluten yang berasal dari Andes. Ini merupakan sumber protein dan nutrisi penting. Quinoa juga tumbuh dengan sedikit air dan mampu bertahan di kondisi tanah yang sulit, sehingga menjadikannya pilihan ideal untuk pertanian berkelanjutan.

Blueberry

Ilustrasi Blueberry. Foto: Shutterstock
Blueberry organik dikenal karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Budidaya blueberry juga memerlukan sedikit air dan tidak membutuhkan pestisida sintetis, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT

Oat

Ilustrasi oat. Foto: Esin Deniz/Shutterstock
Oat adalah pilihan biji-bijian yang ramah lingkungan. Memerlukan lebih sedikit air dan lahan, serta tidak bergantung pada pestisida, oat adalah pilihan makanan dengan jejak karbon yang rendah dan cocok untuk diet berkelanjutan.
Oat juga serbaguna, mudah diolah, dan dapat dimasukkan ke dalam berbagai hidangan untuk menambah nutrisi. Menurut Statista, volume produksi gandum global berjumlah sekitar 25,13 juta metrik ton pada tahun 2023 dan diperkirakan akan terus meningkat.
Oat juga mengandung protein, yang diperlukan untuk perbaikan dan pertumbuhan otot, serta nutrisi penting seperti zat besi, magnesium, dan vitamin B. Selain itu, oat merupakan sumber antioksidan yang baik, yang membantu melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.

Kacang-kacangan

Ilustrasi kacang-kacangan Foto: thinkstock
Kacang-kacangan, lentil, dan buncis adalah sumber protein nabati yang dapat tumbuh di lahan yang tidak subur dengan sedikit air. Dengan mengonsumsi lebih banyak polong-polongan, kita dapat mengurangi ketergantungan pada protein hewani yang memiliki dampak lingkungan lebih besar.
ADVERTISEMENT

Tomat

Ilustrasi Tomat Foto: goffkein.pro
Tomat organik dibudidayakan tanpa bahan kimia sintetis dan memerlukan lebih sedikit air, sehingga menjadikannya pilihan yang lebih berkelanjutan. Selain itu, tomat juga dapat ditanam menggunakan praktik organik dan regeneratif yang bermanfaat bagi lingkungan.
Tomat organik sering kali menunjukkan rasa yang lebih penuh dan lebih segar daripada varietas yang ditanam secara konvensional.

Brokoli

Ilustrasi brokoli. Foto: Brent Hofacker/Shutterstock
Sayuran ini kaya akan serat dan vitamin. Dibudidayakan secara berkelanjutan dengan sistem irigasi efisien, brokoli menjadi pilihan yang baik untuk diet ramah lingkungan.
Budidaya brokoli berfokus pada konservasi air melalui praktik irigasi yang efisien dan teknik pengelolaan tanah seperti mulsa untuk mempertahankan kelembapan.
Selain itu, metode pertanian berkelanjutan memprioritaskan kesehatan tanah dengan menghindari pestisida dan pupuk sintetis, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan mengurangi erosi tanah.
ADVERTISEMENT
Produsen makanan dan petani menggunakan praktik pertanian berkelanjutan untuk produksi brokoli, seperti rotasi tanaman, pengelolaan hama terpadu, pupuk organik, dan pertanian tanpa olah tanah. Metode ini memungkinkan keberlanjutan, meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi masukan kimia, dan mendukung keanekaragaman hayati.

Jamur

Apartemen Jamur program Semur Cendawan oleh tim CSR Pertamina Hulu Kalimantan Timur. Foto: Nabila Ulfa/kumparan
Jamur adalah makanan rendah kalori dan tinggi nutrisi yang dapat dibudidayakan menggunakan limbah organik. Budidaya jamur sangat efisien dalam hal penggunaan air dan lahan, membuatnya salah satu makanan paling berkelanjutan.
Jamur dapat dibudidayakan di lingkungan dalam ruangan yang terkendali menggunakan produk limbah seperti serbuk gergaji, jerami, dan hasil samping pertanian. Kemampuan mereka untuk tumbuh subur di lingkungan yang terkendali berarti mereka membutuhkan lahan dan air yang minimal dibandingkan dengan tanaman tradisional, mengurangi tekanan pada ekosistem alami dan mengurangi penggundulan hutan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kemampuan unik mereka untuk tumbuh pada bahan limbah organik, seperti sisa pertanian atau kompos, tidak hanya mengalihkan bahan-bahan ini dari tempat pembuangan sampah tetapi juga mengubahnya menjadi makanan yang berharga dan bergizi.

Kale Organik

Ilustrasi Kale Foto: Shutterstock/SEEDJAN
Kale dalah sayuran hijau dengan kandungan vitamin yang tinggi. Pertumbuhannya memerlukan sedikit air dan dapat ditanam di berbagai kondisi lahan, menjadikannya salah satu sayuran yang paling ramah lingkungan.
Kale biasanya membutuhkan sekitar 20-30 inci air per musim tanam, jauh lebih rendah daripada tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi atau kacang almond. Selain itu, kale juga dapat ditanam rapat, sehingga memungkinkan penggunaan lahan yang efisien dan memaksimalkan hasil panen per hektare.

