Pria Ini Sudah 5 Tahun Jual Pizza di Atas Gunung Berapi yang Masih Aktif

13 Desember 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chef David Garcia menyajikan pizza kepada wisatawan di gunung berapi Pacaya di Guatemala.
 Foto: Johan Ordonez/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Chef David Garcia menyajikan pizza kepada wisatawan di gunung berapi Pacaya di Guatemala. Foto: Johan Ordonez/AFP
ADVERTISEMENT
Apa yang terlintas di pikiranmu saat mendengar makanan ekstrem? Sebagian mungkin membayangkan santapan dari hewan-hewan yang tak biasa, bukan? Tapi bagaimana jika yang dimaksud adalah pizza?
ADVERTISEMENT
Ya, di Guatemala, seorang chef bernama David Garcia membawa konsep makanan ekstrem ke level yang benar-benar berbeda. Selama lima tahun terakhir, Garcia menjual langsung pizza di atas gunung berapi Pacaya, gunung berapi aktif yang terakhir kali meletus pada Mei 2021.
“Saya pernah menjual segalanya, mulai dari es krim hingga sayuran, tetapi saya tidak pernah membayangkan bahwa gunung berapi akan menjadi awal kesuksesan kuliner saya,” ujar Garcia kepada The Times UK seperti dikutip dari New York Post, Kamis (12/12).
David Garcia, Chef di Guatemala yang memasak pizza di atas lahar panas. Foto: Johan Ordonez/AFP
Tak hanya sekadar menjual, Garcia juga memanggang pizzanya di atas aliran lava panas yang mengalir dari gunung tersebut. Untuk melakukannya, ia mengenakan perlengkapan pelindung seperti sarung tangan tahan panas dan kacamata.
ADVERTISEMENT
Memilih lokasi ekstrem seperti gunung berapi aktif untuk berjualan pizza tentu bukan tanpa risiko. Garcia bercerita bahwa ia pernah menghadapi situasi berbahaya akibat aktivitas vulkanik.
"Pernah suatu kali, gunung berapi mengeluarkan banyak sulfur. Ketika kami turun, kami mengalami mimisan. Jadi, kami menutup restoran selama 15 hari," ujar dia.
Chef David Garcia memeriksa pizza yang dia masak di sungai lava yang turun dari gunung berapi Pacaya di bukit Cerro Chino di kotamadya San Vicente Pacaya, Guatemala. Foto: Johan Ordonez/AFP
Menurut Garcia, risiko seperti ini menjadi bagian dari kesehariannya. Selain menghadapi panas lava, ia juga harus memantau aktivitas vulkanik secara berkala untuk memastikan keamanan dirinya dan para pelanggannya.
Namun, meskipun berisiko, pizzeria miliknya tetap menarik banyak wisatawan yang penasaran dengan pengalaman mencicipi pizza yang dipanggang langsung di atas lava.
Bahkan jika sebelumnya ia membuka usahanya hanya dua hari seminggu, kini pizzerianya beroperasi hingga lima hari. Garccia juga mengaku melayani berbagai kelompok mulai dari anak-anak, acara perusahaan, hingga pesta pernikahan.
Chef David Garcia membawa alat untuk membuat pizza di gunung berapi Pacaya di Guatemala. Foto: Johan Ordonez/AFP
Salah satu wisatawan, Sojourner White, bahkan merencanakan perjalanan khusus dari Wisconsin ke Guatemala untuk mencoba pizza ini.
ADVERTISEMENT
"Saya sedikit gugup. Maksudnya, seharusnya saya lebih takut, tetapi saya terlalu terpukau...Baru saat saya duduk dan makan pizza, saya sadar ini gunung berapi aktif. Mungkin bukan pengalaman solo travel yang paling aman, tapi pizzanya enak sekali," kata dia.
Namun, profesor Matthew Watson, ahli vulkanologi dari Universitas Bristol, mengatakan meskipun restoran milik Garcia menarik, tapi ia mengingatkan bahwa wisata semacam ini memerlukan kewaspadaan tinggi.
“Saya tidak yakin banyak orang benar-benar memikirkan seberapa berbahaya aktivitas wisata di Guatemala. Jujur saja, ini seperti ‘Wild West’" ujar Watson.
Ya, menurut Garcia, Guatemala sebenarnya memiliki tiga gunung berapi aktif yang menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh dunia. Salah satunya adalah Gunung Berapi Pacaya, tempat di mana Garcia, membuka restorannya.
ADVERTISEMENT
"Gunung Berapi Pacaya cukup ramah dan hingga batas tertentu memungkinkan dirinya untuk disentuh dan dikagumi," tambah Garcia.
Kalau kalian tertarik buat coba juga gak, nih?