Riset: 93% Masyarakat Indonesia Konsumsi Camilan buat Jaga Kesehatan Mental

8 Maret 2022 18:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mondelez Indonesia mengajak masyarakat untuk menerapkan #JamNgemil. Foto: Dok. Mondelez Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Mondelez Indonesia mengajak masyarakat untuk menerapkan #JamNgemil. Foto: Dok. Mondelez Indonesia.
ADVERTISEMENT
Umumnya orang menyantap camilan sebagai pengganjal lapar kala belum waktunya makan besar. Atau, kita juga mengonsumsi camilan sambil mengisi waktu luang kala santai. Tapi, rupanya pola ngemil ini mengalami perubahan selama pandemi.
ADVERTISEMENT
Seperti saat konferensi pers virtual Mondelez Indonesia (8/3) membeberkan alasan masyarakat Indonesia ngemil selama pandemi bukan karena lapar atau iseng belaka. Terlebih ini ada kaitannya dengan kesehatan mental mereka. Melalui survei tahunan Mondelez International “The State of Snacking” menemukan sebanyak 93 persen responden masyarakat Indonesia mencari camilan untuk meningkatkan kesehatan mental.
Persentase ini lebih tinggi dibandingkan data global yang tercatat yaitu 75 persen. Selanjutnya, 72 persen responden juga mengatakan bahwa motivasi utama mereka dalam memilih camilan adalah sebagai hadiah untuk diri mereka sendiri atau self-reward. Sedangkan 61 persen responden juga setuju bahwa camilan adalah salah satu cara untuk melepaskan beban diri setiap harinya, sehingga menjadi suatu kebahagiaan bagi seseorang.
Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi, yang hadir dalam konferensi virtual juga ikut menjelaskan pentingnya camilan terhadap kesehatan mental manusia.
Mondelez International kembali meluncurkan survei The State of Snacking yang kali ini memasuki tahun ke-3. Foto: Dok. Mondelez Indonesia.
“Kebutuhan akan ngemil banyak muncul untuk meredam stres dan mencari kenyamanan yang dibutuhkan ketika jeda atau menyelesaikan pekerjaan, terutama bagi milenial dan Gen Z. Hal tersebut sangatlah mungkin, karena secara biologis perilaku makan atau ngemil dapat menyalakan reward system di otak yang menghasilkan hormon bahagia (dopamin),” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Saskhya menuturkan seseorang yang memberikan self award kepada dirinya akan jauh merasa lebih bahagia dan lebih semangat dalam melakukan sesuatu.
Meskipun berdalih sebagai hadiah untuk diri sendiri, tentu porsi camilan pun perlu dibatasi agar tak berlebihan. Hal ini pun dikatakan oleh Rizky Kurniawan, Head of Category Plan and Activation Mondelez Indonesia yang juga mengingatkan, “para konsumen juga harus memperhatikan porsi ngemilnya.” Dengan begitu kamu juga tetap menjaga kesehatan.
Khrisma Fitriasari Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia menambahkan berdasarkan survei yang telah mereka temukan, maka itu perusahaan camilan ini turut mengajak masyarakat untuk menerapkan kebiasaan makan sesuai jam yang tepat; yaitu, bagaimana kamu bisa meluangkan dan memanjakan diri dengan makan camilan agar merasa lebih senang dan terapresiasi.
Mondelez Indonesia mengajak masyarakat untuk menerapkan #JamNgemil. Foto: Dok. Mondelez Indonesia.
Sebelumnya, Mondelez Indonesia menerapkan kampanye #NgemilBijak tahun lalu. Inisiatif ini pula mendorong masyarakat agar bisa meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan juga pikiran. Khrisma mengatakan, “momen #JamNgemil sebaiknya diterapkan secara #NgemilBijak (mindful snacking), yakni dengan sepenuhnya fokus akan momen ngemil tersebut, sehingga dapat menyadari kebutuhan tubuh, dan mendapatkan manfaat baik dari camilan untuk membahagiakan diri.”
ADVERTISEMENT
Survei “The State of Snacking” yang telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut ini memang memiliki tujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen, dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan baik fungsional maupun emosional, pada konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya.
“Mondelez Indonesia berharap hadirnya survei The State of Snacking, serta inisiatif #JamNgemil ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat agar bisa meraih manfaat tersebut bagi tubuh maupun pikiran, utamanya di masa pandemi yang tak menentu ini,” tutup Rizky.
Reporter: Ade Naura Intania