Pemilik Kedai Kopi di Yogyakarta Curhat soal Fenomena Rojali

20 Juni 2024 18:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kedai kopi atau coffee shop. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kedai kopi atau coffee shop. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena "rojali" alias rombongan jarang beli ternyata semakin marak menyambangi kedai kopi di Yogyakarta. Hal ini disampaikan oleh salah seorang pemilik kedai kopi yang curhat soal keresahannya terhadap rombongan satu ini.
ADVERTISEMENT
Pemilik akun Instagram @agus_arrya menumpahkan keluh kesahnya melalui video curhat yang dia unggah Jumat (14/6). Laki-laki yang juga memiliki kedai kopi bernama Kopi Pakpho tersebut geram karena rombongan jarang beli tersebut yang semakin marak di kafe-kafe di Yogyakarta.
"Rojali adalah rombongan jarang beli, istilah ini didapat dari orang-orang yang sering datang ke kedai kopi atau coffee shop, tapi tidak order hanya numpang duduk dan WiFi," terangnya dalam video tersebut.
Lebih lanjut, @agus_arrya mengatakan rojali ini didominasi oleh "oknum-oknum" mahasiswa yang sering melakukan diskusi di sebuah kafe atau kedai kopi.
Dia juga menyebutkan bahwa rojali memiliki ciri-ciri seperti datang sendiri atau berdua dan akhirnya bertambah menjadi banyak orang.
Nahasnya, setiap pelayan menawarkan menu, ada saja alasan rombongan ini untuk menunda. "Setiap kita tawarin menu jawabannya selalu masih nunggu," tambah @agus_arrya .
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, setelah ditunggu ternyata rekan-rekan rojali ini malah membawa makanan dan minuman dari luar kedai kopi atau kafe. "Setelah kita menunggu ternyata temannya itu membawa es teh dan cilok dari luar," tuturnya.
Lantaran geram, sebagai pemilik kedai kopi @agus_arrya menyarankan untuk para rombongan rojali ini jika pengin mengadakan rapat atau diskusi lebih baik di tempat makan lain.
"Sedikit saran buat rojali ini lain kali kalau mengadakan rapat atau diskusi mending di depan bakul cilok wae, gelar tiker malah syahdu, oke," pungkasnya.
Wah, bagaimana menurut kamu soal rojali ini?