Parti Gastronomi: Kuliner Nusantara dalam Balutan Jiwa Para Pemuda

5 November 2019 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Parti Gastronomi Foto: Dok. Parti Gastronomi
zoom-in-whitePerbesar
Parti Gastronomi Foto: Dok. Parti Gastronomi
ADVERTISEMENT
Kuliner Nusantara tak hanya memiliki cita rasa khas yang memanjakan lidah. Lebih dari itu, masakan Indonesia punya satu hal yang menjadikannya begitu istimewa; yakni sebuah cerita.
ADVERTISEMENT
Tak sekadar tentang rasa, tapi juga sarat akan makna. Bukan semata memenuhi kebutuhan biologis saja.
Sayang seribu sayang, bila kekayaan kuliner Nusantara hanya jadi peninggalan yang tak lagi dilestarikan. Apalagi, kini budaya kuliner makin bergeser seiring dengan adanya kemajuan teknologi.
Bukan tak mungkin, bila nantinya masakan Nusantara hilang tenggelam, terlupakan di antara berbagai kreasi kekinian.
Tak ingin warisan kuliner Indonesia pupus begitu saja, sekelompok pemuda asal Bandung yang menamai dirinya sebagai Parti Gastronomi, mencoba mengemas kisah tentang makanan melalui sebuah cara yang begitu segar.
Beranggotakan empat orang, Parti Gastronomi melakukan pendekatan melalui media visual, tulisan, dan hidangan. Meski keempatnya tak punya latar belakang di bidang kuliner, namun justru mereka mampu menghasilkan beragam program promosi kuliner yang unik dan menarik.
Parti Gastronomi Foto: Dok. Parti Gastronomi
Misalnya saja, Masak Akhir Pekan, yang mengajak anak muda untuk kembali ke dapur dan mengenal bahan pangan lokal. Untuk mengenal lebih jauh mengenai Parti Gastronomi, mari simak obrolan kumparan bersama mereka berikut ini:
ADVERTISEMENT
Apa sih Parti Gastronomi itu? Ada berapa orang anggotanya?
Parti Gastronomi adalah passion project yang fokusnya berbicara mengenai semua cerita tentang makanan, dengan pendekatan yang unik. Cara kita bercerita melalui medium visual, tulisan, dan tentunya masakan itu sendiri.
Apakah memang semua anggotanya berlatar belakang kuliner?
Tidak, itu yang menjadi keseruan sebenarnya. Pandangan Seto yang seorang antropolog dengan Reyza yang merupakan agronomis atau Arifin yang merupakan praktisi desain, bercampur baur dalam berbagai bentuk aktivitas. Sehingga, kami tidak hanya melihat makanan atau masakan sebagai pemenuh kebutuhan biologis semata.
Parti Gastronomi Foto: Dok. Parti Gastronomi
Cerita terbentuknya Parti Gastronomi? Apa yang memantik terbentuknya komunitas ini?
Diawali rasa cemburu ketika kami, bahwa skena kuliner di ibu kota bisa sangat vibrant dan bisa lebih terkoneksi satu sama lain. Akhirnya karena kedekatan satu sama lain, maka kami pun mendiskusikan sebuah project yang diharapkan mampu menjadi pemantik keterikatan pegiat kuliner, setidaknya di kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Kenapa harus bahas makanan Indonesia?
Selain itu, ada kekhawatiran kami terhadap diri sendiri, sudah sejauh mana kami paham akan bahan pangan, dan sajian makanan dari negeri sendiri.
Sehingga, kami harus terus menggali pengetahuan tentang bahan pangan dan masakan Indonesia, dan harapannya bisa menyampaikan pengetahuan tersebut untuk orang banyak.
Program apa saja yang dilakukan Parti Gastronomi?
Sejauh ini kami mempersiapkan empat program dibawah Parti Gastronomi. Telusurasa, yakni upaya mendokumentasi bahan pangan lokal yang dituangkan dalam tulisan. Masak Akhir Pekan, kampanye sosial yang mengajak anak muda untuk kembali ke dapur, dan mengenal bahan pangan lokal.
Open Table, yang merupakan pop up kitchen sebagai sarana mengenalkan sajian ala kami. Sampai Parti Lab yang merupakan dapur bagi kami bersemedi untuk ide-ide liar lainnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu program Parti Gastronomi, Telusur Rasa ini telah berkelana ke beberapa kota, boleh diceritakan gimana awalnya mengadakan tur Telusur Rasa? Bagaimana pelaksanaannya?
Telusurasa sebenarnya dimulai tahun lalu, ketika program ini belum dikompilasi dalam Parti Gastronomi. Seto dan Reyza berhasil meramaikan rangkaian kegiatan Hari Pangan Sedunia di 5 kota; yaitu Bandung, Jogjakarta, Bali, Kendari, dan Jakarta.
