Punya Nafsu Makan Berlebih dan Gangguan Tidur? Waspada Night Eating Disorder

21 Mei 2020 18:34 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makan Tengah Malam  Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Makan Tengah Malam Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Kamu pernah merasakan gangguan tidur di malam hari? Mulai dari insomnia, kaki bergerak saat tidur, kebiasaan tidur sembari makan, hingga narkolepsi atau mudah tidur di mana saja.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Dyani Pitra Velyani, Sp.KJ., dalam kesempatan KulZoom bersama LightHouse, sebanyak 50 persen penduduk di dunia pernah mengalami gangguan insomnia dan biasanya lebih banyak terjadi pada perempuan. Ditambah lagi insomnia ini sering dialami pada penduduk usia lanjut.
Tahukah kamu, bahwa insomnia yang disertai dengan gejala peningkatan nafsu makan bisa menyebabkan night eating disorder? Gangguan ini merupakan kombinasi dari kebiasaan makan berlebih di malam hari dan kesulitan untuk tidur.
Ilustrasi Insomnia Foto: Shutterstock
Gejala dan tanda yang bisa dilihat adalah rendahnya nafsu makan di pagi dan siang hari. Kemudian dorongan untuk makan cenderung lebih tinggi saat makan malam hingga menjelang waktu tidur.
Tanda lainnya adalah, seseorang mengalami insomnia dalam kurun waktu 4-5 hari dalam satu minggu dengan perasaan yang cenderung depresi di malam hari. Kemudian untuk menghindari suasana tersebut, kamu butuh makanan untuk menjadi comfort food dan syarat supaya bisa tidur nyenyak atau kembali terlelap.
ADVERTISEMENT
Night eating syndrome atau NES cukup banyak terjadi di dunia. “Lumayan banyak, dengan perbandingan 1 dari 100 orang di dunia bisa mengalami gangguan ini. Dan biasanya, terjadi pada 1 dari 10 orang yang mengalami obesitas,” ungkap Dr. Vely.
Orang dengan gangguan NES biasanya menghabiskan hingga setengah porsi makan dalam sehari di kala malam, alias tidak bisa mengendalikan pola makan sehari-hari. Hal itu dilakukan sebagai overkompensasi dari diet yang tidak sehat ketika pagi sampai sore hari.
Ilustrasi mencari makanan di Kulkas. Foto: Shutterstock
Dilengkapi dengan gejala depresi, kamu bisa mengalami NES ini. Biasanya ditunjukkan dengan suasana hati yang menurun, kehilangan minat, kehilangan energi dan gangguan konsentrasi, rasa putus harapan, hingga merasa tidak berdaya dan berharga.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan hormon kortisol yang mampu membuat metabolisme tubuh menjadi kacau. Namun, kamu bisa mengatasinya dengan pemeriksaan dan terapi nutrisi dengan rencana latihan fisik rutin dan melakukan manajemen stress.
“Tata laksana dari NES ini adalah terapi yang komprehensif, jadi melibatkan dokters spesialis, gizi klinik, ahli gizi, dan juga dokter olahraga, psikolog, dan psikiater,” paparnya.
Namun untuk mencegahnya, kamu bisa menjaga pola makan yang kaya dengan antioksidan tinggi, dan mengandung mikro nutrien; seperti makanan yang mengandung vitamin C, D, dan E. Kamu bisa mulai memperbanyak konsumsi alpukat, almond, pepaya, brokoli, salmon, hati sapi, dan makanan sehat lainnya.
Tak hanya itu, Dr. Vely juga menyarankan setiap orang dengan gangguan NES ini untuk memperbaiki pola tidurnya. Di antara lain dengan tetap bangun pagi, berjemur 15 menit setiap pagi, hingga mengurangi kafein di malam hari.
ADVERTISEMENT
“Di sisi lain kamu juga harus rajin menjaga proporsi comfort food, yakni dengan pembagian 10 persen saja, selebihnya harus diimbangi dengan asupan makanan sehat,” tutupnya.
Reporter: Anselma Hesti