Mangut Lele Mbah Marto, Tersembunyi Namun Legenda di Jogja
PerbesarADVERTISEMENT
Bicara soal Yogja bukan hanya wisatanya saja yang menarik. Kuliner Jogja juga enggak kalah asyik. Sebut saja gudeg, mangut lele, bakpia, kopi jos, dan masih banyak lagi. Nah, jika bosan dengan gudeg, cobalah mangut lelenya.
ADVERTISEMENT
Kalau ingin mencicipi mangut lele khas Jogja, Mbah Marto jawabannya. Mangut Lele Mbah Marto ini usianya sudah 56 tahun. Rumah makannya nyempil di dalam gang. Tepatnya berada di perumahan Desa Ngireng-ireng, Panggungharjo, Bantul.
Terbawa rasa penasaran kumparan pun mendatanginya langsung Rabu (24/4) lalu. Begitu sampai, banyak papan penunjuk jalan bertuliskan 'Mbah Marto.' Papan-papan tersebut menjadi petunjuk arah bagi pengunjung agar tak tersesat.
Sampai akhirnya kami bertemu rumah bercat hijau. Rumah makannya terlihat sangat sederhana laiknya rumah penduduk pada umumnya. Namun, di depannya sudah berjajar rapih meja dengan kursi untuk para pengunjung Mbah Marto.
Saat masuk ke dalam rumah Mbah Marto, tak terlihat sama sekali jajaran lauk atau mangut lelenya. Rupanya kita harus lebih masuk ke dalam rumah hingga ke dapur Mbah Marto. Dapurnya sendiri masih tradisional. Memasaknya pun masih menggunakan kayu bakar.
ADVERTISEMENT
Beberapa tusuk ikan lele sedang diasapi. Aroma asap di dapur Mbah Marto memang sangat tercium tajam. Inilah yang membedakan mangut lele ala Mbah Marto dengan mangut ikan lainnya. Ya, ikan lelenya diasapi terlebih dahulu sehingga memunculkan rasa asap yang khas.
Kemudian lelenya dimasak bersama kuah mangut yang pedas bermandikan cabai. Menyantapnya bisa bersama lauk tambahan. Ada gudeg pawon, garang asem ayam, opor ayam, krecek, tahu dan tempe kuah kuning serta sambal.
Uniknya lagi, pengunjung dapat mengambil makanannya sendiri. Mbah Marto menyediakan mulai dari nasi, alat makan, dan lauk-pauknya dalam satu meja bambu. Kecuali minuman, pengunjung harus memesan kepada pelayan langsung.
Sekarang waktunya menyantap Mangut Lele Mbah Marto. Ikan lelenya berukuran besar yang per ekornya dihargai Rp 10 ribu. Ya, rasa asap begitu terasa di lidah dengan daging ikan lele yang lembut nan gurih di dalam namun kering di luar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan siraman sambalnya melengkapi rasa mangut ini. Sambalnya terasa cukup pedas namun menambah kesedapan bersantap mangut lelenya. Pelengkap lainnya seperti gudeg pawon juga tak kalah lezat.
Gudegnya enggak terlalu manis dengan tekstur nangka yang masih renyah. Gudegnya dimasak bercampur dengan daun singkong.
Agar semakin sedap, tambahlah tahu dan tempe kuah kuning. Tahu dan tempenya dimasak dengan santan sehingga terasa gurih. Bahkan kuah kuningnya meresap hingga ke dalam. Sedaap betul!
Seporsi mangut lele dengan tambahan lauk tersebut dihargai Rp 25 ribu. Harganya sudah termasuk minuman seperti teh tawar hangat.
Setiap harinya Mbah Marto masih memasak sekaligus melayani langsung para tamunya. Perempuan berusia 94 tahun itu masih aktif di dapur sederhananya. "Ya kegiatan Mbah Marto begini-gini saja memasak di dapur dari pagi sampai sore. Kadang-kadang dia juga istirahat sambil ngobrol sama pengunjung," ujar Yulianto salah satu pelayan di Mangut Lele Mbah Marto.
ADVERTISEMENT
Kesederhanaan rasa Mangut Lele Mbah Marto memang meninggalkan kesan di lidah. Tak heran jika pengunjungnya setia berdatangan. Meski tempatnya cukup sulit dijangkau. Jadi jika ingin kulineran tradisional di Jogja cobalah Mangut Lele Mbah Marto.
Mangut Lele Mbah Marto
Alamat: Desa Ngireng-ireng, Panggungharjo, Sewon, Ngireng-ireng, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188.
Jam buka: 10.30 - 16.30 WIB.