Tujuannya, mengkampanyekan penggunaan bahan pangan lokal dengan medium buku Mustikarasa. Model tersebut dibentuk ulang dengan gaya yang cukup berbeda.
Diawali perjalanan mendokumentasikan Tauco Cap Meong di Cianjur yang mendapat tanggapan positif setelah ulasannya dimuat di beberapa media.
Maka dengan bentuk yang lebih terstruktur, kami pun menggunakan tajuk Delicious Rot yang akhirnya berhasil mendokumentasikan delapan produk fermentasi dari delapan kota di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Output apa yang dihasilkan dari tur Telusur Rasa?
Dalam perjalanan ke delapan kota, kami pun berusaha mencatat perjalanan ini secara pribadi. Catatan-catatan tersebut dikumpulkan, dan menjadi sebuah buku berjudul Delicious Rot: Sebuah Memoar.
Yang spesial, kami juga memamerkan artefak dan dokumentasi kami melalui pameran seni dan film dokumenter, yang juga ikut meramaikan gelaran Bandung Design Biennale bulan Oktober ini.
Siapa saja yang sudah digandeng oleh Parti Gastronomi untuk menjalankan program kulinernya?
Kebanyakan adalah teman-teman kami sendiri. Sejauh ini kami mengerjakan bersama-sama dengan modal pertemanan. Dokumentasi apik yang ada dalam buku dan film dokumenter, dihasilkan dari jerih payah kawan-kawan kami "Jugglers".
Lalu, pameran perjalanan kami dikurasi dan dikreasikan dengan sangat apik oleh kawan-kawan Fries and Sauce, juga House of the Sun. Kemudian, sempat juga kawan-kawan dari Lazy Susan meramaikan pameran kami. Cukup banyak yang menemani, rasanya seru sekali.
ADVERTISEMENT
Pesan apa yang ingin disampaikan lewat Parti Gastronomi?
Bahwasanya semua cerita tentang perut merupakan cerita yang populer, dan bisa diperbincangkan di setiap waktu.
Parti Gastronomi Foto: Dok. Parti Gastronomi
Menurut Parti Gastronomi, langkah apa yang bisa dilakukan anak muda dalam melestarikan budaya dan kuliner Nusantara?
Tergantung dari peran setiap orang. Yang menjadi pedagang, ceritakanlah dengan sangat menarik, jadikan pangan lokal menjadi tuan rumah.
Yang menjadi penikmat, jadilah konsumen yang bijak, dan bicarakan kuliner lebih dari apa yang tersaji di meja makan.
Menurut kalian, apa cerita tentang kuliner Nusantara yang paling menarik?
Hmmm, sulit. Tapi, kami masih memiliki projek idealis dengan memasak semua resep yang ada di Mustikarasa.
Parti Gastronomi Foto: Dok. Parti Gastronomi
Sekarang kan banyak orang yang sudah jarang masak di rumah, restoran pun lebih banyak yang serba instan. Bagaimana menurut Parti Gastronomi? Apakah kuliner Indonesia ke depannya masih bisa sustain?
ADVERTISEMENT
Nenek moyang kita menjadi salah satu yang unggul dalam mengolah bahan yang tersedia di sekitarnya. Memasak sendiri adalah cara bertahan hidup.
Selain itu, dengan mawas diri atas kemampuan memasak; artinya kita juga lebih mawas diri terhadap semua faktor yang menyokongnya. Bagaimana sulitnya bahan makanan datang dari petani hingga ke pasar basah di sekitaran kita.
Baik buruknya kualitas dari bahan makanan tersebut pun menjadi sesuatu yang bisa tentukan sendiri.
Kami tidak anti dengan pembelian makanan melalui aplikasi pesan antar. Karena jika dilihat dari perspektif pelaku usaha, makin marak yang mencoba peruntungan dengan berbisnis makanan. Artinya, budaya memasak tidak akan hilang.
ADVERTISEMENT
Namun, jika dilihat dari sudut pandang perorangan ada sebuah kemunduran yang mungkin akan terjadi perlahan; yaitu berkurangnya pengetahuan kita akan bahan pangan, dan kemampuan membuat atau memproses makanan.
Yang kita konsumsi akan homogen sesuai dengan pilihan yang ada dilayar smartphone kita, dan pelan-pelan keberagaman kuliner Indonesia yang kita banggakan akan pelan-pelan berkurang, karena tidak lagi dikonsumsi oleh masyarakatnya.
Seperti apa pandangan Parti Gastronomi dalam lima tahun ke depan?
Kalau cita-cita lima tahun kedepan Parti Gastronomi sih, kami ingin terus meneliti serta mendokumentasikan bahan pangan dan makanan khas Indonesia.