Positif Corona, Seorang Pasien di New York Kehilangan Nafsu Makan Secara Drastis

3 Juli 2020 12:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tidak nafsu makan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tidak nafsu makan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Begitu tulis seorang perempuan berusia 29 tahun dikutip dari laman Eat This.
ADVERTISEMENT
Rupanya, pasien positif virus corona tak hanya mengalami gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, atau sesak napas, melainkan juga kehilangan nafsu makan. Bahkan perempuan yang tak mau disebutkan namanya tersebut juga mengalami mati rasa pada indera pengecapnya.
Awalnya, perempuan yang tinggal di Brooklyn itu mengalami batuk kering dan demam pada suatu malam, disertai pula perubahan suhu tubuh dengan cepat. Namun, ia hanya menduga bahwa itu flu biasa; karena gejalanya benar-benar sama seperti biasanya ia sakit flu. Ia juga sempat merasakan sesak di dada, namun hanya berasumsi bahwa itu akibat stres.
Ilustrasi sesak napas Foto: dok.shutterstock
Namun, meski awalnya beranggapan hanya sakit biasa ia tetap melakukan skrining virtual dengan dokter pribadinya, yang juga menyarankan untuk segera melakukan tes di rumah sakit NYU Langone. Malam itu pun, ia langsung pergi untuk melakukan tes COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Anehnya, usai melakukan tes saya merasa lebih baik. Tetapi 12 jam kemudian, saya diberi tahu bahwa saya positif," ungkapnya.
Semenjak mengetahui bahwa ia positif corona, ia pun menyadari beberapa hal; yakni perubahan kesehatan mental, fisik, dan nafsu makan. Perempuan yang masuk kategori odp itu mengaku memiliki nafsu makan yang menurun secara drastis dan mengalami mati rasa pada lidahnya.
Gejala nafsu makan ini bahkan ia alami lebih lama dari gejala lainnya. Di beberapa hari pertama, ia mengaku hanya bisa mengonsumsi roti tawar dan selai kacang. Jika mengonsumsi makanan lain, maka ia akan langsung memuntahkannya.
Nafsu makan menurun Foto: Pixabay
Ia juga mengaku merasa begitu lemas, sehingga tak mampu memasak makanan sendiri; padahal ia sudah menyiapkan sejumlah bahan makanan untuk persiapan karantina di apartemennya.
ADVERTISEMENT
Selama karantina ia juga mengutamakan untuk selalu minum air sebanyak mungkin. Termasuk sesekali menyeduh teh dengan madu. Ia juga mengonsumsi minuman dengan elektrolit dan vitamin, seperti Gatorade, Pedialyte, dan Emergen-C.
Nafsu makannya kembali membaik di minggu kedua karantina. Ia mengaku sudah bisa mengonsumsi mac and cheese, pizza, bahkan pasta. Ia pun sudah kembali menikmati minuman favoritnya yakni kopi.
Ia benar-benar mendapatkan energi baru untuk kembali bisa beraktifitas, termasuk dengan memasak pasta dan ayam. Indera perasanya pun sudah kembali normal setelah minggu kedua isolasi.
Akibat kehilangan nafsu makan selama menderita COVID-19, ia mengatakan kehilangan berat badan hingga 10 pounds atau setara 4,5 kilogram.
"Saya cukup beruntung karena memiliki kasus dengan gejala yang tak terlalu buruk. Hanya saja yang membebani pikiran adalah apakah saya telah menyebarkan penyakit ini ke orang lain?" tanyanya.
ADVERTISEMENT
Selama masa karantina, perempuan ini juga mengaku tak mau membaca berita hingga mematikan media sosial untuk mengurangi kecemasan. Ia juga menyarakan, bila kamu mengalami gejala yang sama seperti dirinya, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter dan lakukan karantina mandiri sesuai dengan anjuran yang ada.
Ia juga mengingatkan bahwa kita semua bisa saja terlibat dalam rantai virus corona. Maka itu, tetaplah jaga kesehatan, cuci tangan, jaga jarak, dan stay at home!
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.