news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengapa Harga Latte di Kafe Bisa Begitu Mahal?

22 November 2018 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Latte (Foto: Dok.Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Latte (Foto: Dok.Istimewa)
ADVERTISEMENT
Budaya menikmati secangkir kopi begitu beragam di berbagai tempat. Tak perlu jauh-jauh berbicara tentang budaya di tiap daerah atau negara, dalam lingkup kecil pun demikian, misalnya saja seperti di rumah atau di kafe. Kita punya cara sendiri untuk menikmati kopi. Di rumah, kopi sering diseduh dengan cara tradisional, yakni dicampur dengan air panas--kopi tubruk.
ADVERTISEMENT
Beda halnya saat dinikmati di kafe atau coffee shop. Menu kopi jadi makin bervariasi apalagi jika sudah dikombinasikan dengan berbagai bahan tambahan. Sebut saja americano, cappucino, hingga cafe latte yang dibedakan berdasarkan komposisinya. Varian hidangan kopi tersebut memiliki cita rasa yang serupa namun tak sama; terutama dalam hal kepekatannya. Semuanya punya penggemarnya masing-masing, dengan selera yang berbeda pula.
Mereka yang gemar menyesap minuman berbasis espresso (ekstrak kopi) yang pekat, akan lebih memilih americano. Begitu pun dengan yang lebih menyukai rasa minuman kopi yang lebih lembut, cafe latte bisa jadi pilihan.
Barista kopi membuat latte art. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Barista kopi membuat latte art. (Foto: Thinkstock)
Terbuat dari campuran susu dan espresso, cafe latte sendiri telah dikenal di benua Asia dan Eropa sejak abad ke-17. Kepopulerannya semakin meningkat setelah menu ini diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1975. Kopi dengan tambahan susu ini semakin digemari karena masyarakat Amerika Serikat kurang menyukai rasa espresso yang terlalu kuat.
ADVERTISEMENT
Hal ini pula yang membuat cafe latte begitu populer dan disenangi mereka yang baru mulai mencoba menyesap kopi. Namun, tak sedikit pula yang skeptis dengan harga cafe latte yang dianggap terlalu mahal; apalagi bila dijual di coffee shop. Mungkin, banyak pula yang bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang membuat minuman kopi campur susu buatan kafe tersebut begitu mahal?
Apakah harga kopi yang menjulang tinggi, sehingga membuat minuman olahannya juga ikut berharga tinggi?
Kali ini mari mengungkap beberapa alasan yang membuat cafe latte dijual dengan harga yang cukup mahal, sebagaimana dilansir Refinery29:
1. Bahan tambahan, harga sewa, dan gaji karyawan
Pembuatan kopi menggunakan mesin (Foto: Safira Maharani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan kopi menggunakan mesin (Foto: Safira Maharani/kumparan)
Tahukah kamu, dalam secangkir cafe latte yang kamu sesap tersebut, terdapat berbagai tambahan bahan-bahan seperti sirup, gula, hingga susu? Ini salah satu alasannya. Harga cafe late bisa semakin mahal bila produk susu yang digunakan adalah susu nabati yang terbuat dari kacang-kacangan.
ADVERTISEMENT
Kopi, yang menjadi bahan bakunya sendiri tidak mengalami perubahan harga yang tak terlalu signifikan, mesti dalam beberapa tahun terakhir, tepatnya di tahun 2000 hingga 2018, biji kopi mengalami fluktuasi harga. Namun, bisa dibilang, secara garis besar harganya masih tetap stabil.
Itu baru secangkir minumannya, belum lagi bila kita memperhitungkan biaya operasional dari kafe. Berapa harga sewa dari bangunan kafe, gaji bagi para karyawan, hingga biaya peralatan pembuatan minuman kopi seperti mesin espresso. Ditambah dengan pajak yang cukup tinggi di kota besar, tentu masih cukup wajar dan masuk akal bila harga cafe latte agak menguras kantong.
2. Teknologi cashless
Ilustrasi Belanja Cashless (Foto: Pixabay/flyerweek)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja Cashless (Foto: Pixabay/flyerweek)
Kecanggihan teknologi kini memungkinkan kita untuk cashless, atau dengan kata lain tak lagi harus bertransaksi menggunakan uang tunai. Makin banyak aplikasi dan jasa yang menawarkan kemudahan tersebut; misalnya saja Apple Pay, atau kartu kredit. Membayar dengan sistem cashless akan membuat kita merasa tak mengeluarkan uang.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa artikel yang mengungkapkan, bahwa ketika kita membayar dengan uang tunai, berbagai barang terasa lebih mahal ketimbang membelinya dengan sistem cashless", kata Kara Nielsen, wakil presiden bagian tren dan pemasaran dalam firma pemasaran makanan dan minuman CCD Innovation.
3. Cafe latte sudah dianggap sebagai simbol kelas sosial
Ilustrasi kopi. (Foto: Instagram @saysomethingcoffee)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi. (Foto: Instagram @saysomethingcoffee)
Coba perhatikan, cafe latte atau kreasi minuman kopi lain, terutama yang dibeli dari gerai kopi populer, seringkali digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan status kelas sosial. Misalnya saja, banyak yang membelinya untuk diunggah di media sosial. Ini menandakan bahwa mereka tak ketinggalan tren menikmati kopi masa kini. Sejalan dengan hal tersebut, Bryant Simon, seorang profesor di bidang sejarah dan direktur dari program American Studies di Temple University, menghasilkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa minuman dari Starbucks telah menjadi simbol kelas sosial yang bisa dibeli dengan harga terjangkau.
ADVERTISEMENT
"Saat kamu berjalan dengan membawa secangkir kopi dari Starbucks di tahun 1998-an, orang-orang akan mengira bahwa dirimu sangat modern dan punya uang, serta mungkin memiliki mobil mewah seperti BMW," jelasnya.
Belum lagi, banyak selebriti yang muncul di berbagai majalah, tabloid, hingga televisi yang tak pernah luput memegang gelas minuman kopi yang berasal dari gerai minuman mendunia tersebut. Semakin tinggi peminat dan permintaan, tentu akan semakin tinggi pula harga jualnya, bukan?