Apel Organik

Ilustrasi apel Newton. Foto: Shutterstock
Apel termasuk buah yang paling banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di seluruh dunia, dengan ribuan varietas yang tersedia. Biasanya dimakan segar, apel juga sering digunakan dalam memasak, memanggang, hingga dijadikan jus.
ADVERTISEMENT
Buah ini sarat dengan vitamin, terutama vitamin C, serat makanan, antioksidan, serta mineral seperti kalium. Apel memberikan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kesehatan jantung, mendukung sistem pencernaan, serta memperkuat fungsi kekebalan tubuh.
Tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, budidaya apel juga semakin berkembang menjadi lebih ramah lingkungan. Menurut penelitian dari Soil Science Society of America Journal, petani kini semakin sadar akan dampak lingkungan dari praktik pengelolaan kebun apel mereka.
Salah satu langkah penting adalah penggunaan kompos sebagai alternatif pupuk sintetis. Menambahkan kompos ke dalam rencana pengelolaan nutrisi kebun apel dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang tidak terbarukan, sekaligus memanfaatkan bahan limbah secara berkelanjutan.

Rumput laut

Ilustrasi Rumput Laut Foto: Shutterstock/Viktor Kochetkov
Rumput laut telah lama dikonsumsi di berbagai dunia, khususnya di Asia. Menurut penelitian, antara 75% hingga 85% produksi rumput laut global digunakan untuk konsumsi langsung manusia, terutama di negara-negara Asia Timur.
ADVERTISEMENT
Rumput laut kaya akan vitamin, mineral (termasuk yodium dan kalsium), antioksidan, serta serat makanan, menjadikannya salah satu makanan yang paling bernutrisi di dunia.
Namun, manfaat rumput laut tidak berhenti pada gizi saja, budidaya rumput laut juga memiliki potensi besar untuk membantu memperbaiki lingkungan. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida dari air laut.
Dalam proses pertumbuhannya, rumput laut menyerap karbon dioksida terlarut, yang membantu menurunkan konsentrasi gas rumah kaca dan mengurangi tingkat pengasaman laut. Selain itu, rumput laut berperan sebagai penyaring alami yang membantu membersihkan air.
Tanaman ini menyerap kelebihan nutrisi, seperti nitrogen dan fosfor, serta polutan lain yang dapat merusak ekosistem laut. Dengan demikian, budidaya rumput laut dapat meningkatkan kualitas air dan mendukung kesehatan ekosistem di sekitarnya.
ADVERTISEMENT

Wortel

Ilustrasi wortel. Foto: Marian Weyo/Shutterstock
Sayuran berwarna orange ini dikenal karena teksturnya yang renyah serta rasanya yang manis. Sayuran ini juga kaya akan vitamin, terutama vitamin A yang berasal dari beta-karoten, serta vitamin C, K, dan B6. Mengonsumsi wortel dapat membantu meningkatkan kesehatan mata, mendukung sistem kekebalan tubuh, dan memberikan manfaat bagi kulit.
Selain menjadi sumber nutrisi yang penting, wortel juga sangat mudah ditanam. Tanaman ini cocok untuk berbagai iklim dan termasuk dalam tanaman musim dingin yang selalu ditanam langsung di tanah.
Sayuran ini juga memiliki jejak karbon yang rendah dibandingkan dengan banyak sayuran lainnya. Dibandingkan dengan daging atau produk pangan lainnya yang menghasilkan emisi karbon tinggi, sayuran seperti wortel menghasilkan dampak lingkungan yang jauh lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan dari Environmental Working Group (EWG), wortel juga memiliki skor residu pestisida yang rendah hingga sedang, membuatnya relatif aman untuk dikonsumsi.
Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa wortel organik sebenarnya memiliki hasil panen rata-rata 14,5% lebih tinggi dan limbah panen yang 10% lebih rendah dibandingkan dengan wortel yang ditanam secara konvensional. Dalam budidaya organik, petani cenderung meminimalkan penggunaan bahan kimia, yang tidak hanya mengurangi polusi lingkungan, tetapi juga melestarikan keanekaragaman hayati.

Ubi jalar

Ilustrasi ubi ungu panggang. Foto: kai keisuke/Shutterstock
Selain dikenal dengan kelezatannya, tumbuhan ini juga memiliki jejak karbon yang rendah. Budidaya ubi jalar membutuhkan lebih sedikit sumber daya dibandingkan dengan banyak tanaman lain, sehingga menjadikannya pilihan yang ramah lingkungan. Para petani sering kali menggunakan rotasi tanaman alami dan pengomposan untuk memperkaya kesuburan tanah tanpa perlu pestisida dan pupuk sintetis.
ADVERTISEMENT

Beri

Raspberry. Foto: Shutter Stock
Buah beri, seperti stroberi, blueberry, rasberi, dan blackberry, merupakan buah kecil yang lezat dan kaya akan nutrisi. Selain rasanya yang segar, buah beri juga mengandung banyak manfaat kesehatan serta menjadi salah satu pilihan makanan berkelanjutan yang patut dipertimbangkan.
Stroberi, salah satu buah beri yang paling banyak dikonsumsi, kini sering dibudidayakan menggunakan metode tanpa tanah yang ramah lingkungan, seperti hidroponik. Teknik ini mengurangi kebutuhan akan lahan dan air, serta meminimalkan dampak terhadap tanah.