Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Secara tampilan mi celor terlihat sederhana dan bahkan biasa saja. Makanan khas Palembang ini memang tak meriah, tidak seperti sajian mi biasanya yang diberi aneka lauk. Ada yang diberi irisan daging ayam, sosis, bakso, aneka sayuran, daging, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Meski sederhana, mi celor punya penggemar setianya. Misalnya saja mi celor ala rumah makan legendaris milik H M Syafei Z. Rumah makan yang berada di kawasan Pasar 26 Ilir, Palembang ini sudah ada sejak tahun 1953.
Di warung kecil dalam pasar, di situlah bermula usaha mi celor ini. Pada tahun 1997, kemudian membuka outlet keduanya yang masih berada di kawasan tersebut. Namun, tempatnya lebih besar dengan kapasitas hingga 50 tempat duduk.
Menurut Wira (17), salah seorang cucu H M Syafei Z, rumah makan ini merupakan usaha keluarga yang diwariskan secara turun temurun. Sebagai generasi ketiga, Wira juga meneruskan usaha kakeknya bersama ketujuh saudaranya yang lain.
Saat kumparan tanya soal apa sebenarnya mi celor itu? Wira menjawab dengan fasih, "Mi celor itu, mi perpaduan sama kecambah nanti dicelor (dicelup) terus dikasih kuah terbuat; dari santan, kaldu udang, dan bahan lainnya. Lalu dijadikan satu piring dikasih telur, bawang goreng, daun kucai, dan potongan daging udang," ucapnya saat ditemui di rumah makan Mie Celor H M Syafei Z, Palembang, pada Minggu (8/9).
ADVERTISEMENT
Sesuai penjelasan Wira, ketika disajikan mi ini memang disiram kuah kental berwarna krem sedikit merah muda. Taburan di atasnya pun tak terlihat begitu meriah. Hanya ada cacahan daun kucai, daging udang, bawang goreng, dan beberapa potong telur rebus.
Ya, mi celor ini memang sederhana, tapi rasanya tak sesederhana penampilannya, lho. Mi seharga Rp 22 ribu ini punya cita rasa yang lengkap; mulai dari gurih, asin, creamy, dan ada sedikit cecapan rempah di akhir. Sekilas tampilannya mirip spaghetti carbonara, tapi ala wong Palembang tentunya.
Tekstur kuahnya yang sangat kental dengan perpaduan santan membuat mi ini terasa begitu creamy. Minya juga tebal --seperti mi aceh-- dan dimasak tak terlalu lembek. Ditambah potongan daging udang terasa gurih aroma seafood-nya. Telur rebusnya menjadi pelengkap yang ringan.
Selain mi celor, di tempat makan yang pernah disambangi pejabat tinggi negeri; seperti Megawati dan Sandiaga Uno ini, juga menyajikan makanan khas Palembang lainnya. Laksan namanya. Makanan ini dihargai Rp 15 ribu saja per porsinya.
ADVERTISEMENT
Laksan memang punya tampilan mirip laksa, tapi tidak pakai mi. Kuahnya sama-sama menggunakan santan, dengan sedikit kemerahan karena menggunakan cabai sebagai bumbunya. Jika laksa berisi sangat lengkap, laksan justru hanya terdiri dari beberapa potong pempek.
"Laksan termasuk menu baru. Laksan itu sebenarnya potongan pempek yang dikasih kuah santan. Dia (laksan) beda dengan laksa, enggak pakai mi, kalau laksa kan pakai mi," tambah Wira.
Laksan juga merupakan makanan khas kota berjulukan 'Kota Pempek' ini. Potongan pempeknya yang besar, membuatnya agak sulit untuk dimakan.
Teksturnya juga padat dan kenyal dengan cita rasa ikan yang begitu kentara. Kuahnya gurih, kaya rempah, sedikit pedas, dan creamy dari santannya. Kekentalan kuah laksan tak sekental mi celor, sehingga rasanya lebih ringan.
ADVERTISEMENT
Jika di tempat makan lain biasanya punya menu pelengkap, di Mie Celor H M Syafei Z cuma ada kedua menu ini saja. Jadi, bagi kamu yang penasaran dengan cita rasa makanan autentik Palembang , tak ada salahnya mencoba Mie Celor H M Syafei Z agar jalan-jalanmu terasa semakin lengkap.
Mie Celor H M Syafei Z
Alamat: Jl. KH. Ahmad Dahlan No.2, 26 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30135.
Jam buka: 06.30 - 20.30 WIB.