Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Morchella Mushroom, Jamur Mematikan yang Jadi Favorit Para Chef
26 Februari 2019 21:37 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, seorang perempuan dikabarkan meninggal dunia usai bersantap di sebuah restoran Michelin di Spanyol. Dilansir The Telegraph, perempuan bernama María Jesús Fernández Calvo tersebut mengalami muntah-muntah dan diare usai mengkonsumsi nasi dan jamur morchella yang disajikan oleh restoran RiFF di Valencia pada Sabtu (23/2).
ADVERTISEMENT
Selain María, 11 pengunjung lain yang juga makan di RiFF restoran di hari Sabtu dilaporkan mengalami gejala sama. Belum diketahui pasti apa penyebab dari keracunan massal tersebut, namun muncul dugaan bahwa kasus tersebut disebabkan oleh hidangan jamur morchella yang disantap.
Pihak berwajib masih menyelidiki perkembangan kasusnya. Dugaan bermunculan; entah karena proses memasaknya yang kurang tepat --mengingat jamur ini mengandung komponen racun yang cukup mematikan-- atau pihak restoran salah menyajikan jenis jamur beracun yang tampilannya mirip seperti morchella.
Lantas, apa sebenarnya jamur morchella itu? Bila berbahaya, mengapa ia kerap diolah menjadi hidangan, bahkan di restoran yang mewah dan ternama?
Jamur morchella, atau dikenal juga dengan sebutan jamur morel adalah jenis jamur yang tumbuh liar di hutan. Tak seperti jenis jamur lainnya yang dipanen, jamur morchella hanya bisa 'diburu' di musim-musim tertentu. Karena itulah, tiap onsnya bisa dibanderol dengan harga selangit, mencapai USD 77 atau setara dengan Rp 1 juta.
ADVERTISEMENT
Dilansir Untamed Feast, jamur morchella memasuki musim panen selama bulan Maret hingga Juni, sekali setahun saja. Tampilannya cukup unik, berbentuk seperti bohlam lampu dengan permukaan penuh rongga, mirip sarang lebah.
Warnanya sendiri bervariasi, dari warna pirang hingga keabu-abuan. Begitu pun ukurannya, ada yang hanya seukuran jari tangan, ada juga yang lebih besar dari tangan kita.
Bagaimana dengan cita rasanya?
Jamur morchella atau morel disebut-sebut memiliki tekstur yang mirip daging namun tetap empuk, dengan cita rasa nutty dan earthy nan kuat. Tak seperti jenis jamur lainnya, morchella memang tidak licin atau kenyal.
Bahkan, mereka yang biasanya kurang menyukai jamur kerap jatuh hati dengan makanan yang satu ini (bahkan para karnivor sekalipun). Kelezatan dan kelangkaannya itulah yang membuat jamur morchella biasa disajikan sebagai hidangan mewah.
ADVERTISEMENT
Namun, perlu digaris bawahi bahwa jenis jamur ini tak boleh dikonsumsi dalam keadaan mentah atau kurang matang. Selain itu, jamur morchella juga tak disarankan untuk dikonsumsi dalam jumlah besar.
Di balik kelezatannya tersebut, jamur morchella mengandung racun yang bisa menimbulkan rasa mual, muntah, pusing, sakit perut hingga diare. Racun tersebut baru bisa hilang saat jamur dimasak hingga matang.
Selayaknya jenis jamur mahal lain, seperti white truffle contohnya, jamur tersebut juga dimasak dengan metode sesimpel mungkin untuk menjaga cita rasa aslinya. Biasanya, ia ditumis bersama mentega, minyak zaitun, atau garam saja.
Agar terhindar dari keracunan yang berbahaya, pemilihan jamur morchella juga harus dilakukan dengan cermat. Pasalnya, jamur idola ini memiliki 'kembaran' yang sangat beracun.
ADVERTISEMENT
Dengan tampilan sangat mirip, spesies jamur morchella palsu tersebut mengandung monomethyl hydrazine (MMH) --zat kimia yang biasa ditemukan di beberapa bahan bakar roket-- yang bisa menyebabkan pusing, muntah, bahkan kematian.